"Berbondong-bondong" hanya itulah yang saya dapat dalam melihat orang mengaji 
itu selesai Magrib di Desa di Tepinya Sungai Serayu yang indakh itu. Kalau 
dilihat posting saya sebelumnya itu yang tidak dilekatkan dalam posting ini, 
dikaji jauah memberikan inti yang mendalam dan impresi saya bagaimana orang 
mengajarkan kaji dalambahasa lokal yangsaya sebagai "orang asing" tidada 
sepatahpun mengerti bahasanya hanya dapat menangkap katga Bahasa Indonesia 
"Berbondong-bondong" itu. Tiada tujuannya menyerang pribadi hyvny07 maupun 
Orang Seberang Sono.

Point. Mengaji, mangajarkan ayat dengan bahasa yang dipahami oleh lingkungan 
audiens adalah penting. Mengaji ayat seayat-seayat dengan intesif dan serious 
adalah penting. Apa yang terlihat di satu langgar di Desa Bawang di senja indah 
itu seperempat abad yang lalu, muncul di bawah sadar dalam bacaan kemarin -- 
seperti tiada kaitannya dengan impressi saya itu -- dalam Koran Haluan dimana 
Bupati Agam menjajurkan mengaji One Ayat a Day:

http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16548:bupati-agam-canangkan-one-day-one-ayat&catid=2:sumatera-barat&Itemid=71

Begitu juga saya impressed ketika baru-baru Uztaz St. Sinaro mengaji membarikan 
seni kajinya di Lapau ini dalam Bahasa yang Orang Aaak dapat memahaminya. Iyo 
baitu Sutan?

Banjarnegara, menurut pandangan saya seperti Padangpanjang di Kampuang Halaman 
kita - pusat aktif dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Di sana 
juga banyak Orang Kauman, keluarga Santri. 

Kebetulan saya sudah sempat menjelajah Desa Bawang Ditepinya Sungai Serayu. 
Bukan saja sempat bermagrib di satu Langgar Desa Bawang, juga sempat 
berlari-lari pagi pulang baliak ke Panorama Bendungan Merica Pusat Tenaga 
Listrik yang besar di Jawa Tengah itu. Bukan saja ditepi Bendungan, saya juga 
telah nikmaati Sungbai Serayu dari Hulunya di Dieng sampai-sampai ke Muaranya 
di Cilacap. 

http://www.youtube.com/watch?v=d_xH2Gh2toY

Oh ya saya sempat juga sembahyang Jumat di Mesjid Raya Banjarnegar. Hanya 
dengan catatan kenangan pula bahwa sandal yang saya pinjam untuk ke messjid 
tidak dijumpai selesai Jumat. Saya harus berjalan kaki telanjang pulang di atas 
kerekel panas di siang Jumat itu.

Sekarang  Hari Jumat, sudah Waktu Jumat di Rantau Jauh di Santa Cruz, 
California, saya harus pergi berjamaah ke Mesjid kami. Catatan samping, kami 
belum pernah mengalami kehilangan sepati di Mesjid ini ... :)

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif

--- In rantau...@yahoogroups.com, hyvny07@... wrote:
>
> Nyit Sungut,
> 
> Bagi inyiak memang berbondong bondong hasil kaji ..kalau ndak dipahami di 
> pangka kaji karena memang indak berkenan dihati.
> 
> Itu mungkin bagi inyiak bagi saya sih tidak :)
> 
> Salam,


-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke