Dunsanak kasadonyao, iko ado bacaan rancak, untuk refreshing : alam
takambanag menjadi guru.

Zoer'aini

Mencari Kearifan Masa lalu

Oleh: Emil Salim

 Di Lahat, sebuah kota kecil di pinggir sungai Lematang, Sumatera Selatan
saya masuk sekolah dasar. Di sekeliling kota masih tumbuh hutan lebat. Dan
pohon duren tumbuh bebas di pinggir jalan dan dalam hutan. Tiap kali sehabis
hujan deras dengan angin kencang, bersama teman-teman kami masuk hutan
mencari buah duren yang banyak berjatuhan ditimpa angin.
     Pada tiap hari Sabtu guru kelas saya di Sekolah Dasar suka mengajak
murid-muridnya berjalan-jalan masuk hutan, di kaki bukit. Serelo yang
tersohor di daerah. Sambil berjalan di hutan, guru menjelaskan berbagai
peranan pacet penghisap darah manusia, yang rupanya juga berguna bagi
manusia sebagai penunjuk arah matahari karena sifat kepala pacet selalu
mencari kehangatan. Dan dengan mengetahui letak arah matahari, sekaligus
kita memiliki kompas alami penunjuk jurus Utara-Timur-Barat-Selatan. Guru
juga mengajak muridnya belajar "minum madu" dari sejenis bunga sebagai
pengganti air bila kita tersesat. Dan mencari sisa makanan beruk di tanah
untuk memperoleh petunjuk jenis buah mana bisa dimakan
manusia. Karena apa yang bisa dimakan monyet dapat pula dimakan manusia. Dan
sambil bertualang guru bercerita tentang hutan sehingga dalam alam fikiran
saya hutan itu menjadi buku pembuka
rahasia alam. Secara selang seling pada hari-hari Sabtu berikutnya guru
membacakan buku pada jam pelajaran terakhir. Guru pandai membawakan suaranya
sehingga pelaku dalam buku terasa hidup. Guru suka membacakan isi buku Karl
May menceritakan petualangan Old Shatterhand dengan kawan karibnya Winnetou,
kepala Suku Appachen. Tetapi guru saya ini cerdik. Ia mengambil adegan dalam
bab yang
mengasyikkan dan seru. Pada sa'at cerita mencapai klimaksnya dan Winnetou
tertembak lalu guru berhenti membaca dan mempersilahkan kita membaca
sendiri. Bisalah dibayangkan bahwa kita berebutan
mencari buku, tidak saja dalam perpustakaan sekolah tetapi juga di toko-toko
buku.
     Akibat pengaruh gurulah saya menjadi "kutu buku" membaca semua buku
karangan Karl May dan mengenal tokoh-tokoh Old Shatterhand, Winnetou,
Kara-ben-Nemsi dan lain-lain. Lalu bersama teman-teman di waktu libur kita
menjelajahi hutan di sekitar Bukit Serelo dan sepanjang sungai Lematang
untuk berlaku-gaya sebagai Old Shatterhand. Daging semur dari dapur kita
bungkus untuk dipanggang di hutan meniru gaya para Indian membakar daging.
Kami bikin tanda-tanda sepanjang jalan yang dilalui agar tidak sesat
di hutan nanti. Kami mencoba menghidupi daya khayal cerita bacaan menjadi
kenyataan. Dan hidup terasa begitu tenteram mengasyikkan. Karena benang
merah yang ditonjolkan dalam buku-buku Karl May adalah
"kedamaian, keikhlasan, keadilan, kebenaran dan ketuhanan." Setelah selesai
saya membaca buku "Kematian Winnetou" saya termenung dan air mata meleleh.
Alangkah agungnya pribadi Winnetou,
kepala suku Indian Appachen ini.
     Puluhan tahun kemudian, ketika saya ditugaskan mengembangkan lingkungan
hidup di tanah-air, ingatan pada cerita Karl May bangkit kembali. Hutan
tidak lagi dilihat sebagai obyek pengusaha HPH, tetapi sebagai "rumah besar"
bagi segala makhluk yang hidup. Maka terbayang di mata saya peranan pacet,
bunga pemberi madu, monyet dll. Terpampanglah keterkaitan antara hubungan
manusia dengan hutan sebagaimana tergambarkan pada besarnya peranan hutan
bagi Winnetou dan suku Apachennya.
Tapi hidup di abad "modern" telah "memakan" hutan alami untuk disubstitusi
dengan "hutan buatan manusia." Namun bisakah "hutan buatan manusia" ini
masih menumbuhkan keterkaitan akrab antara manusia dengan alam-buatan ini?
Akan mungkinkah "kedamaian, keihlasan, keadilan, kebenaran dan ketuhanan"
ini ditumbuhkan dalam hutan buatan manusia? Akan mungkinkah tumbuh sosok
tubuh seperti Winnetou yang mempersonifikasikan berbagai ciri-ciri kehidupan
asri ini?
      Dalam bergelut dengan tantangan permasalahan ini, ingatan saya kembali
pada "dunia alamnya" Old Shatterhand, Winnetou dan Kara-ben-Nemsi. Mencari
kearifan di masa lalu untuk bekal menanggapi tantangan masa depan. (15
September 2000)

Wassalam



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke