Masih didalam bayangan saya sampai hari ini dan sampai kapan pun... Di hari MPKAS akan terbentuk, 6 Sep 2006, saya hadir lebih dahulu di halaman parkir Komnas HAM. Masih didalam mobil, tiba-tiba mata saya kaget melihat sebuah Bajaj berhenti tiba-tiba di gerbang masuk. Seorang tua, pakai jas lengkap dan tas keren, turun dengan langkah pasti...
Subhanallah... mantan Pejabat Tinggi Kereta Api Indonesia, 78 tahun, turun dari sebuah Bajaj. Saya tanya: "Kok naik Bajaj Pak...?". Jawab Bapak dg enteng: "Barusan macet disana, saya pindah ke Bajaj aja biar cepat. Saya takut sudah pada menunggu...". Padahal baru saya dan beliau yang datang... Saya tahu persis krn sms terus sama beliau sebelumnya bahwa beliau baru marathon bbrp hari itu dari Bandung - Jakarta - Pekan Baru - Semarang - Jakarta, dari Bandara langsung ke Komnas HAM... Dan saya juga tahu persis, semua kunjungan ini untuk menghadiri rapat agar Kereta Api berkiprah lagi... Tadi malam kami dengan kawan2 disamping Bapak di Bandung, menantu Bapak bercerita panjang lebar. Puluhan anak asuh yang Bapak 'besarkan' sampai mandiri... Entah berapa puluh lagi yang Bapak bantu tanpa pamrih... Entah berapa banyak yang kehilangan Bapak di Lapangan Gasibu, yang selalu Bapak bantu dengan membeli dari mereka hanya karena Bapak kasihan sama mereka... Entah sudah berapa banyak pula usaha-usaha besar Bapak yang tak terhitung untuk memajukan Ranah. Apakah langsung terlihat ada hasilnya atau tidak, Bapak tidak peduli. Yang penting kata kunci Bapak, maju terus... Bapak seolah tak pernah kenal kata lelah... bosan... Ibu dirumah sampai selalu harus mengalah demi cintanya mengikuti keinginan Bapak terkait hampir semua pertemuan dan kegiatan untuk membangun Ranah... Setiap kali saya ketemu Ibu, beliau selalu sangat bangga terhadap semua hal yang telah Bapak lakukan... Selama saya mengenal Bapak lebih dekat sejak MPKAS, hanya satu hal yang membuat Bapak gundah. Tidak adanya respon untuk usulan membuat Pusat Informasi Pariwisata di Bandung. Dari nada dan kata-kata Bapak, saya tahu betul kegundahan Bapak... Walaupun begitu, semoga Bapak telah memaafkannya terlebih dahulu... Cepat atau lambat akan ada yang meneruskan ide Bapak tsb nanti... suatu waktu kelak... Mungkin Bapak tidak menyadari... Pandangan mata ketidak percayaan dialami penjaga Warnet ketika Bapak masuk... Orang tua umur 78 tahun duduk didepan komputer untuk membaca dan mengirim email... Walaupun Bapak terpaksa harus menunduk dan mendekatkan muka sedemikian dekatnya ke layar komputer untuk itu... Demi usaha untuk selalu memotivasi kami semua di dunia maya ini... Email... itulah kenangan terakhir kami bersama Bapak disini. Sementara sebagian besar orang kita di ranah, termasuk bbrp pejabatnya, masih bingung membedakan mana yang email dan mana yang website... Email Bapak adalah motivasi kami... Dan semua pikiran-pikiran Bapak itu, akan kami bongkar kembali untuk memajukan Ranah... Setidaknya sesuai dengan batas kemampuan dan waktu yang kami miliki masing-masing... Selamat jalan Pak Chaidir, doa tulus dan permohonan maaf kami mengiringi perjalanan mu... Semoga Allah SWT memberi kelapangan bagi semua budi baik dan amal ibadah serta diampuni segala dosa-dosanya. Amin ya rabbul alamin... Untaian kata-kata berikut ini lahir berkat motivasi mu yang LUAR BIASA bagi kami yang masih muda-muda ini... Semoga spirit mu tetap akan hidup lebih dari 1000 tahun lagi...! Demi Ranah tercinta dan dicinta... Salam, Nofrins AKU INGIN HIDUP 1000 TAHUN LAGI Oleh: Nofrins, Sep.2006 Wahai kekasih hati..., lihatlah kulitmu kini..., berkarat membuat aku risi..., lekang karena hujan dan mentari..., segan ku menyentuh walau dengan jari..., siapakah kini yang kau nanti... Wahai pujaan hati nan hitam gagah perkasa..., kuingin melihat geliatmu kembali..., melata bagaikan naga raksasa..., membelah keindahan alam surga..., ranah kampungku yang tercinta..., ranah yang dipuja makhluk sedunia... Wahai dewa-dewa yang berkuasa..., buka kan lah pintu hati sang penguasa bijaksana..., menghidupkan kembali si hitam dunia..., agar terlepas dari kediaman nan lara..., demi nurani wisata semesta... Wahai kekasih hati..., tak seorang pun akan tega berpangku tangan..., melihatmu berdiam diri kokoh tak berguna..., hancur berkarat dimakan waktu... Dulu kami dikenal berkat jasa-jasa mu..., nan luar biasa... Kami juga sadar sepenuhnya..., merah darah perjuangan kakek-nenek kami..., ada dalam goresan sejarah hidupmu... Percayalah kekasih hati..., tak akan lama..., karena jasa-jasa mu dimasa lalu..., tangan-tangan kuasa akan segera mendekapmu..., karena sang kuasa sadar akan jasa-jasamu..., agar engkau bisa kembali menggeliatkan raga..., sembari berteriak: "Dunia...aku kini hidup di ranah tercinta dan dicinta...!" "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: SEBUAH OBITUARI UNTUK SANG PEMEDULI Inna li'llahi wa inna ilaihi raji'un akhirnya kabar duka itu datang jua Tepat jam sembilan pagi sebuah pesan singkat dikirim Nofrins "Mohon keikhlasan Bapak/Dunsanak utk memaafkan p Chaidir N. Latief, sewaktu-waktu beliau akan dipanggil Allah. Kondisi sangat kritis di ICU RSHS Bdg (Sony)" Jam dua belas kosong enam -- dalam perjalanan ke es te i en Sentul -- juga dari Nofrins datang sebuah pesan singkat susulan "Inna li'llahi wa inna ilaihi raji'un ....... telah berpulang org tua kita Bpk Chaidir Nien Latief jam 11.40 pg ini di Bdg....." Walau sudah dapat diduga, namun tak ayal diri ini terpana jua Tidak ada lagi di tengah kita pejuang tua yang gigih itu mantan tentara pelajar mantan pelopor pembangunan sumatera barat pasca pe er er i mantan ketua umum el ka a em mantan direktur pe te kereta api penasehat em pe ka es Yang bagaikan tak peduli dengan kesehatannya sendiri tidak bosan-bosannya mendatangi rapat-rapat tidak bosan-bosannya mengirim pesan singkat dan menulis rangkaian e-mail yang memuat tiga tema saja kader kereta api a be es es be ka kader kereta api a be es es be ka kader kereta api a be es es be ka tidak putus-putusnya tidak putus-putusnya walau berada di pembaringan rumah sakit pertamina walau berada di pembaringan rumah sakit hasan sadikin kini kereta api belum jalan a be es es be ka belum selesai namun ada nofrins, ada nuraini, ada bobby, ada ronal, ada .... ada ..... ada ........ dengan mereka kita bentuk kader dengan mereka kita gerakkan itu kereta api dengan mereka a be es es be ka kita dorong walau begitu banyak kerikil bertebaran Selamat jalan pak Chaidir Beristirahatlah dengan tenang di Alam Sana kami kirimkan doa kepada Allah Subhana wa Taala untuk menerima amal ibadahmu untuk mengampuni dosa-dosamu dan untuk memberimu tempat yang lapang di sisi-Nya Amin, amin, ya Rabbal Alamin. Jakarta, 25 Februari 2008 20.20 WIB Saafroedin Bahar --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---