satuju pisaaaaan...

saya pelanggan xl sejak 2003 dengan nomor 08179041159.
tiga bulan lalu saya beralih ke xplor. karena katanya
lebih irit. memang saya merasakan xplor lebih irit.
tetapi nampaknya xplor belum melengkapi dengan
pelayanan kepada konsumen dengan baik. komplain
saya....

1. kesulitan akan mengisi pulsa xplor jika limit telah
habis. masa setiap kali bayar tagihan selalu
diingatkan kalo pulsanya baru akan nambah tiga atau
dua jam lagi. 
2. sekitar satu pekan lalu sisa limit saya ukul 22.30
sekitar rp 36.000. malam itu hp saya matikan. tetapi
ketika pagi@ saya nyalakan sisa limit saya tinggal 0.
padahal kan xl bisa bersikap elegan dengan mengirimkan
sms pemberitahuan, kalo limit saya sudah mau habis.
tidak asal ambil pulsa orang dong.       



--- alfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> ----- Original Message -----
> From: Herman Mantiri
> To: [EMAIL PROTECTED] ;
> [EMAIL PROTECTED] ;
> [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, March 28, 2007 8:34 AM
> Subject: [volvo-jc] KECEWA DENGAN PELAYANAN OPERATOR
> XL
> 
> 
> Merdeka !
> 
> Harusnya dengan bijak management XL qq TM Company
> Sdn
> Berhad menanggapinya .
> Rasanya sangat tidak adil bila TM Company hanya mau
> mengeruk keuntungan tanpa mau memperhatikan layanan
> kepada pelanggan.
> 
> Apakah hal yang sama juga TM Company lakukan di
> Malaysia?
> 
> Haruskah dibedakan antara layanan di Malaysia dan
> Indonesia?
> Bila demikian maka hendaknya kita sama2 himbau
> kepada
> pemerintah RI untuk bertindak tegas kepada investor
> yang menerapkan standar ganda dalam memberikan
> layanan
> kepada pelanggannya, artinya ini juga perlu dikaji
> untuk layanan Singtel (sebagai pemegang saham di
> Indosat dan Telkomsel).
> 
> Dulu keluhan ini juga sering saya alami, namun saat
> saya menjadi pelanggan premium, makin kecil keluhan
> saya terhadap XL.
> Padahal berkali2 juga saya himbau ke management XL :
> JANGAN BEDAKAN LAYANAN KEPADA PELANGGAN.
> 
> Lebih lanjut untuk kepentingan bersama dan demi
> perbaikan layanan kepada pelanggan maka saya akan
> dukung semua usaha positif (termasuk class action
> apabila perlu) tidak hanya kepada XL, tetapi kepada
> semua operator telepon selular di Indonesia.
> 
> Note :
> Maaf untuk moderator mail list, tak ada maksud untuk
> menjelekkan salah satu operator selular, namun
> hendaknya ini menjadi masukan untuk lebih baik
> memberikan layanan kepada pelanggannya. Dan tentunya
> bagi mail list member yang pernah alami kejadian
> sejenis, bisa saling berbagi pengalamannya.
> 
> --- kautsar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Jakarta, 17 March 2007
> >
> > Kepada Yth.
> >
> > PT. Excelcomindo Pratama
> >
> > Jakarta
> >
> > Perihal: Complain ! Semakin lama pelayanan XL
> makin
> > mengecewakan.
> >
> > Dengan hormat,
> >
> > Saya telah berlangganan XL sejak tahun 2001, baik
> > prabayar maupun pasca
> > bayar, meskipun nomor XL saya berganti-ganti.
> Sempat
> > kecewa dengan pelayanan
> > XL pada tahun 2004 dan berganti dengan kartu
> Mentari
> > selama lebih kurang dua
> > bulan. Tetapi karena keterikatan yang kuat dengan
> XL
> > dan keluarga saya di
> > Surabaya yang sering saya hubungi adalah juga
> > pelanggan XL, maka saya
> > kembali memakai XL.
> >
> > Tetapi akhir-akhir ini, pelayanan XL sungguh
> > sangat-sangat mengecewakan.
> > Terkesan XL tidak berusaha menjaga loyalitas
> > pelanggan lamanya, tetapi malah
> > sibuk mencari pelanggan baru. Bila kebijakan
