Kakanda baduo, kalau ambo bapandapek susah dilaksanakan. Susah artinyo bukan indak bisa. Ado dua alasan pendukung. Pertamo pandapek Bung Hatta, bahwa "Korupsi Sudah Merupakan Budaya Bangsa Indonesia". Kaduo tulisan dari milis subalah ko sbb:
Assalaamu'alaykom wr.b. Diskusi subuh di Masjid Ikhtiar Tamalanrea tadi agak "beda" dari biasanya ...... Judul-nya saja sudah "aneh", yaitu tentang pencegahan Kleptokrasi dan Kleptomania. Yang ditampilkan juga dua orang professor kondang, yaitu Prof. H.A.M. Sewang, mantan WR I Bidang Akademik UIN Sultan Alauddin Makassar, dan Prof. Dedy Tikson, mantan Dekan FISIP UNHAS. Dalam pengantar diskusi-nya, Prof. Sewang menampilkan slides berupa contoh-contoh nyata bagaimana orang baik-baik kemudian berubah menjadi penderita (kelainan jiwa) kleptomania ketika menjadi pejabat negeri, tidak terkecuali para penegak hukum, jaksa, hakim, polisi ...... bahkan ada yang meng-korupsi proyek pengadaan al-Qur'an, .... dengan mengajak anak-nya pula .... Prof. Dedy langsung menimpali dengan keprihatinan yang dalam karena semua pejabat penderita kleptomania itu nyatanya beragama Islam, bahkan di antaranya tidak diragukan "kesalehan"-nya ..... Prof. Dedy - yang dikenal oleh khalayak lebih sebagai ilmuwan "sekuler" - kemudian dalam uraiannya mengutip Durkheim tentang ritualisasi kehidupan masyarakat.... Jadi di Indonesia ini, ritualisasi per-ibadah-an ummat Islam pada kenyataannya tidak dilanjutkan ke luar masjid. Oleh karena itu, kata Prof. Dedy, yang diperlukan oleh Indonesia adalah seorang "amirul- mu'minin" yang benar-benar tegas dan konsisten menegakkan syari'ah dalam seluruh sendi kehidupan, yang di-ritualisasi- kan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara...... Jadi hendaknya, kata Prof. Dedy, syari'ah jangan hanya diterapkan di sistem per-bank-an saja... Karena Prof. Sewang menduga ada kesalahan "sistemik" sehingga pejabat publik menjadi penderita kleptomania, maka diperlukan upaya-upaya yang sistemik pula sehingga orang tidak lagi merasa perlu mencari-cari kesempatan dan celah-celah untuk mencuri atau korupsi, selaen tentu saja tetap diperlukan penegakan moral dan pendidikan anti-korupsi di sekolah/perguruan tinggi. Diskusi kemudian diramaikan dengan berbagai pendapat/komentar, hampir tidak ada yang bertanya - kalo' pun ada, hanya pertanyaan retorika - karena memang semua tentunya sudah paham betul permasalahan yang melanda negeri ini. Prof. Sewang mengemukakan hasil survey yang menunjukkan peringkat ke-Islami-an negara- negara di dunia, ternyata yang menduduki peringkat 1 paling Islami adalah Selandia Baru (yang sedikit sekali penduduk muslim-nya), sedangkan Indonesia - negeri dengan pendududk muslim terbesar di dunia - hanya menduduki peringkat ke 153! Kalo' soal korupsi, Indonesia menurut info yang diperoleh Prof. Sewang masih bertahan di peringkat 5 besar dunia, dan peringkat 1 di Asia Pasifik .... Sebagaimana biasa dalam diskusi-diskusi di masjid, saya selalu duduk manis, menyimak, sambil terkantuk-kantuk ...... tadi saya pun cuma berbisik pada teman di sebelah, .... sejak 400 tahun yang lalu 'kan negeri ini memang di-desain oleh Belanda agak menjadi suatu negara dengan sistem pemerintahan kolonial ...... sistem kolonial memang fungsinya untuk mencuri, memeras, dan menindas.... Jadi kalo' sekarang berkembang kleptokrasi di negeri ini, hal itu merupakan indikator nyata bahwa negeri ini memamg masih terus di-kelola secara kolonial... belom betulan merdeka dengan sesungguhnya. Wassalam, Rhiza rh...@unhas.ac.id http://www.unhas.ac.id/rhiza/ * ----------------------------------------------------------------------------------------------- * *Selamat 'Idulfitri 1434 H Mohon Maaf Lahir Bathin Atas Kesalahan* *dan Kekeliruan. Semoga Amal Ibadah Kita Diterima Allah SWT. Amin* Wassalaamu'alaikum Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA ------------------------------------------------------------ 2013/8/4 Dr. Saafroedin Bahar. <saafroedin.ba...@rantaunet.org> > Bagus dan bisa dilaksanakan pak Mochtar. > Wassalam, > SB. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.