On 3/28/07, Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Beberapa catatan, Pak Saaf.
> TANTANG AMBO MAMPANTANYOKAN BABARAPO ASPEK TANTANG > MASALAH WARISAN KO ADOLAH KARANO ISLAM INDAK MAMINTAK > KITO UNTUAK BATAQLID BUTO, > Tunduk kepada hukum Allah dan Rasul-Nya bukanlah taqlid buta. Taqlid buta adalah mengikuti suatu pendapat tanpa dalil. > APOLAGI POSISI AKAL DALAM ISLAM CUKUIK DIHARAGOI TINGGI. INDAK ADO > AGAMO BAGI URANG NAN INDAK BARAKAL, BAITU KIRO-KIRO KAIDAHNYO. > Kedudukan akal dalam Islam adalah tunduk kepada wahyu. Akal sepatutnya digunakan untuk hal-hal yang manusia perlu kreatif misalnya dalam teknologi namun tidak digunakan untuk melampaui batas misalnya mengubah hukum Islam. Yang masalah adalah ketika manusia menggunakan akalnya secara terbalik. BTW, ungkapan "Tidak ada agama untuk yang tidak berakal" adalah hadits palsu (lihat Silsilat adh-Dha'ifah I hadits no. 370). Dari tulisan seorang teman, dinukilkan dari Abul Muzhaffar As-Sam'ani rahimahullah ketika menerangkan Aqidah Ahlus Sunnah: "Adapun para pengikut kebenaran mereka menjadikan Kitab dan Sunnah sebagai panutan mereka dan mencari agama dari keduanya. Apa yang terbetik dalam akal dan benak, mereka hadapkan kepada Kitab dan Sunnah. Kalau mereka dapati sesuai dengan keduanya, mereka terima dan bersyukur kepada Allah di mana Allah perlihatkan hal itu dan memberi mereka taufik-Nya. Tapi jika tidak sesuai dengan keduanya, maka mereka meninggalkannya dan mengambil Al Kitab dan As Sunnah kemudian menuduh salah terhadap akal mereka. Karena sesungguhnya keduanya (Al Kitab dan As Sunnah) tidak akan menunjukkan kecuali kepada yang hak sedang pendapat manusia kadang benar kadang salah." (Al-Intishar li Ahlil Hadits hal. 99) Contoh makhluq yang celaka karena akal adalah iblis ketika dia menolak perintah Allah dengan pendapatnya: "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah"." (QS. al-A'raaf 7:12) Semoga kita dapat menggunakan akal kita pada tempatnya. Allahu Ta'ala a'lam. Wassalaamu 'alaykum, -- Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim (l. 1400 H/1980 M) --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Kami mengundang sanak untuk hadir dalam acara: "Wartawan mengajak Berdoa Bersama untuk Keselamatan Negeri" pada tanggal 8 April 2007 jam 08:00 di Masjid Istiglal. Acara ini terpicu oleh musibah terbakarnya Ustano Pagaruyuang dan Gempa di Sumbar. Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---