Itulah beda dunia islam dan dunia Nasrani..

Orang Nasrani, sekarang ini, bisa saja kesal, bisa saja protes
terhadap bermacam gambaran yang diberikan orang tentang Yesus...

Tapi main bakar kedutaan atau main bom sungguh jarang sekarang ini
mereka  lakukan karena orang ngomong macam-macam tentang Yesus.

Sedangkan di dunia Islam adalah kelaziman bikin onar bila ada orang
yang berani-beraninya bikin gambar yang rada "mirign" tentang nabi
sundel mereka yang bertabaiat buas, kejam, keji, ganas, zalim, nista
lagi biadab itu.


--- In proletar@yahoogroups.com, ayub yahya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagaimana seandainya nanti juga akan ada film yang bercerita tentang
nabi muhammad saw... misal judulnya : Kehidupan Muhammad di Mata
Kristen Belanda
> Kira-kira ummat muslim bisa ga yaa menerimanya ?!
> Kalo seandainya bisa menerima ... it's okay.
> Tapi kalo tidak.... makin ramai dunia ini dengan hujan bom oleh para
teroris
> Bisakah ummat islam berdialog dengan logika ?! ... mengingat ajaran
mereka tuh penuh doktrin... ummat muslim tidak boleh berpikir, mutlak
harus percaya bhw muhammad adalah rasul.. sementara ini ajaran2
muhammad makin dicurigai, ajaran yang memusuhi yahudi dan orang kafir.
> 
> AY
> 
> 
> --- On Sun, 12/7/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [proletar] Kehidupan Yesus di Mata Sutradara Muslim Iran
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Date: Sunday, December 7, 2008, 4:40 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             http://www.republik a.co.id/berita/ 184.html
> 
> 
> 
> Kehidupan Yesus di Mata Sutradara Muslim Iran
> 
> By Republika Contributor
> 
> Kamis, 17 Juli 2008 pukul 17:41:00 
> 
>  
> 
> 
> 
> "Ini Yesus," kata seorang pria.
> 
> 
> 
> Yesus, yang ditunjuk pun duduk di samping kawannya, Nader
Talebzadeh. Nader ialah sutradara Iran yang saat ini membesut film
"Jesus Spirit of God", film terbaru bertema kisah hidup Isa Al Masih
dalam versi Islam. Tokoh yang oleh umat Nasrani dipercaya sebagai
messiah, anak Tuhan yang disiksa kaum Judah dan pengabar kedatangan
Muhammad sebagai utusan terakhir, diperankan oleh Ahmad Soleimani-Nia,
pria yang dipanggil Yesus tadi, ketika sang sutradara mengenalkan
aktor utamanya kepada publik
> 
> 
> 
> "Saya berdoa untuk umat Kristiani. Mereka salah memahami. Suatu
hari, mereka akan menyadari kebenaran cerita yang sesungguhnya, " ujar
Nader saat diwawancarai oleh Los Angeles Times, April silam. Kini film
Nader telah mengikuti seleksi di beberapa festival film Internasional
dan dipasarkan secara meluas.
> 
> 
> 
> Untuk menggarap film Jesus Spirit, Nader mengaku mengambil acuan
dari naskah Al Qur'an dan ajaran Barnabas-yang oleh banyak pelajar
Barat dianggap sekedar dongeng fabel era pertengahan. Premis yang
diusung dalam film ini bisa ditebak, Yesus ialah penyebar kasih sayang
dengan mukjizat keajaiban, tapi tidak mati disalib dan tidak bangkit
dari kematian. Nader memang ingin memberi pesan, jika Kristen,
kepercayaan yang dianut lebih dari 2 milyar umat dan inti dari
mayoritas filosofi barat ialah berdasar hal yang salah.
> 
> 
> 
> Nader yang tumbuh di Iran saat pemerintahan Shah Mohammed Reza
Pahlevi menuturkan jika di tahun 1970 dirinya hijrah ke Amerika dan
menimba ilmu di American University, Washington, DC dan Colombia
University, New York. Ia mengaku menyaksikan momen-momen protes anti
perang terhadap Vietnam dan mundurnya Richard Nixon, di Negara Paman
Sam tersebut
> 
> 
> 
> Saat itu Iran masih menjadi sekutu Amerika. Status berubah di tahun
1979, ketika Ayatollah Ruhollah Khomeini memimpin revolusi Islam dan
menempatkan ulama di pucuk pimpinan serta sempat menyandera 52 warga
Amerika selama 444 hari.
> 
> 
> 
> "Saya kembali ke Iran dengan perasaan bahwa ada salah paham yang
besar dari Barat tentang negara saya. Iran dipropaganda hitam,"ujar Nader
> 
> 
> 
> "Jika ada satu hal yang ingin saya lakukan dalam hidup ialah membuat
film ini," ungkap sutradara yang memenangkan penghargaan Dialog Antar
Kepercayaan di Religion Today Film Festival, Italia, 2007 silam. "Saya
tidak berkata Yesus tidak disalib. Tuhan yang melakukan. Itu semua ada
di Al Qur'an. Film ini dibuat dengan keyakinan. Saya mencoba
membuatnya seindah yang saya bisa," imbuhnya
> 
> 
> 
> Ia sendiri berharap jika film 35-milimeter besutannya mampu memulai
dialog antar agama. "Kita harus bergabung bersama dalam dunia
informasi serba cepat, tidak untuk memberi pemahaman distorsi. Kita
harus berkata, 'Sudahkah anda melihat pintu ini untuk mengetahui
kebenaran tentang Yesus," ujar Nader
> 
> 
> 
> Beberapa warga Amerika telah 'mengintip' melalui pintu Nader. Film
tersebut telah diputar empat kali di depan publik Amerika dan
baru-baru ini diseleksi untuk mengikuti Festival Film Philadelphia,
AS. Ia mengatakan jika sebenarnya banyak orang yang menerima dengan
pikiran terbuka dan bahkan tergelitik dengan pertanyaan sejarah dan
agama yang ditimbulkan 
> 
> 
> 
> Jesus Spirit ini nyaris dibuat selama sepuluh tahun. Ia keluar saat
perdebatan keras retorika antara Washington dan Tehran dan pemisahan
antara Islam dan Barat yang telah menghasilkan situs-situs online
jihad, bermacam rekaman apokalipse di DVD, editorial kartun Nabi
Muhammad, saw, dan terakhir rekaman Osama bin Laden yang menantang
Pope Benedict XVI untuk "perang salib baru" melawan Islam.
> 
> 
> 
> Sejak dulu agama memang menjadi inti dari ketegangan antara Timur
dan Barat. Kondisi tersebut diperparah dengan perang budaya yang lebih
luas ketika simbol dan teks suci diserang dan dimanipulasi dalam
internet, film dan TV kabel,. Film Belanda terbaru yang diproduksi
golongan sayap kanan misalnya, membandingkan Al Qur'an dengan "Mein
Kampf" milik Adolf Hitler. Film tersebut menggambarkan Islam sebagai
agama kekerasan. Sebagai balasan, blogger asal Saudi memposting video
yang menunjukkan jika Injil dapat dimaknai sebagai dokument strategi
perang
> 
> 
> 
> Nader pun memahami jika Yesus versi filmnya berada di wilayah yang
rentan dan sensitif. Seorang blogger Kristen dengan marah menuliskan
jika banyak kesalahan dalam pemahaman sang sutradara akan Yesus dan
Kekristenan. "Itu hanyalah salah satu propaganda Setan yang tidak
memang tidak memiliki tujuan nyata dalam hidup,"
> 
> 
> 
> Durasi asli serial sepanjang 1000 menit ini diedit dalam format DVD
kasar seharga $5 perkepingnya, dan TV Iran siap menyiarkan. Menyajikan
tokoh Isa sebagai nabi yang menyampaikan ajaran agama, bergerak dalam
cahaya lembut dan senandung khudus ditengah hiruk-pikuk kaum Bani Israil.
> 
> 
> 
> Narasi dan dialog yang disajikan berdasarkan ajaran Islam dan Injil
Barnabas, kitab terakhir-yang menurut sutradara-disembuny ikan oleh
otoritas gereja agar tidak mengganggu stabilitas iman umat Kristen. 
> 
> 
> 
> Banyak pelajar mempercayai jika gospel atau ajaran Kristen,( tidak
termasuk karya kanonik di awal Gereja Katholik) yang ditulis beberapa
abad kemudian ialah turunan dari Barnabas. Kitab tersebut memang
beririsan dengan cerita-cerita Mathius, Markus, Lukas, Yohannes namun
tidak menulis keberadaan Yesus sebagai anak Tuhan.
> 
> 
> 
> Cerita Barnabas beresonansi dengan kaum Muslim yang mempercayai
ajaran Al Qur'an jika, Isa lahir dari perawan, bukan Tuhan melainkan
salah satu dari lima rasul besar.
> 
> 
> 
> Dalam film tersebut Nader juga menunjukkan jika Yesus bangkit menuju
Surga sebelum prajurit Romawi mendatangi. Judas, salah satu murid
Yesus yang berkhianat berubah mirip sang guru dan dialah yang disalib.
Berdasar kepercayaan Islam, Yesus saat ini hidup dan akan kembali
untuk mengalahkan iblis.
> 
> 
> 
> "Barnabas ialah mata rantai yang hilang, dan dunia masih belum siap
untuk menerimanya kembali. Itu ialah bagian teks yang harus kita lihat
dan kaji pula," kata Nader,
> 
> 
> 
> Nia Sang "Yesus"
> 
> 
> 
> Dia ialah Muslim Iran yang sangat mirip dengan imej Yesus versi
Hollywood bahkan versi Renaisan. Ahmad Soleimani-Nia telah memerani
tokoh Yesus selama tujuh tahun, memelihara rambut dan janggutnya tetap
panjang
> 
> 
> 
> Melihat raut mukanya, Nia-begitu aktor utama ini kerap disapa-sangat
mirip bintang rock tahun 1970-an. Dia tidak pernah berakting
sebelumnya, namun kulitnya yang terang dan sudut wajahnya yang tajam
bercampur dengan ciri Timur Tengah, mampu menggabungkan estetika Barat
dan spirtualitas Timur
> 
> 
> 
> Dalam kehidupan nyata, Nia tinggal di Tehran. Dia dulu adalah
anggota tentara angkatan darat Iran dan menjadi ahli besi dalam Badan
Energi Atom Iran, yang dituduh pemerintah Bush kedok bagi pengadaan
senjata. Itu merupakan fakta ironi bagi masyarakat barat khususnya
Amerika Serikat
> 
> 
> 
> Fakta ini mungkin mengganggu beberapa warga Amerika, terutama dari
sayap kanan. Namun sepertinya tidak akan semengganggu pesan yang
disampaikan oleh film itu sendiri, yaitu Yesus tidak disalib dan tidak
bangkit dari kematian.
> 
> 
> 
> "Saya tidak pernah ingat mengapa saya begitu terlibat dengan peran
ini," kata Nia, pria yang lahir di bagian barat Iran dekat wilayah
Kurdistan Irak. "Itu bermula ketika saya masih kecil, usia 7 atau 8
tahun. Saya melihat lukisan Leonardo da Vinci 'Last Supper' dan saya
diidentikkan dengan Yesus. Dia selalu bersama saya sejak itu. Dalam
lingkungan saya, dengan rambut panjang dan jenggot tebal, saya
dianggap sebagai Yesus," tuturnya.
> 
> 
> 
> Nader si sutradara sendiri sempat melontarkan canda ketika ia tengah
mencari pemeran utama namun tak kunjung mendapatkan. Menemukan Nia
ternyata berawal dari ketidaksengajaan. Menurut Nader, suatu hari,
asistennya menunjuk Nia yang sedang melintas di sebuah jalan dan
berteriak. "Aku temukan Yesus mu!"./itz
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
>       
> 
>     
>     
>       
>        
>       
>       
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       
> 
> 
>       
>       
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>



------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke