Message dari Mas Kaboel di bawah mengingatkanku ketika menjelang ngerekam acara Kidungan di Berbah-Sleman, Jogja, Rabu minggu lalu.
Yaitu tentang celoteh Ki Sondong Mandali (KSM) di hadapan mBah Doelkaeni Zakeus tentang sifat dasar budaya Jawa. Lho, kok jauh... Lha iya wong dalam ingatanku tertuju kepada manajemen keindahan orang Jawa sejak jaman dahulu. Khususnya yang diwujudkan dalam seni batik. Batik sendiri mungkin sekali bukan asli Jawa, boleh jadi juga asli. Hanya saja akan selalu ada perbedaan pokok antara pola batik klasik Jawa dengan batik-batik lain, termasuk batik Malaysia yang konon sudah memegang hak patent. (Kalau batik Jawa klasik, ya lantas siapa pemegang patennya, tak iya. Ya mirip lah dengan tempe yang patennya dipegang oleh salah seorang guru-besar Jepang di Kurashiki, misalnya). Saya yakin batik yang mengglobal itu tidak sama dengan pola batik jawa. Sebab batik jawa banyak yang diangkat dari dari fenomena alam, dan biasanya jauh dari kekejaman dan kebrutalan. Ada pola tirta- tejo misalnya, yang diangkat dari keindahan pelangi. Ada pola kawung yang diangkat dari susunan serasi dari 4 biji buah kawung (polong) yang ditata ber- temu 'bongkot' menyudut mendiagonal. Ada pola babon-angrem... lho? Di mana indahnya ayam mengeram? Ialah pada saat si babon diganggu. Maka dia akan mekrok mengembangkan sayap dan bulu-bulu lehernya selayaknya ayam jago yang akan bertarung. Lalu tentang keindahan peperangan. Perang kok indah? Iya kalau terjadi pada dunia hewan. Hewan itu yang diangkat adalah ayam jago dan burung merak. Tak ada peperangan yang seindah ayam jago dan "tantang-tantangan" semenarik dua merak jantan berebut betina... hehehe. Pakaian perang sendiri ada polah batiknya yaitu "parang rusak" Lalu ada simbol "merah putih" yang diangkat dari keindahan menjulurnya "sulur gadung" (lung gadung) yang ketika muda semburat berwarna merah. Dipadu dengan kebersihan putihnya mahkota melati, menjadi pola batik GADHUNGMLATI, berlatarkan warna kehijauan. Dan masih banyak lagi pola-pola batik yang diangkat dari keindahan alam. Tentang kekejaman yang sangat dihindarkan dalam seni budaya jawa adalah fenomena "Kerbau Berik" dan "Peperangan Bima-Duryudana". Tak ada hewan yang seganas kerbau ketika berantem. Maka ytak ada satupun pola batik dan seni musik yang diangkat dari "kerbau ngamuk" yang ada Kebogiro, menggambarkan kecepatan kerbau ketika bekerja "membajak sawah", tentunya. Tak ada keganasan cerita perang yang melebihi perangnya Bima melawan Duryudana di akhir Baratayuda. Bima yang golongan ksatria bisa menjadi ganas melebihi binatang buas, dengan menghancur-luluhkan lawannya (kalau model mahabarata jawa, lho. kalau india mah hanya sampai pokoknya Duryudana dicurangi dengan dipukul gada paha kirinya, lalu ditinggal pergi tanpa eksekusi lanjut!). Maka dalam adegan perang terakhir Pandawa-Kurawa itu, digunakan iringan gamelan paling lembut dengan iringan gending yang paling menghanyutkan. nuwun.... --- "Amir S. Dewana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Singkat kata, Malaysia akan mengekspor produk bvatiknya. Kemudian matilah batik Indonesia (notabene batik Solo, batik Yogyakarta, batik Pekalongan, batik Tuban, batik Cirebonan, batik Garut, dsb). Suka nggak suka perempuan Indonesia sudah tidak akrab lagi dengan batik. Perempuan Indonesia awalnya adalah konsumen terbesar batik. Mengapa? Karena mereka mengenakan batik, di suku Jawa sebutannya berbusana jarikan. Paling tidak mereka mengenakannya kalau pergi kondangan pernikahan, atau ketika mereka jadi pengantin. Lha sekarang kan nggak lagi, karena apa yang disebut busana muslimah bisa disebut semakin populer. Bulan April tahun ini juga pernah saudara sepupu menikah, meski asli Jawa (Kebumen). Dia tidak mengenakan busana Jawa komplit seperti kebanggaan generasi sebelumnya, tetapi busana muslimah, tepatnya busana pengantin muslimah tanpa kain kebaya. Memang saudara sepupuku itu hidup di lingkungan santri kental. Ya, meninggalkan kain batik memang tidak melanggar HAM, itu hak siapapun. Tetapi mata kita sudah tidak pernah melihat lagi gadis-gadis gandes luwes manis berbusana batik Jawa meski jarang karena moment-2 tertentu (dhi. pernikahan). Bagaimana ini para pemerhati kelestarian batik, misalnya mBah Soeloyo, Ki Denggleng Pagelaran dan Ki Sondong Mandali yang sangat akrab dengan budaya Jawa?? Begitu kan bapak-bapak?? Salam, Kaboel > [][][][][][][][][] ===== mBah Soeloyo ===================================== Suradira Jayaningrat Lebur dening Pangastuti Ojo lali: http://www.geocities.com/soeloyo/ mampir ke:http://www.geocities.com/ulerkambang/ __________________________________ Do you Yahoo!? The all-new My Yahoo! - Get yours free! http://my.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/