> seperti
> > ini yang terus
> > dilakukan, boleh jadi XL mendapat pelanggan baru,
> > tetapi mereka tidak akan
> > bertahan lama setelah merasakan pelayanan XL dan
> > kembali beralih ke operator
> > lain.
> >
> > Adapun pelayanan yang saya rasa sangat
> mengecewakan
> > tersebut adalah:
> >
> > 1. Sinyal XL akhir-akhir ini sangat
> > jelek.
> >
> > Saya tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sudah
> > beberapa bulan ini saya
> > menghubungi karyawan saya sesama XL yang masih di
> > daerah sekitar, yaitu Utan
> > Panjang, Jakarta Pusat selalu ada suara dengung
> yang
> > sangat mengganggu. Apa
> > lagi jika sudah berada di tempat kerja saya,
> Gedung
> > Summitmas II Jl.
> > Sudirman No. 61, sinyal lebih parah. Di dalam
> toilet
> > lantai tiga, sinyal
> > selalu hilang, padahal operator GSM lain masih
> bisa
> > digunakan.
> >
> > 2. Operator 818 sulit dihubungi, apa lagi jika ada
> > masalah.
> >
> > Beberapa hari yang lalu (sayangnya saya lupa
> > mencatat tanggalnya) nomor
> > saudara saya di Kemayoran, Jakpus (0818 597 746)
> > tiba-tiba tidak dapat
> > digunakan sekitar pukul 20.00. Dia mencoba
> > menghubungi operator 818 dari
> > nomor saya, tetapi tidak diangkat selama lebih
> > kurang 20 menit. 20 menit !
> > Saya menduga saat itu banyak complain yang masuk
> ke
> > operator untuk
> > menanyakan hal yang sama sehingga operator
> > memutuskan untuk menggantung saja
> > semua panggilan masuk ke operator. Meskipun
> keesokan
> > paginya sudah kembali
> > normal, tidak seharusnya operator tidak menjawab
> > panggilan selama 20 menit.
> >
> > Saya yakin sikap operator ini disebabkan karena
> > kejadian sekitar bulan
> > Nopember - Desember 2006 yang lalu, dimana
> jaringan
> > XL sangat buruk dan
> > hubungan bisa tiba-tiba terputus. Operator saat
> itu
> > tidak dapat memberi
> > jawaban yang memuaskan atas pertanyaan pelanggan,
> > kapan gangguan tersebut
> > dapat diatasi.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > 3. Promo Rp 25/detik, untuk siapa?
> >
> > Saya heran, untuk siapakah promo ini ditujukan?
> > Pelanggan lama XL memakai
> > XL-nya lebih ditujukan untuk menghubungi
> orang-orang
> > dekatnya yang sering
> > dihubungi, yang sama-sama menggunakan XL. Begitu
> > pula yang terjadi pada
> > pelanggan operator lain.
> >
> > Saya mencoba memahami strategi XL. Menurut saya,
> > manajemen mencoba menarik
> > pelanggan operator lain agar berpindah ke XL
> dengan
> > imbalan, "jika anda
> > menghubungi operator lain, tarifnya murah kok."
> > Tetapi tahukah XL variabel
> > apa yang menjadi pertimbangan dia dalam memutuskan
> > untuk berpindah? Menurut
> > saya variable yang pertama adalah, mudah dan
> > murahnya dalam menghubungi
> > sesama XL. Yang kedua baru pertimbangan murahnya
> > menghubungi ke operator
> > lain.
> >
> > Nah di sinilah kekeliruan cara berpikir XL,
> variabel
> > yang pertama justru
> > tidak digarap, malah variable kedua yang
> diutamakan.
> > Jika variable pertama
> > saja sudah tidak memenuhi syarat, apakah ada
> peluang
> > variable kedua untuk
> > dipertimbangkan ? Memang ada peluang bagi variable
> > kedua, tapi itu karena
> > calon pelanggan hanya bisa menilai variable
> pertama
> > setelah dia merasakan
> 
=== message truncated ===



 
____________________________________________________________________________________
Bored stiff? Loosen up... 
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
http://games.yahoo.com/games/front

Kirim email ke