--- In rantau...@yahoogroups.com, Akmal Nasery Basral  wrote:
>
........
>
> Soal film "Cinta Tapi Beda", cubolah Pak Dedi baco caro Yasraf Amir
Piliang
> mengkritisi film ini (nan diposting beberapa hari lalu, ambo lupo oleh
> sia). Yasraf betul-betul "shoot the message". Dia menunjukkan
bagaimana
> kedodorannya film ini dari pengadeganan yang banyak diambil di
Bukittinggi,
> Pasar Ateh, Janjang Saribu, Jembatan Limpapeh dll, tapi diklaim
sebagai
> "Diana anak Padang". Sehingga gugatan Yasraf lebih masuk akal: Kalau
kisah
> ini soal Diana anak Padang, kenapa hampir semua lokasi syuting di
> Bukittinggi? Apakah Hanung (dan tim) tidak bisa membedakan antara
Padang
> dan Bukittinggi? Ini kesalahan fatal, elementer, dan karena itu
merusak
> seluruh bangunan film (belum ditambah lagi dengan messagenya yang
> kontroversial).
>
> Baitu Pak Dedi, jadi ambo indak pulo dalam posisi membela Hanung atau
film
> CTB. Mambaco catatan Yasraf Amir Piliang, manuruik ambo, adolah kritik
> paling tajam dan paling janiah dalam mensikapi film CTB ko.
>
> Salam,
>
> Akmal N. Basral
> 44+, Cibubur
---------

Saya tidak mengikuti thread atau untaian topik film Hanung.  Saya pakai
topik di atas karena hanya ingin melihat ungkapan bahasa. Tampaknya
penggunaan frase "Diana anak Padang" itu seakan-akan punya  konotasi dan
interpretasi yang licik. Kalau diteliti intinya maksudnya mungkin
tersembunyi sebagai "Diana anak Minang".

Kenapa? Penggunaan kata "Padang, Bukittinggi, Kampuang, Minang, Sumbar"
sering agak keliru,  sengaja atau tidak; dalam "Diana anak Padang" ini
mungkin sengaja dikelirukan.

Baru-baru ini saya dapat SMS dari seorang teman lama dari  Bandung,
panggilan Upik, yang sudah lama sekali merantau, sekelas dengan Bundo
Nismah:

"Saya baru kembali dari Padang, Nis juga sekarang di Padang."

Sepintas lalu saya membayangkan "Padang" adalah "Kota Padang". Setelah
saya likat dan renungkan konteksnya ternyata impresi pertama meleset,
karena saya pribadi tahu, Nismah waktu itu tidak di Kota Padang, tetapi
Jauh di Kampung Talang Maua di Kabupaten Limapuluh Kota untuk berobat
Saraf Kejepit.

Begitu juga Upik yang mengatakan baru kembali dari Padang, masksudnya
adalah baru kembali dari Kampung melihat famili, jauh dari Kota Padang,
semuanya di Solok.

Jadi, kerancuan penggunaan istilah Padang, Bukittinggi, Kampuang,
Minang, Sumbar ini tidak lagi terbatas pada orang yang Non-Minang tetapi
sudah menjalar kepada orang Padang, Bukittinggi, Kampuang, Minang,
Sumbar itu sendiri.  Dengan demikian saya menganggap sipembuat filem itu
menggunakan kesempatan baik mengangguk di air keruh menggunakan  frase
"Diana anak Padang" itu, sedangkan maksudnya "Diana anak Minang".

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Jauh dari Padang januari 17, 2013






-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke