Taruihan dari urang, diambiak yang elok dan tinggakan yang salah.........takana 
dek ambo tarompa dari hotel yang ambo rasonyo alah mintak ehh.....hilang juo 
dimasajik.......ambo raso yang salah adolah awak surang.................


It's a Wonderful Life


Eileen Rachman & Sylvina Savitri

EXPERD

Personal Growth & Soft Skills Training


 


Ditayangkan di KOMPAS, 5 Januari 2008


 


 


Teman saya pernah mengajarkan, "Bila menghadapi kehilangan, kematian dan 
suasana duka, ucapkanlah 'Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun'. Sebaliknya, bila 
takjub dengan keajaiban dan keindahan alam, menghadapi situasi dan pengalaman 
yang menyenangkan, ucapkan juga kalimat tersebut, yang berarti, "Segala yang 
berasal dari Allah yang Maha Kuasa, akan kembali kepada Allah". Bagi saya 
kalimat ini sangat membantu di saat-saat sangat susah atau sangat senang, 
karena pada saat itulah kita seakan diingatkan kembali bahwa adik, kakak, anak, 
pasangan, rizki, keindahan alam, jabatan, karir, dan sehebat-hebatnya ikhtiar 
kita, adalah "pinjaman" dan "amanah". 


 


Meski sadar bahwa roda kehidupan memang harus berputar, namun begitu cepatnya 
dan semakin sulitnya kita memprediksi 'future' benar-benar bisa membuat kita 
panik, kehilangan pegangan. Kematian Benazir Bhutto, banjir yang melanda 
kota-kota yang biasanya tidak kenal banjir, air pasang yang menyebabkan bisnis 
pariwisata sekitar Kuta terpuruk, global warming, dan belum lagi 
ramalan-ramalan mengenai semakin 'edan'-nya dunia di masa mendatang, benar 
benar membuat hati galau.  Bagi saya, kata 'change' yang dikumandangkan para 
ahli manajemen dan futuris mulai terdengar basi. Baru saja merencanakan 
"action" perubahan, lapangan dan pasar  seakan belut, licin  dan sudah berubah 
lagi.  Tak bisa menghindar, kita memang sudah berhadapan dengan hal-hal tak 
terduga. Dalam situasi serba tak terprediksi, bahkan kekacauan yang mengerikan 
begini, bisakah dan bagaimanakah kita bisa bersikap positif pada  dunia 
kehidupan kita?


 


Be "Present" 


Kata 'Present', berarti 'hadiah' dan juga berarti 'saat ini'. Seorang ahli time 
management, mengatakan bahwa 'being present' (keberadaan kita saat ini) adalah 
'present' (hadiah) terbesar dalam hidup kita. 'Being present' berarti realistis 
dan sadar apa yang ada dihadapan kita, menghargai dan memanfaatkan semua 
'resources' yang kita miliki. Being present atau 'Live your Life', adalah 
nasihat Richard Branson, pemilik Virgin Group pada putra-putrinya ketika ia 
tengah menghadapi maut, agar mereka menghayati betul kehidupan yang tengah 
dilalui sekarang, tidak menyesali masa lalu dan tidak kuatir akan masa depan. 
Tidak pelak lagi inilah pilihan  sikap yang paling sehat dalam menghadapi hidup 
ini.


 


Memilih sikap 'being present' memang mudah dikatakan, tetapi tidak mudah 
dilakukan. Berapa sering pikiran kita melayang dan tidak "konsen" bila sedang 
rapat, mengikuti pelatihan, menghadapi klien, bahkan menghadapi anak sendiri? 
Kita sangat sadar bahwa orang yang paling penting adalah orang di hadapan kita, 
tetapi berapa sering kita menerima panggilan telpon genggam ketika menghadapi 
orang secara tatap muka? Rasanya kita memang masih bisa lebih menghargai 
momen-momen yang sebenarnya  sudah diberikan kepada kita dan lebih memanfaatkan 
sebaik-baiknya .


 


Kita Dibutuhkan oleh Orang Lain


Teman saya yang bermukim di Inggris, tiba-tiba mencari pekerjaan di Indonesia. 
Ketika saya tanyakan alasannya, ia berkata bahwa ia menemani ibunya, yang 
semakin meningkat percepatan "layu"-nya sepeninggal ayahnya. Keluarga, teman 
yang bahkan sudah lebih dekat daripada anggota keluarga, kolega yang sudah 
bersusah-senang bersama kita, adalah "kekuatan" bahkan "mistik" tersendiri yang 
membuat kita bisa menikmati hidup dan menjadikan kita bisa lebih kokoh berdiri 
menghadapi kekacauan, badai, serta cobaan. 


 


Kita sebenarnya bisa menghitung betapa beruntungnya kita bila masih ada teman, 
kakak, adik, suami, istri, anak, atau tetangga yang bisa kita ajak merapatkan 
barisan atau bahkan "holding hands" di kala gundah. Sebaliknya, kesadaran bahwa 
kita bisa memberi support mental kepada anggota keluarga lain, saudara, teman, 
tetangga, akan membuat kita mendapatkan kekuatan dan semangat menolong dobel 
karena keyakinan bahwa kita dibutuhkan. 


Niat Baik adalah Pondasi


Dalam suatu pertemuan, saya mengajak para peserta yang hadir untuk 
mengungkapkan misi dan niat utama dalam bekerja dan dalam hidupnya. Saya cukup 
terkejut, karena ternyata sangat sedikit yang bisa dengan lantang menyebutkan 
niatnya. Entah karena malu, jarang melakukan introspeksi diri atau sekedar 
tidak ingin terbuka. Yang jelas, bila niat kita tidak terbaca, tidak jelas atau 
tidak dimengerti, maka gerak dan langkah kita pasti juga tidak jelas dan 
mengambang. 


Niat seperti, "Saya ingin belajar terus sampai usia 70 tahun","Saya ingin anak 
buah saya sukses", "Saya ingin jadi orangtua yang baik, ketimbang jadi 
profesional yang sukses", atau "Saya ingin berwirausaha bila tabungan saya 
cukup", sebenarnya tidak perlu disembunyikan atau ditutup-tutupi. Asalkan niat 
kita lantang, lurus, bersih dan tidak diwarnai dengan "vested interest", maka 
biasanya kita akan punya pengikut, mendapatkan kawan seperjuangan, bahkan bisa 
melihat persamaan arah dengan orang lain, perusahaan, bahkan Negara. Niat yang 
baik dan kuat bisa menjadi pondasi kita agar tetap berdiri bagai batu karang 
dalam hempasan ombak. Apalagi kalau kita betul-betul berniat untuk 
mencerdaskan, membersihkan dan membela lingkungan, apalagi bangsa.


Jatuh, bangun, terpuruk, sukses akan selalu kita alami sepanjang perjalanan 
hidup kita. Tapi, masih ingatkah Anda film getir "Life is Beautiful" (La vita รจ 
bella) karya sutradara dan aktor kondang Roberto Benigni? Kalau dalam keadaan 
terjepit, hampir terbunuh begitu, ia masih bisa melihat indahnya kehidupan, 
kita pun pastinya bisa menghadapi kompleksitas situasi dunia kita dengan sikap 
yang lebih optimis dan menghayati betapa berharganya hidup ini. 


"Just open your eyes. And see that life is beautiful."(Roberto Benigni)


 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount

-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke