Ini salah satu contohnya. Sudah siapkan insan pariwisata di Sumatra Barat
menghadapi tantangan ini?

Wassalam, HDB-SBK (L, 69-) 

=====

Liberalisasi Jasa Pariwisata ASEAN Menjadi Tantangan

Kamis, 12 Januari 2012

http://cetak.kompas.com/read/2012/01/12/03064832/liberalisasi.jasa.pariwisat
a.asean.menjadi.tantangan

Manado, Kompas - Liberalisasi jasa pariwisata, yang ditargetkan tercapai
tahun 2015, menjadi tantangan serius bagi Indonesia. Liberalisasi tersebut
tidak hanya mengatur industri, tetapi juga tenaga kerja bidang pariwisata.
Dengan mengantongi sertifikat standardisasi profesi, seorang tenaga kerja
bebas keluar masuk di ASEAN.

"Ini tantangan serius sehingga butuh kesiapan matang dan memadai. ASEAN
sudah menyepakati mutual recognition arrangement (MRA) atau standar
kompetensi sumber daya manusia bidang pariwisata. Kualitas SDM harus
dibenahi agar sanggup bersaing di tingkat regional," kata Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Manado, Rabu (11/1).

Dia mengatakan, liberalisasi jasa pariwisata adalah bagian dari integrasi
ekonomi ASEAN, yang sudah termuat dalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Kesepakatan MRA seharusnya disambut positif. Dengan instrumen itu, tenaga
kerja Indonesia punya keleluasaan untuk bekerja di negara-negara ASEAN.

Sebagai tindak lanjut, setiap negara harus membentuk semacam Tourism
Profesional Cerfication Board (TPCB), suatu badan yang memberikan akreditasi
kepada tenaga profesional di bidang pariwisata. Indonesia sudah menyusun
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI ) bidang biro perjalanan
wisata, hotel, dan restoran.

Dia mengatakan, meski menjadi peluang, kesepakatan itu juga menjadi
tantangan jika daya saing SDM tidak dibenahi. Indonesia justru menjadi
negara tujuan bagi tenaga kerja negara lain. Akibatnya, tenaga kerja lokal
makin tergusur dan angka pengangguran membengkak.

Menurut Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri Rahmat
Pramono, meski ada liberalisasi, tiap negara tetap diperbolehkan menentukan
rambu-rambu sebagai mekanisme pengamanan. "Jadi, tidak bebas begitu saja.
Mereka dikenai ketentuan, seperti izin kerja dan persyaratan lain sebagai
filternya," ujarnya.

Yang perlu dikhawatirkan adalah desakan liberalisasi pariwisata dari mitra
ASEAN, terutama dari India dan China. (ENY)

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke