wah  rupanya lo bisa juga mikir bener Sur?
begini dong jangan kayak yang lain di otaknya cuman ada tahi dan tahi doang, 
akhirnya tahinya diubah jadi Tuhan...hahaha.....haha....
bener kaum proletar harus lo sadarin menjelang pemilu ini.

awas jangan ikut0ikutan lagi ngebahas TAHI ANJING kayak member proletar lainnya

n.b 
jangan merasa dipuji lo, gw gak muji lo!, gw cuman secara logis ngeliat lo di 
postingan lu, lu udah bertindak lebih mencerahkan, daripada postingan lu 
sebelumnya



----- Original Message ----
From: gsuryana <[EMAIL PROTECTED]>
To: proletar@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, October 18, 2008 18:19:01
Subject: [proletar] Pemilu dan Massa Pemilih ( 2 )


Massa Pemilih saat ini bisa dibilang hanya dibutuhkan dukungan suara didalam
bilik pemilihan suara, setelah pesta pemilihan usai kehidupan berjalan
kembali seperti sedia kala.
Hal ini terlihat dari dua kali pemilu Legislatif ( 1999 dan 2004 ) dan 
pemilu yang akan datang ( 2009 ), dimana masyarakat masih diberi pilihan 
banyak partai yang sebenarnya malah membuat pening kepala, terutama setelah 
masuk kamar bilik pemilih, dimana harus memberi 1 pilihan pada masing masing 
lembar dari 3 lembar kertas pilihan dengan isi yang hanya dikenal lambang 
partai semata.
( Untuk daerah khusus seperti Jakarta hanya memilih 2 lembar, untuk DPR 
Pusat dan DPRD ).

Dengan situasi dan kondisi seperti ini, penjelasan mengenai pengetahuan
politik menjadi bukan lagi prioritas, sedang untuk jangka panjang hal
seperti ini tentunya kurang baik untuk pembelajaran politik.

Sayangnya hal hal yang berhubungan dengan politik justru sering kali
diabaikan, sehingga massa pemilih pada akhirnya lebih memilih kepentingan
jangka pendek, dimana seperti pepatah habis manis sepah dibuang, tak berbeda 
banyak dengan yang dialami oleh masyarakat awam politik.

Dengan sistim pemilihan yang ada saat ini dimana seorang pemilih dalam kurun
waktu 5 tahun harus memberikan suaranya minimal 5 kali mengakibatkan
kebosanan dan kerancuan berfikir, semisal untuk memilih Walikota/Bupati
seorang pemilih akan diberi pilihan mencoblos seorang calon yang didukung
koalisi beberapa partai politik, sedang disaat lain harus memilih satu
partai saja, tanpa penjelasan mengenai koalisi dan tidak memahami apa itu 
koalisi mengakibatkan kebingungan dan pada akhirnya menimbulkan apatisme 
untuk memilih dan mengakibatkan meningkatnya golput.

Untuk yang sudah memahami politik, memang tidak menjadi masalah, dan bagi
yang tidak memahami politik terutama dari kader partai akan mengakibatkan
kinerja partai menjadi tidak maksimal.

Semisal sebuah partai nasionalis berkoalisi dengan partai agamis, untuk
kader partai militan dari kedua kelompok ini akan sulit bersinergi terutama
di kalangan bawah, karena pada saat pemilu Legislatif setiap kader secara
tidak langsung dibekali kelemahan kelemahan dari partai saingannya.
Bilamana kader partai militan saja sudah setengah hati bekerja, apalagi
dengan masyarakat pemilih yang memang tidak memahami politik.

Dengan situasi dan kondisi seperti ini pemilu bisa dibilang memang menjadi
pesta yang benar benar sebuah pesta semata, sedang pembelajaran politiknya
sendiri masih berjalan tersendat sendat, dimana setelah usai pemilihan
kondisi masyarakat kembali ke kesibukan seperti biasanya.
Hal ini juga mengakibatkan massa pemilih bisa berubah ubah dari satu partai 
ke
partai lain, karena situasi dan kondisi yang berjalan selain tidak
berkesinambungan dan konsisten juga kurangnya program nyata dari peranan
partai politik.

Tidak sedikit atribut yang dipakai untuk massa kampanye yang nilainya tidak 
sedikit sebagian menjadi mubazir seperti bendera, spanduk, iklan dimedia 
massa dan baliho, sedang untuk atribut seperti kaus akan tetap dipakai bila 
partainya minimal memiliki suara yang cukup significant sedang bila 
perolehan suara kurang maksimal akan membuat malu pemakainya.

Atribut partai yang diterima masyarakat pemilih tentunya tidak sama di
setiap wilayah, karena adanya image wilayah tersebut sudah dikuasai oleh
partai tertentu, sedang di dalam kenyataan hal demikian belum tentu terjadi
di semua wilayah, karena banyaknya partai akan membuat masyarakat pemilih
memiliki beberapa pilihan, tinggal kemampuan kader partai di wilayah
tersebut dalam mendekati para pimpinan dimasyarakat sekitarnya.

Memiliki kemampuan mendekati tokoh nasional yang memiliki basis massa besar
bukan menjadi jaminan sebuah pemilu menjadi menang, semisal ditahun 2004
lalu dimana pada pemilihan Presiden Megawati berpasangan dengan Hasyim
Muzadi tidak memperoleh suara sesuai dengan jumlah massa NU yang merupakan 
suara terbanyak didalam sebuah pemilu, hal ini terjadi karena peranan 
Toga/Tokoh Agama setempat tidak dirangkul dengan baik oleh kader partai
dibawahnya, sedang didalam proses pemilu Toga tidak tergantung dengan
pimpinan hierarki agama yang sudah mendukung Mega & Hasyim.
Sayangnya pendekatan ditingkat atas kurang dibarengi dengan di tingkat 
bawah, sehingga terjadi miss komunikasi dan adanya pikiran kurang dihargai 
di tingkat yang lebih bawah.

Pemilihan umum baik Pilkada, Legislatif maupun Presiden saat ini memang
lebih banyak menjadi pesta semata, tak heran angka golput menjadi pilihan
dari beberapa kelompok masyarakat, dan sekali seorang Tomas memilih golput,
secara tidak langsung akan membawa masyarakat di sekitarnya akan menjadi
golput.

Sedang golput biarpun menjadi pilihan yang tidak melanggar hukum, pada
akhirnya akan membuat masyarakat banyak sadar bahwa golput sebagai salah
satu keputusan karena apatisme dengan situasi politik secara umum yang
berjalan tanpa arah yang jelas.

Khusus untuk masyarakat yang memilih golput pada dasarnya berwawasan 
Nasionalis, karena dari masyarakat agamis pada umumnya sudah mempunyai 
pilihan partai politik yang berbasis agama, sehingga partisipan untuk 
memilih menjadi tinggi.

Akhir kata pemilu akbar Legislatif dan Presiden akan berlangsung di tahun
2009, semoga partai partai yang sedemikian banyaknya menjadi peserta pemilu
mampu meneruskan visi dan misi partai nya kepada masyarakat pemilih dengan
bahasa awam yang mudah dimengerti oleh masyarakat pemilih, sehingga pemilu 
sebagai salah satu syarat berdemokrasi bisa dipahami oleh masyarakat awam.

sur.
http://indolobby. blogspot. com..

http://indolobby. blogspot. com

[Non-text portions of this message have been removed]

    

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke