Sdr Zulkarnain Kahar, dkk
 
Masalahnya bukan masalah egaliter atau tidaknya, seperti yang Anda katakan itu. 
Tapi melalui cara2 yang diperlihatkan oleh konglomerat Lippo Group James T 
Riyadi dan seluruh konglomerat Cina yang ada di Indonesia dan Asia Tenggara ini 
mereka telah menguasai seluruh kekuasaan ekonomi, perdagangan dan industri dari 
negara-negara bersangkutan dengan cara-cara mereka, sementara jumlah mereka 
hanya secuil kecil sajadari keseluruhan penduduk.  
 
Caranya ialah dengan melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan para 
penguasa negara seperti yang tengah kita lihat dan saksikan di mana-mana dan 
dengan contoh kasus Lippo Group  di kota Padang sekarang ini dengan rencana 
pembangunan RS Internasional Siloam, Hotel Internasional,Mall internasional, 
Bandara Internasional, dsb. 
 
Menjamurnya praktek korupsi dari pejabat dan penguasa negara adalah juga efek 
samping dari praktek kerjasama dengan para konglomerat Cina dan multi-nasional 
itu.Sementara bagian besar rakyat pribumi di sisi lain dibiarkan hidup melarat 
di bawah garis kemiskinan dengan menjadikan mereka sebagai kuli, buruh dan 
pekerja kasar di perusahaan-perusahaan konglomerat dan multi-nasional itu. 
 
Kendati para konglomerat itu bertahan dengan agama dan kebudayaan mereka 
(Konghuchu), tetapi secara formal mereka memasuki agama Kristen, Katolik maupun 
Protestan, dan menjadi pendukung utama secara finansial dan moral dari upaya 
penyebaran agama Kristen di tengah2 masyarakat muslim. Statistik penganutan 
agama di Indonesia menunjukkan, kelompok Kristen telah berkembang dari 5 % di 
awal kemerdekaan menjadi di atas 20 % sekarang ini, yang sebagian terbesarnya 
didapatkan melalui proses pemurtadan dari kelompok muslim yang berada di bawah 
garis kemiskinan. Mereka kelompok muslim yang kesrakat itu dibantu dengan 
berbagai cara, anak2 mereka disekolahkan dan kesehatan mereka diperhatikan.  
 
Jika kita tidak suka diperlakukan seperti itu, maka waktunya adalah sekarang 
untuk merombak total sistem dan struktur ekonomi kapitalistik pasar bebas yang 
telah berlaku sejak masa kolonial dulu yang sekarang berganti dengan penguasaan 
ekonomi, perdagangan dan industri oleh para konglomerat non-pri Cina dan 
kapitalis multi-nasional lainnya, yakni dengan merombaknya menjadi sistem 
ekonomi koperasi kerakyatan akar rumput dengan dasar syariah, untuk tujuan 
sebesar-besar kemakmuran rakyat pribumi yang memiliki negeri dan negara ini -- 
seperti yang dilakukan oleh Mahathir dll di Malaysia. 
 
Mochtar Naim 14/05/13
 
 
 
 

________________________________
From: Zulkarnain Kahar <zxka...@maninjau.net>
To: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Sent: Saturday, May 11, 2013 9:23 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] HARI INI, PELETAKAN BATU PERTAMA: Lippo Group Bangun 
Rumah Sakit Internasional di Padang

Mudahan mudahan terlaksana.  

Jangan pula lah ada investor yang akan berencana menanam modalnya dinegeri awak 
belum apa apa sudah dicurigai yang macam macam. Malang sungguh nasib si Minang 
yang dahulu menurut cerita kakek nenek saya adalah egaliter tak pernah 
membedakan orang satu sama lainnya makanya terkenal berani merantau sampai 
keujung dunia "A nan dimakanyo? kalau nasi juo adokanlah kamari", tak mudah 
percaya dengan kata orang bahkan sudah dirasakanya pun harus ada contoh lain 
lagi untuk menambah sample statistiknya makanya sangat susah untuk meyakinkan 
orang Minang. Iyokan na diurang lalukan nan diawak begitulah saking cerdiknya 
si Minang . 

"Kalau nan awaklo ka diatunyo sorry sajolah dulu ndak disiko sajo dapek mancari 
makan, laweh duniako mah yuang" sebuah ungkapan yang dulu acok tadanga. 

Aneh bin ajaib semakin terbuka halaman dunia ini  semakin penuh kekawatiran 
kalau tak boleh dibilang  penakut .  

Wassalam 

Zulkarnain Kahar
http://www.maninjau.net/


________________________________
From: Nofend St. Mudo <nof...@rantaunet.org>
To: RantauNet2 Milis <rantaunet@googlegroups.com> 
Sent: Friday, May 10, 2013 6:49 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] HARI INI, PELETAKAN BATU PERTAMA: Lippo Group Bangun 
Rumah Sakit Internasional di Padang

GARAP BANDAR MINANGKABAU: LIPPO GROUP AKAN INVESTASI RP10 TRILIUN


PADANG, HALUAN — Salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia, Lippo 
Group menyatakan ketertarikannya untuk menggarap proyek Bandar Minangkabau. 
Masyarakat biasa menyebutnya Revitalisasi Pantai Padang.

Proyek ini mulai dari sepanjang Pantai Murao Padang hingga ke Pantai Purus. Tak 
tanggung-tanggung, Lippo Group akan meng­gelontorkan dana sebesar Rp10 triliun 
untuk pem­biayaan Proyek Bandar Mi­nan­gkabau tersebut.

Hal itu langsung disam­paikan CEO Lippo Group James T Riady, bersama Presiden 
Lippo Group Theo Sambuaga, Presiden Direktur Lippo Karawaci Tbk Ketut Budi 
Wijaya, kepada Wali­kota Padang Fauzi Bahar, saat melakukan peninjauan ke 
Pantai Padang, Jumat (10/5).

Rombongan ini didampingi Ketua DPD RI Irman Gusman, dan  Menko Kesra Agung 
Laksano, Menteri Perumahan Rakyat RI Djan Farizh, pe­ngusaha asal Minagkabau Ny 
Ratna Hasyim Ning, Ismail Ning, Fasli Djalal, mantan Gubernur Sumbar Azwar 
Anas, Kepala BNPB Pusat Samsul Maarif, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

“Proyek Bandar Minang­kabau ini adalaah aset yang sangat petensial untuk 
dija­dikan sebagai destinasi pari­wisata Sumbar, Kota Padang khususnya. Jadi, 
kami dari Lippo Group, akan meng­gandeng pengusaha muda asal Minag­kabau, yaitu 
kel­uarga besar Ismail Ning untuk sama-sama meng­investasikan dana untuk 
pem­bangunan Proyek Bandar Minang­kabau ini, dengan meng­gelontorkan dana 
seki­tar Rp5 sampai Rp10 triliun, dengan jangka waktu 5-sampai 10 tahun ke 
depan,” ujar Presiden Lippo Group Theo Sam­buaga.

Menanggapi hal tersebut, Wali­kota Padang Fauzi Bahar langsung memberikan 
respon positif atas ketertarikan Lippo Group tersebut. Dia berjanji, bila Lippo 
Group benar-benar serius untuk menggarap pro­yek maka pihaknya akan mem­berikan 
nilai plus, seperti mem­berikan izin bangunan dan izin lainnya secara gratis 
kepada Lippo Group. “Apabila Lippo Group memang serius untuk meng­garap Proyek 
Bandar Minang­kabau yang telah sering saya presentasikan ke berbagai investor 
ini, maka kami akan menggertiskan semua urusan yang bersifat pemerintahan,” 
ungkap Fuazi Bahar.

Menurut Fauzi, apabila Proyek Bandar Minangkabau nantinya sudah digarap oleh 
Lippo Group, maka akan memberikan dampak positif yang sangat besar kepada 
masyarakat Kota Padang dan Sumbar umumnya. (h/cw-wis)


Sabtu, 11 May 2013 02:02  -- .* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, 
dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta 
R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim 
email.===========================================================UNTUK 
DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:- DILARANG:1. E-mail besar dari 
200KB;2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One 
Liner.- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/-
 Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting- Hapus footer & seluruh bagian tdk 
perlu dlm melakukan reply- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply 
email lama & mengganti 
subjeknya.===========================================================Berhenti, 
bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/--- Anda menerima
 pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.Untuk 
berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke 
rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .Untuk opsi lainnya, kunjungi 
https://groups.google.com/groups/opt_out.  -- .* Posting yg berasal dari 
Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: 
~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim 
email.===========================================================UNTUK 
DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:- DILARANG:1. E-mail besar dari 
200KB;2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One 
Liner.- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/-
 Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting- Hapus footer & seluruh bagian tdk 
perlu dlm melakukan reply- Untuk topik/subjek baru
 buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.===========================================================Berhenti, 
bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/--- Anda menerima pesan ini karena 
Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.Untuk berhenti berlangganan 
dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti 
berlangga...@googlegroups.com .Untuk opsi lainnya, kunjungi 
https://groups.google.com/groups/opt_out.  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke