Assalamu'alaikum Wr Wb,

Nan rombongan tarakhir ko masuaklah Alm. HMS Dt. Tan Kabasaran nan acok
malalokkan Fauzi nan masih ketek waktu tu jo Papa nan biaso dipanggia si
Djas. Pernah Papa manyabuik ingin basobok atau bataleponan jo anak2 Pak Imam
nan samo2 di rimbo saisuak. Mungkin ado nan bisa mambantu. 

Wassalam

Rina, 34, Batam

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of Darwin Bahar
Sent: Tuesday, July 24, 2012 3:58 AM
To: Palanta Rantaunet; padang-panj...@yahoogroups.com;
minang...@yahoogroups.com; su...@yahoogroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Pak Natsir, Dalam Masa Pengasingan

 

TEMPO, 14 Juli 2008

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/07/14/LK/mbm.20080714.LK127
668.id.html

MENJELANG -subuh, sekitar pukul 04.30 WIB. Rombongan keluarga Mohammad
-Natsir dan Bur-hanudin Harahap tiba di Desa Muara Pauh, Sungai Batang
Maninjau. Ini tempat persing-gahan ketujuh selama pengungsian di Sumatera
Barat, setelah rehat di Lubuk Linggau, Su-ngai Dareh, Sawah Lunto, Padang
Baru, Batu Sangkar, dan Koto Tuo, Bukittinggi. 

as dua orang.

Petualangan menyeberangi sungai menggunakan pelayang-an alias rakit
penyeberangan dan merambah belantara Pasaman ini melekat di ingatan Fauzie.
Beruntung, mereka tak pernah bertemu dengan binatang buas. "Kami lebih takut
bila bertemu dengan tentara," kata Fau-zie. Sebab, banyak cerita ber-edar,
TNI akan langsung menembak bila bertemu dengan orang-orang PRRI.

Di dalam hutan, anak buah Natsir membuat dua pondok. Satu untuk staf,
sekaligus kantor PRRI. Satu lagi untuk tempat tidur, makan, dan dapur kecil
keluarga. Di kantor Natsir, ada radio baterai yang cukup kuat menangkap
siaran radio BBC dan VOA. "Pemilihan Presiden Kennedy pun dapat diikuti,"
kata Lies.

Tidak terasa sudah tiga setengah tahun keluarga Natsir meninggalkan Jakarta.
Agustus 1961, melalui siaran radio, Jakarta meminta para tokoh PRRI
menyerah. Para pemimpin, baik sipil maupun militer, akan diberi amnesti dan
abolisi. Seorang anggota staf Natsir ngotot tetap bertahan di hutan. "Aba
mengatakan tinggal kami sendirian karena militer saja sudah keluar dari
hutan," ujar Hasnah-salah satu putri Natsir. Rombongan Natsir memang
kelompok PRRI terakhir yang menyerah di Sumatera.

 

-- 

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke