Tan Lembang Alam yang Dirahkmati Allah; Tulisan yang mencerahkan, sedikit versi lain mengenai terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. yang saya kutip dari tulisan Ketua Umum PB NU Said Aqil Siroj di Harian Kompas, Senin, 13 April 2012 [*] sebagai berikut:
Dalam sejarah Islam, perbedaan pemikiran bukan sesuatu yang "najis". Vonis penajisan hanya "dibakukan" dalam kelompok yang meyakini kebenaran pendapatnya, lalu menvonis pihak lain sebagai sesat. Baku hantam pun kerap mewarnai perjalanan dalam pencarian kebenaran. Sejarah juga mencatat, hiruk-pikuk polemik dan kontroversi telah mewarnai pemikiran umat Islam sedari dulu. Sengitnya perdebatan antara Muktazilah, Murjiah, Rafidhah, dan Ahlussunnah, misalnya, telah direkam rinci oleh Abdul Qohir ibn Thahir ibn Muhammad al-Baghdadi dalam kitab al-Farqu bain al-Firaq. Dalam kitab tersebut terpapar dengan jelas kemajemukan pemahaman keagamaan. Masyhur diketahui, dulu ada sekte khawarij yang mengaku pembela Islam yang paling orisinal. Mereka ini berslogan 'la hukma illa Allah', tidak ada hukum kecuali yang datang dari Allah. Mereka hendak memancangkan kedaulatan hukum Allah. Saking militannya untuk membela Islam, mereka jadi kalap dan tega-teganya mengafirkan kubu Ali bin Abu Thalib dan kubu Muawiyah bin Abu Sufyan yang terlibat dalam Perang Shiffin. Dalihnya, kedua kubu tersebut telah keluar dari Islam karena menempuh "tahkim" (arbitrase) demi mengakhiri perang saudara di antara mereka. Bagi khawarij, model arbitrase dianggap identik dengan berhukum berdasar aturan manusia, bukan aturan Allah. Karena itu, hukum yang pantas adalah vonis kekufuran dan hukum mati. Tak ayal, pada Ahad pagi, 17 Ramadhan 40 H, Ali bin Abi Thalib dibunuh di Kuffah. Pembunuhnya adalah Abdurrahman Ibnu Muljam. Sebenarnya yang akan dibunuh ada dua orang lagi, yakni Gubernur Syam (Suriah) Muawiyah bin Abu Sofyan dan Gubernur Mesir Amr bin Ash. Kedua pemimpin Islam ini akan dibunuh masing-masing oleh Abdul Mubarok dan Bakr Attamimi. ------ Sedikit tambahan, pengetahuan saya mengenai kelompok khawarij ini pertama kali berasal buku karangan Prof Aboebakar Atjeh, yang saya baca ketika saya remaja dulu. Mereka itu awalnya merupakan pengikut Khalifah Ali bin Abi Thalib juga, namun berbeda pendapat dan kemudian memisahkan diri setelah pasukan Khalifah Ali mengalahkan kelompok yang dipimpin Janda Rasulullah s.a.w, Aisyah r.a., dalam perang Jamal di dekat Bashrah. Mereka antara lain "menghalalkan" Aisyah r.a. , yang ditolak oleh Khalifah Ali. Padahal, tulis Prof Aboebakar Atjeh--yang saya ingat benar sampai sekarang--Al Quran mengatakan bahwa isteri- isteri nabi adalah ibu-ibu orang beriman. Sejarah mencatat bahwa Khalifah Ali tetap memperlakukan Aisyah dengan hormat dan mengembalikannya ke Madinah bersama saudarinya Asma binti Abu Bakar. Wallahualam bissawab Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 69-), asal Padangpanjang, tinggal di Depok [*]http://cetak.kompas.com/read/2012/04/13/02454132/sesat.dan.menyesatkan ==== [R@ntau-Net] Sekilas Tentang Pemimpin Fri Jun 29, 2012 5:55 pm (PDT) . Posted by: "Muhammad Dafiq Saib" Aamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Sekilas Tentang Pemimpin ..... Utsman juga terbunuh di akhir kekhalifahannya. Beliau tidak menunjuk pengganti. Sebahagian sahabat ketika itu membai'at Ali, mungkin sebagai calon kuat pengganti Umar sebelumnya. Tapi ada golongan yang tidak suka dengan kepemimpinan Ali. Golongan yang tidak suka ini dipimpin oleh Mu'awiyah, yang ketika itu jadi 'gubernur' di Syam. Mu'awiyah beralasan agar pembunuh Utsman serta golongan yang menggerakkan pembunuhan itu diadili terlebih dahulu. Padahal Ali telah memaafkan mereka. Maka jadi catatan sejarah pula bahwa ketidak-senangan Mu'awiyah terhadap Ali berkelanjutan dalam sebuah peperangan yang panjang. Peperangan sesama umat Islam. Sesuatu yang sebenarnya sudah dibayangkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan terjadi. Ali pun terbunuh pula. Sebenarnya pada subuh yang sama, Mu'awiyah juga jadi target pembunuhan, sesuai dengan rencana mereka yang sudah benci melihat perseteruan beliau berdua. Mu'awiyah selamat karena di subuh yang direncanakan itu dia berhalangan untuk pergi ke mesjid. Maka Mu'awiyah memproklamirkan dirinya sebagai Amiril Mukminin yang baru sepeninggal Ali bin Abi Thalib. Dia dibai'at oleh orang-orang dekatnya saja di Syam. ***** Wassalamu'alaikum Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi Lahir : Zulqaidah 1370H, Jatibening - Bekasi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/