Pak Reflus,

 

Wah, segar banget ceritanya.

 

 

Rina jadi ingat waktu dulu waktu kelas 3 SD dibawa Papa main ke Padang dari
rumah kami di Bukittinggi. Papa, Abang dan Rina, bertiga saja. Kalo gak
salah naik 'Sago'. Perjalanan di Silaiang Kariang diwarnai dengan acara
mabuk kendaraan yang membuat kantong kresek yang disediakan untuk bangku
kami jadi habis gara-gara Rina.

 

Ceritanya jalan-jalan nengok 'aia gilo' di Padang. Dari rumah Papa bawa
joran untuk persiapan mancing di pantai. Setibanya di Padang kami pergi ke
pasar raya beli udang untuk umpan dan nasi ramas dengan lauk 'cancang' untuk
makan di pantai. Naik angkot sampailah kami di Pantai Nirwana di daerah
Bungus. Main di pantai sepuasnya di pantai sampai sore sambil mancing.

 

Pas sore Papa bilang mau mampir dulu di GOR Agus Salim. Ternyata niat Papa
mau ngajak kami jalan-jalan waktu itu, tidak terlalu murni.  Sebenarnya Papa
mau nonton si kulit bundar ditendang-tendang. Sebab Papa juga terserang
penyakit gila nomor 100 yaitu 'Gila Bola' J.

 

Wassalam

Rina, 35, batam

 

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of Reflusmen Ramli
Sent: Sunday, April 21, 2013 8:05 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] OOT. Beberapa Catatan Menonton Sepak Bola di Senayan

 


Mamak, Bapak, Ibu, Uda, Uni dan sanak Palanta NAH.


 

Mohon ijin melewatkan tulisan ringan pengalaman Menonton di Senayan.

 

Selamat membaca.


Pertama kali aku memasuki Stadion Utama Senayan tahun 1979 menonton
pembukaan Sea Games, diajak oleh Saudara yang sudah lama tinggal di Jakarta.
Waktu itu aku nggak punya karcis namun pingin nonton, maklum baru datang
dari kampong. Agar bisa masuk, adikku (cewek) merayu penjaga karcis supaya
karcis tidak disobek dengan alasan untuk koleksi. Setelah dia sampai di
dalam, karcis diserahkan melalui balik pagar, kuambil dan akhirnya bisa
masuk. Ada-ada aja he he he

Sampai di dalam Stadion, aku takjub melihat Stadion yang begitu besar dan
megah, walaupun tidak dapat tempat duduk saking penuhnya. Rudy Hartono dan
Sprinter putri (siapa ya ?) dengan anggunnya menyalahkan obor Sea Games.
Pengalaman pertama ini membuat aku selalu ingin menonton setiap ada
pertandingan. Dibawah ini aku menulis pengalaman yang cukup menarik (ini
versi ku lho!). Untuk anda yang sering menonton di Stadion Utama aku harap
"sesama bis kota jangan saling mendahului". Silahkan kasih komen atau
penjelasan tambahan setelah selesai membaca. Maksa ni yee.

Iran vs PSSI Garuda : Piala Asia.

Era 80an, aku yakin penggila bola pasti mengenal PSSI Garuda yang hampir
menjajal piala Dunia 1986 di Meksiko, sayang kalah lawan Korsel dibabak
penyisihan. Aku kira sampai saat ini belum ada tim PSSI yang bisa menyamai
Garuda ini. Hal yang menarik dari pertandingan ini adalah sewaktu kedua
Kapten bertukar cendra mata. Kapten Iran mengangkat dan menunjukan kepada
penonton foto Ayatollah Khomeini yang cukup besar (garis tengah satu meter)
sebelum diserahkan. Waktu itu Ayatollah Khomeini sang tokoh Revolusi yang
bermukim di Paris baru saja menggulingkan Raja Iran Shah Mohammed Reza
Pahlevi. Sejak itu sampai sekarang Iran berubah menjadi Republik.

Persib vs Petrokimia Putra

Kalau nggak keliru ini pertandingan final Galatama. Jakarta membiru oleh
supporter Persib. Aku ngajak Saudara yang nggak pernah nonton bola. Kataku,
kau nggak usah nonton bola, liat suasana aja, bujukku. Sampai di Stadion
karcis habis. Seorang preman nawarin kami masuk tanpa karcis asal dibayar,
kami ikut dari belakangnya melewati barisan penjaga kurang lebih 10 orang
kiri kanan. Luar biasa ya!

Dalam Stadion yang membiru kami berdiri saking penuhnya dan berteriak
menjagokan Persib karena disekeliling kami penonton Persib. Bisa-bisa kena
tonjok kalau jagoin Pertrokimia. Cari aman he he he

Pertandingan ini dimenangkan oleh Persib, Kalau Persib kalah, panitia takut
Stadion di bakar oleh pendukung Persib. Begitu komentar sebagian besar
penonton. Bisa-bisa aja.

Perang Bintang : Timur vs Barat

Ini pertandingan amal yang diselenggarakan setelah Kompetesi berakhir.
Karcis diundi untuk menentukan penonton yang berhak menendang penalty
sebelum pertandingan dimulai. Kalau gol hadiahnya mobil Daihatsu, sedangkan
bila kiper dapat menahan bola hanya dapat Rp 1 juta. Yang beruntung jadi
penendang adalah seorang penjual bubur. Sebelum nendang, dia salto dan
berlari keliling lapangan tanpa alas kaki. Penendang ini diberikan kursus
kilat oleh Dede Sulaiman, mantan Striker yang terkenal licik. Penonton
bersorak-sorai dan berteriak, lepasin ajaaaaa, ntar mobilnya dibagi dua ha
ha Ternyata memang gol dan keesokan harinya, foto sipenjual bubur dan
mobilnya jadi Head Line di Surat Kabar

PSSI VS Singapore. Piala Tiger

Sebelumnya aku nonton PSSI yang kalah lawan Malaysia. Penonton lemas karena
kecewa dan aku bersumpah nggak mau nonton lagi. Ternyata, saat tandang di
Malaysia PSSI justru menang telak dan masuk semifinal lawan Singapore.
Berkaca dari kemenangan di Malaysia, stadion merah menyalah dengan jumlah
penonton lebih dari 100 ribu, dengan harapan PSSI menang. Apa nyana ! PSSI
kalah, dan aku pulang dengan langkah gontai. Kecewa dech....PSSI payah....

Menjual Karcis, kelakuan yang memalukan.

Karena seringnya menonton, aku jadi hapal beberapa tabiat atau kelakuan
penonton di Stadion Utama antara lain: ada saja orang yang mendatangi kita
untuk membeli karcis yang tidak disobek, tentunya dengan harga yang lebih
murah. Dalam satu kesempatan, kebetulan tempatku bekerja menjadi sponsor
utama Liga Indonesia. Kantorku membagi-bagikan karcis kepada pegawai yang
ingin menonton. Dasar nggak mau rugi, teman yang tidak suka nonton
ikut-ikutan dapat karcis. Karena karcisnya nggak dipakai, aku minta dan
terkumpul kurang lebih sepuluh lembar. Temanku yang ikut menonton heran
melihat perangaiku. Ngapain kamu kumpulkan karcis begitu banyak ?, toh yang
diperlukan cukup satu, begitu komentarnya. Ntar kamu liat aja, begitu
jawabku.

Begitu kami memasuki Komplek Senayan, tepatnya disamping hotel Hilton, kami
sudah dicegat oleh beberapa tukang catut menawarkan karcis. Aku bilang, Bang
!, kami sudah punya karcis dan masih banyak tersisah sambil aku perlihatkan.
Si tukang catut menawar untuk membeli dengan discount 50% dan terjadilah
transaksi. Sewaktu kami menerima uang, dibelakang kami ada dua orang Office
Boy yang memperhatikan. Ketahuan belangnya he he he..Uang kami serahkan
kepada Office Boy itu. Ini buat beli tahu goreng ha ha ha.

 

 

Salam

 

 

Reflus/L. 55 Th.

 


Sent from my iPad

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-
rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke