Kan cuma 3 indikator yang buruk: tekanan di bidang kependudukan, protes akibat 
rasa tidak aman kelompok-kelompok minoritas, dan penanganan hak asasi manusia.

Dari 3 indikator di atas, hanya bidang kependudukan yang bisa dinilai secara 
objektif, yang lainnya pasti memakai kacamata barat dan sulit untuk 
dikuantifikasi. Seharusnya dari 12 indikator yang ada, masing2 indikator diberi 
bobot yang berbeda.

Terlepas dari itu, secara ekonomi Indonesia adalah negara yang masuk dalam G20. 
Jika melihat indikator ekonomi, Indonesia lebih pantas masuk Euro Zone 
ketimbang Yunani. Rasanya menyebut Indonesia sebagai negara gagal itu terlalu 
berlebihan.

Wassalam;
Syafrinal


________________________________
 From: Darwin Bahar <dba...@indo.net.id>
To: Palanta Rantaunet <rantaunet@googlegroups.com>; 
padang-panj...@yahoogroups.com; minang...@yahoogroups.com 
Cc: Andiko <andi.ko...@gmail.com> 
Sent: Thursday, June 21, 2012 6:08 AM
Subject: [R@ntau-Net] Peringatan Negara Gagal
 

EDITORIAL Media Indonesia, Kamis, 21 Juni 2012 00:01 WIB     
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/21/327595/70/13/Peringatan-Negara-Gagal
KEKHAWATIRAN sejumlah tokoh nasional dalam berbagai kesempatan tentang gejala 
Indonesia menuju negara gagal bukan isapan jempol. Kian hari, tanda-tanda bahwa 
negara ini semakin berada di ambang negara gagal semakin tampak.
Kita saksikan pemerintah pusat lemah dan tidak efektif mengendalikan pemerintah 
daerah. Kita lihat buruknya layanan publik hampir merata. Kekerasan muncul 
tanpa bisa diatasi oleh negara. Korupsi pun kian menjadi-jadi.
Pertumbuhan penduduk dan arus buruh migran pun nyaris tidak bisa dikendalikan. 
Seiring dengan itu, kesenjangan ekonomi melebar, cadangan pangan menipis, serta 
kemiskinan dan pengangguran masih tinggi.
Karena itu wajar belaka jika hasil riset The Fund for Peace bekerja sama dengan 
majalah Foreign Policy tentang failed state index atau indeks negara gagal 
meletakkan Indonesia di posisi ke-63, yakni posisi 'dalam peringatan' 
(warning). Riset atas 178 negara itu dipublikasikan di Washington DC, Amerika 
Serikat, pada Senin (18/6).
Peringkat itu berarti lebih buruk ketimbang indeks tahun lalu yang menempatkan 
Indonesia di posisi ke-64 dari 177 negara. Lebih buruk, sekalipun masih dalam 
posisi yang sama yakni posisi negara 'dalam peringatan' (warning).
Indeks negara gagal menggolongkan negara dalam empat posisi, yaitu posisi 
'waspada' (alert), 'dalam peringatan' (warning), 'sedang' (moderate), dan 
'bertahan' (sustainable).
Negara gagal adalah negara yang semakin kecil peringkatnya. Negara gagal berada 
di peringkat 1, yakni Somalia, sedangkan negara yang paling sustainable berada 
di peringkat 178, yaitu Finlandia.
Hasil riset terakhir menunjukkan kondisi Indonesia memburuk di tiga indikator 
dari total 12 indikator yang digunakan untuk mengukur indeks negara gagal. Tiga 
indikator itu ialah tekanan di bidang kependudukan, protes akibat rasa tidak 
aman kelompok-kelompok minoritas, dan penanganan hak asasi manusia.
Posisi Indonesia di urutan ke-63 memang masih lebih baik daripada Myanmar 
(urutan ke-21), Timor Leste (ke-28), Kamboja (ke-37), Laos (ke-48), dan 
Filipina (ke-56). Namun, apa hebatnya lebih baik ketimbang mereka? Indonesia 
malah seharusnya malu besar karena telah kalah jauh jika dibandingkan dengan 
Vietnam (ke-96).
Sejak 2005 hingga 2010, Indonesia memang lebih dekat jaraknya dengan posisi 
'waspada' negara gagal. Indonesia bahkan belum pernah di zona 'moderat', dan 
masih mimpi yang jauh sekali untuk masuk posisi sustainable.
Negeri ini memburuk bukan hanya dari segi indeks negara gagal. Dari segi indeks 
pembangunan manusia (human development index) pun peringkat Indonesia jeblok, 
dari 108 pada 2010 ke 124 pada 2011.
Oleh karena itu, sangat bisa dipahami bila dengan caranya sendiri para pemuka 
agama telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap keadaan negara ini. Akan 
tetapi, beragam peringatan itu ditanggapi amat defensif oleh penyelenggara 
negara di Republik ini. Alih-alih mencari solusi, malah ada pejabat yang 
menebar predikat negatif dengan memberi cap 'pengidap mata kalong' kepada 
pemuka agama yang menyerukan penyelamatan negara.
Selama penyelenggara negara, terutama pemimpin negara, tidak mengindahkan 
rupa-rupa peringatan itu, bukan mustahil negara gagal benar-benar menjadi 
kenyataan. Lalu, kita pun mengutukinya seumur hidup.
 
Tapi apa gunanya mengutuk setelah nasi menjadi bubur?
Karena itu, melalui forum ini, kita kembali mengingatkan para pemimpin negara 
untuk tidak banyak berkilah. Sebab kilah tidak bisa menarik Republik ini dari 
tubir jurang bernama negara gagal.
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke