Sdr. Enif, infoko sangat bermanfaat untuk urang2 penderita kanker, mudah2an
Allah akan mencatat suatu point yang akan dibawa diakhirat nanti , karano
ilmu yang bermanfaat salah satu amal yang tetap akan mengalir setelah ajal.

Sdr. Enif, banyak macam  ubek atau tanaman yang berkhasiat yang kito danga,
namun kadang2 seseorang akan terbentur dengan jenis tanaman. karano lain
daerah lain istilahnyo, kalau buliah kito tau jenis kaladi namaa kiro2
tanamanko kalau indak marepotkan bisa dikirimkan gambarnyo, jadi infoko akan
labieh jaleh bisa kito samapikan kapado yang mabutuhkannyo, atau mungkin
suatu saat nanti ado nan paralu, atau mungkin tanman ado tubuah dipakarangan
kito, dari pado dibuang labieh baiek kan dipaliharo.
tarimokasih atas infonyo.
Wassalamualaikum WW


----- Original Message -----
From: "ENIF" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, April 24, 2002 4:03 PM
Subject: [RantauNet] Fw: Obat kanker (fwd)


> Pak Yan Taufik,
> iko ado informasinyo. mudah-mudahan bermanfaat dan madapek petunjuk Allah
> swt,
>
> Enif
>
> >From: "Rudy Cia" <[EMAIL PROTECTED]>
> >Subject: Obat kanker (fwd)
> >Date: Tue, 23 May 2000 17:26:43 GMT
> >
> >Subject: Obat Kanker
> >
> >Satu Lagi, Tanaman Ajaib Penyembuh Kanker (1) Keladi Tikus, ditemukan di
> >Pekalongan Satu lagi tanaman ajaib ditemukan di Indonesia. Namanya
"keladi
> >tikus".
> >Ia terbukti bisa membunuh berbagai jenis sel kanker dalam waktu
> >relatif singkat. Di Malaysia, tanaman ini sudah dikembangkan oleh seorang
> >profesor ahli kanker dan telah berhasil membantu ribuan pasien di seluruh
> >dunia.
> >Dilly Wibowo, SURABAYA
> >
> >Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat
> >memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman
"keladi
> >tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang
> >dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai
> >penyakit berat lain.
> >
> >Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 sentimeter ini
> >hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung.
> >"Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs. Patoppoi
> >Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia.
> >
> >Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.
> >Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains
> >Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan
> >kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari
> >Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan
> >berbagai negara di dunia.
> >
> >Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan,
> >Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker
> >payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah
> >kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus
> >menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk
> >menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. "Sebelum menjalani
> >kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu)
karena
> >kemoterapi akan mengakiban kerontokan rambut, selain kerusakan kulitdan
> >hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.
> >
> >Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus
> >berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan
> >informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati
> >kanker.
> >"Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh
> >tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi.Ketika sedang berada di
> >sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan
membaca
> >buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live
> >karangan
> >Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca
> >sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan
> >buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang
ke
> >Indonesia," kenang Patoppoi sambil tersenyum.
> >
> >Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
> >Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat
> >Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman
tersebut.
> >Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat,familinya di
> >Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan
> >tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan
> >mempelajarinya
> >lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran
> >tanaman yang ditemukannya itu.
> >
> >Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan
> >bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar
> >tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi.
> >(bersambung)
> >
> >Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai
> >memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku
tersebut
> >untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni
> >Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.
> >"Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di
> >pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman
> >tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi
ayahnya
> >saat itu.
> >
> >Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi
> >mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya
> >berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu
> >makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni. Setelah tiga bulan
meminum
> >obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil
> >pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter
di
> >Jakarta," kata Patoppoi.
> >
> >Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang
> >diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah
> >memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi. Setelah
> >diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun
mendukung
> >pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya.
> >
> >Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping
> >kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya
tiga
> >bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali. "Tetapi karena
> >sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara
> >terang-terangan
> >penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif,"
> >sambung Boni sambil tertawa.
> >
> >Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan
> >keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi
Dr.
> >Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak
> >terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan
tanaman
> >ini di Indonesia. Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi
> >mereka
> >tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh,"
sambung
> >Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan
> >dalam
> >bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan
> >agar
> >kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata
> >membantu
> >penderita kanker di Indonesia.
> >
> >Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis
> >mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos,
> >Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan,
> >pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu
> >pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku
> >tersebut.
> >Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.
> >
> >"Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar
> >Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan.
> >Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah
> >ada sekitar 300 orang yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat di
> >Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo. Pasien pertama yang berhasil adalah
> >penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter
> >mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil
> >menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah
> >membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama
> >kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu
> >dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.
> >
> >Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi
> >berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direkt
> >Jenderal
> >Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi
dapat
> >menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia. Di kantor Pusat Cancer Care Penang,
> >Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset
tanaman
> >yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia.
> >
> >Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi
> >tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut,
> >serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker.
> >
> >Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan
> >perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi,
> >Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer
> >Care
> >Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care,
> >yaitu di Jl. Kayu Putih Empat No. 5, Jakarta, telp. 021-4894745, dan di
> >Buduran, Sidoarjo.
> >
> >Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut
secara
> >lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk
> >pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya
> >dengan dosis tertentu.
> >
> >"Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.
> >Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang
> >menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui
> >fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami
> >fax-kan.
> >Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus
> >obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit
> >Malaysia," lanjut Boni. "Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat,
> >kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu,
> >Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran." tambahnya.
> >
> >Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh
> >salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker
> >ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat
> >sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya ini.
> >
> >Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi
> >pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan
> >dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan
> >radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan
> >gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker
> >ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi
> >tikus
> >untuk >membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini,
tidak
> >ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien
> >tersebut
> >kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena
> >menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia.
> >
> >Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai
> >pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun"
> >atau dokter-dukun.
> >"Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan
> >modern," kata dokter tersebut.
> >
> >Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan
> >bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan
> >sabu-sabu di Surabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat
kanker
> >paru-paru.
> >Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut
> >mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care.
> >Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat
> >mengeluarkan
> >racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan
> >pada narkoba tersebut. "Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun
> >dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti
> >akan
> >timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi,"
> >sambung Boni sambil tertawa.
> >
> >Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan
> >kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah
> >tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat
> >kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan. Menurut
> >data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan
adalah
> >berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker
> >payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher
> >rahim,tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas,
> >dan hepatitis. Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan
> >milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi
> >dunia kesehatan.
> >
> >Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut sehubungan dengan
> >artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan lembaga sosial "Cancer
> >Care Indonesia" beralamat di Jl. Kayu Putih Empat no. 5 Jakarta, tlp :
> >489-4745.
> >______________________________________________
> >
> >
>
> ________________________________________________________________________
> Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
>
>
>
> RantauNet http://www.rantaunet.com
>
> Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
> ===============================================
> Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
> http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
>
> ATAU Kirimkan email
> Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
> Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
> -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
> -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
> Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
> ===============================================

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke