Dear Lies Suryadi, Iko lah mungkin salah satu nikmatnya ber Rantaunet Ria. Membaco email uda dibawah ko terutama tentang 'Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi' dan sebutan orang Minang yang 'Durhaka', sekita ambo search namo beliau di Google dan bertemu beberapa artikel seperti :
http://peaceman.multiply.com/journal/item/13/K.H._Ahmad_Dahlan_Reformis_dan_Pembaharu_Ajaran_Agama Ada hal yang mengagumkan dari artikel itu bahwa seluruh tokoh pembaharu islam diindonesia waktu dimekah berguru dengan tokoh 'Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi' dan yang lebih mengagumkan lagi ambo cuplik tulisan artikel nya " Dari Ahmad Khatib inilah Dahlan berkenalan dengan pemikiran trio pembaharu dan Reformis Islam dari Timur Tengah yaitu Sayid Jamaluddin Al Afghani, Syekh Muhammad Abduh, dan Syekh Muhammad Rasyid Ridha." Ketiga orang yang disebutkan terakhir bukan nama biasa dalam dunia pergerakan islam, ambo salah satu pengidola tokoh nan tigo tersebut. Dari beberapa artikel dirantaunet tulisan da Elthaf, salah satu cucu ulama tersebut adalah "Mamanda Lembang Alam" ? Nan pingin ambo tau ? sia 'Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi' iko ? baa mangko disebut orang Minang yang 'Durhaka' dan ambo tertarik untuk mengetahui ulama tersebut dengan lebih jauh ? ado dunsanak nan bisa memberikan ambo artilel atau link nyo ? Regards Ronal Chandra Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Unsur2 penting dalam hukum Islam jelas tetap harus dipakai, dek kito urang Islam. Tapi jika ada hal2 yang bersifat kontekstual dalam hubungannya dengan sistem sosial Indonesia sendiri, kenapa tidak coba dikodifikasikan dalam hukum yang disusun di negeri ini, oleh bangsa ini, dan untuk bangsa ini (Indonesia)? Kalau dihubungan dengan Minangkabau bisa2 terulang lagi sejarah lamo: Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, orang Minang yang 'durhaka' itu. Tinggal di Mekah sampai mati, mengharamkan dirinya menjejak kembali tanah Minangkabau yang telah melahirkan dan membesarkannya, yang telah melahirkan dan membesarkan ibu-bapaknya, dan yang telah melahirkan dan membesarkan kakek dan neneknya, dan nenek moyangnya, karena dia bilang adat Minang yg matrilineal itu adat kafir, tak sesuai dg Islam. Masya Allah! Membaca karya2nya yang masih tersimpan di Perpustakaan Univ.Leiden sampai kini, saya bergidik juga (lihatlah thesis MA Yasrul Huda dari IAIN Imam Bonjol Padang tentang ulama ini yang dipertahankan di Univ.Leiden). Wassalam, Suryadi yang daif --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Peraturan yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---