Jadi nan manulih artikel di Kompaih tu Pak
Dotoghanduih Suryadi, ughang Sunua, Piaman tu?

Baa kaba Pak Dotoghanduih kini ko? Alah dapek gala
Doto?

--- Admin RantauNet <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sanak Suryadi iko dulu pernah jadi anggota di
> Palanta RantauNet. Ambo cc kan
> ka baliau mudah-mudahan bisa manjadi diskusi yang
> lebih menarik lagi.
> >Dapua RantauNet
> 
> 
>   _____  
> 
> From: RantauNet@googlegroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of Datuk Endang
> Sent: 11 November 2007 12:36
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Cc: [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Imam Bonjol, Dikenang
> Sekaligus Digugat
> 
> 
> Sanak Auliah ysh,
> Saya komentari sedikit email sanak untuk klarifikasi
> dan tambahan :
> 
> auliah azza <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Dari milist tetangga sebelah. Apakah Pak Suryadi,
> pihak Kompas perlu diajak
> untuk ikut untuk diskusi ? 
> 
> Kompas sepengetahuan sudah 2 kali untuk tahun ini
> mempublikasikan soal
> Tuanku Imam Bonjol.
> 
> auliahazza.34 
> 
> 
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Nov 10, 2007 5:44 PM 
> Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Imam Bonjol,
> Dikenang Sekaligus Digugat
> To: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Oleh Suryadi
>
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/10/opini/3982078.htm
> ======================
> 
> Selama 62 tahun Indonesia merdeka, nama Tuanku Imam
> Bonjol hadir di
> ruang publik bangsa: sebagai nama jalan, nama
> stadion, nama
> universitas, bahkan di lembaran Rp 5.000 keluaran
> Bank Indonesia 6
> November 2001.
> 
> Tuanku Imam Bonjol (TIB) (1722-1864), yang diangkat
> sebagai pahlawan
> nasional berdasarkam SK Presiden RI Nomor
> 087/TK/Tahun 1973, 6
> November 1973, adalah pemimpin utama Perang Paderi
> di Sumatera Barat
> (1803-1837) yang gigih melawan Belanda.
> 
> DEP:
> Pemimpin utama Perang Paderi pada tahap awal adalah
> Harimau nan Salapan,
> dengan koordinasi awal pada Tuanku Pamansiangan.
> Kemudian menonjol peran
> Tuanku nan Renceh hingga tahun 1820 (1821?).
> Sepeninggal Tuanku nan Renceh, baru Tuanku Imam
> Bonjol mengambil alih peran
> kepemimpinan, hingga kepemimpinan perjuangan semesta
> semenjak 1833.
> 
> Namun, baru-baru ini muncul petisi, menggugat gelar
> kepahlawanannya.
> TIB dituduh melanggar HAM karena pasukan Paderi
> menginvasi Tanah Batak
> (1816-1833) yang menewaskan "jutaan" orang di daerah
> itu
> (http://www.petitiononline.
> <http://www.petitiononline./>
> com/bonjol/petition.html).
> 
> DEP:
> Telah ditanggapi sebelumnya, saya tanggapi kembali
> terpisah di bawah. Juga
> agar "dipermaklumkan gaya hiperbolik" dari pembuat
> petisi, juga statement
> berikut :
> 
> Kekejaman Paderi disorot dengan diterbitkannya buku
> MO Parlindungan,
> Pongkinangolngolan Sinamabela Gelar Tuanku Rao:
> Teror Agama Islam
> Mazhab Hambali di Tanah Batak, 1816-1833 (2006)
> (Edisi pertama terbit
> 1964, yang telah dikritisi Hamka, 1974), kemudian
> menyusul karya
> Basyral Hamidy Harahap, Greget Tuanku Rao (2007).
> 
> Kedua penulisnya, kebetulan dari Tanah Batak,
> menceritakan penderitaan
> nenek moyangnya dan orang Batak umumnya selama
> serangan tentara Paderi
> 1816-1833 di daerah Mandailing, Bakkara, dan
> sekitarnya (Tempo,
> Oktober 2007).
> 
> Mitos kepahlawanan
> 
> Munculnya koreksi terhadap wacana sejarah Indonesia
> belakangan ini
> mencuatkan kritisisme terhadap konsep pahlawan
> nasional. Kaum
> intelektual dan akademis, khususnya sejarawan,
> adalah pihak yang
> paling bertanggung jawab jika evaluasi wacana
> historis itu hanya
> mengakibatkan munculnya friksi di tingkat dasar yang
> berpotensi
> memecah belah bangsa ini.
> 
> DEP:
> Gelar kepahlawanan "Nasional" harus dilekatkan
> dengan perjuangan "cinta
> tanah air".
> 
> Ujung pena kaum akademis harus tajam, tetapi
> teks-teks hasil
> torehannya seyogianya tidak mengandung "hawa panas".
> Itu sebabnya
> dalam tradisi akademis, kata-kata bernuansa
> subyektif dalam teks
> ilmiah harus disingkirkan si penulis.
> 
> Setiap generasi berhak menafsirkan sejarah
> (bangsa)-nya sendiri.
> Namun, generasi baru bangsa ini—yang hidup dalam
> imaji
> globalisme—harus menyadari, negara-bangsa apa pun di
> dunia memerlukan
> mitos-mitos pengukuhan. Mitos pengukuhan itu tidak
> buruk. Ia adalah
> unsur penting yang di-ada-kan sebagai "perekat"
> bangsa. Sosok pahlawan
> nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Sultan
> Hasanuddin,
> Sisingamangaraja XII, juga TIB, dan lainnya adalah
> bagian dari mitos
> pengukuhan bangsa Indonesia.
> 
> Jeffrey Hadler dalam "An History of Violence and
> Secular State in
> Indonesia: Tuanku Imam Bondjol and Uses of History"
> (akan terbit dalam
> Journal of Asian Studies, 2008) menunjukkan,
> kepahlawanan TIB telah
> dibentuk sejak awal kemerdekaan hingga zaman Orde
> Baru, setidaknya
> terkait tiga kepentingan.
> 
> Pertama, menciptakan mitos tokoh hero yang gigih
> melawan Belanda
> sebagai bagian wacana historis pemersatu bangsa.
> 
> DEP:
> Dalam konteks "Nasional", Pemerintah harus mengakui
> Tuanku Imam Bonjol
> merupakan "Pahlawan Nasional", yang berjuang sebagai
> perintis untuk
> teritorial nusantara (1833-1837).
> Dalam konteks "Minangkabau", masyarakat Minang harus
> mengakui Pasukan Paderi
> sebagai "Pahlawan Lokal", yang berjuang menghempang
> agresi Utara ke ranah
> Minang (1812-1820).
> 
> Kedua, mengeliminasi wacana radikalisme Islam dalam
> upaya menciptakan
> negara-bangsa yang toleran terhadap keragaman agama
> dan budaya.
> 
> DEP:
> Dari sejarah dapat dilihat radikalisme Islam hanya
> muncul dan bereaksi
> terhadap kolonialisme/imprealisme dan
> neo-kolonialisme/imprealisme.
> 
> Ketiga, "merangkul" kembali etnis Minang ke haribaan
> Indonesia yang
> telah mendapat stigma negatif dalam pandangan pusat
> akibat peristiwa PRRI.
> 
> DEP:
> Seharusnya yang diperbaiki adalah "stigma negatif"
> itu.
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Jika anda, kirim email kosong ke >>:
berhenti >> [EMAIL PROTECTED]
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED]
digest: >> [EMAIL PROTECTED]
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke