--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Mas Ikra,
> Mas silakan saja memilih monogami, namun mas tak bisa mengatakan 
>poligami dilarang. 



DH bagaimana seorang wanita bisa berhati dingin tanpa hati nurani 
begini ya?

Sudah baca ini?


Inilah Suara Hati Anak Korban Bapak Bepoligami
Melly Febrida - detikcom

Jakarta - Beristri lagi jelas bikin senang kaum bapak. Tapi bagaimana
nasib anak-anak mereka. Trauma! Bahkan sampai ada yang sulit
mengucapkan maaf lahir batin saat Lebaran tiba.

Hal menyakitkan itu dialami Mujib Hermani (27), yang bapaknya menikah
lagi ketika dia masih kecil. "Saya tahu bapak kawin lagi saat kelas 1
SD," ungkap Mujib di Yayasan Jurnal Perempuan, Jalan Tebet Barat 8,
Jakarta Selatan, Sabtu (9/12/2006).

Mujib yang bersaudara 11 orang ini mengaku masih trauma dan marah
terhadap bapaknya. "Bahkan saudara-saudara saya sampai sekarang sulit
menyampaikan ucapan maaf lahir batin saat Lebaran," ungkap dia.

Saat itu, imbuh dia, kondisinya sangat tidak mengenakkan, karena
ayahnya seorang tokoh agama di NTB.

"Beberapa kali ibu ingin cerai, tapi tidak pernah dikabulkan karena
bapak saya tokoh agama. Entah inspirasi dari mana, ibu saya
memutuskan pindah agama kalau tidak bisa bercerai," ujar dia.

Karena posisi ayahnya yang cukup terpandang itu, beberapa tokoh agama
di daerah tersebut merespons dan merapatkannya. Akhirnya orangtuanya
bercerai dan dia tinggal dengan ibunya.

Sementara Lely Nurrohmah dari Pusat Pendidikan dan Informasi Iklan
Hak-hak Perempuan menuturkan, berdasarkan penelitiannya untuk tesis,
poligami dapat menimbulkan kekerasan terhadap anak.

"Bahkan ada salah satu anak yang memilih tidak menikah karena trauma
terhadap kehidupan keluarganya," kata dia.

Dalam penelitiannya, Lely mengambil beberapa sampel di Jawa Barat dan
di pengadilan agama. Dari situ diketahui, suami-suami yang memilih
berpoligami biasanya melakukan hal itu tanpa izin, dan strategi
mereka biasanya berbohong kepada istri pertamanya. (umi/sss)






Kirim email ke