Kanda Abraham,
Kalau merujuk kapado deskripsi L. Horner di bawah,
tampaknyo posisinyo memang agak di puncak, tapi indak
di puncak bana. Malah dengan penjelasan mengenai
tekanan udara dan ketinggiannyo, para ahli kini bisa
menelusui baliak posisi tersebut. Ambo kiro, sebagai
benteng pertahanan, mungkin dicari tampek nan
strategis di sekitar puncak bukik tu. Ambo sendiri
pernah ka Lintau samaso mahasiswa, tapi indak sempat
ka puncak Pato tu. Mudah2an lain wakatu bisa ka situ.
Mengenai kuburan urang Ulando tu menarik. Ambo cubo
telesuri sia nan bakubua di situ. Mungkin ado info
dalam jurnal Military Spectator-nyo Balando, atau bisa
tajo ka sejarawan kolonial Teitler.

salam,
Suryadi


--- Nafris <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Assalamu'alaikum wr.wb
> 
>  
> 
> Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang
> bana di Lintau yaitu babateh jo Bawak Bukit kec.
> Sungayang, dan sungai kecil Tampo (Batang Tampo)
> adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu
> Bulek Lintau.
> 
>  
> 
> Wassalam,
> 
> Nafris Chaniago
> 
> Urang Lintau di SUMSEL
> 
>  
> 
>  
> 
>   _____  
> 
> From: RantauNet@googlegroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
> Abraham Ilyas
> Sent: 03 Maret 2008 14:23
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Letak benteng Marapalam
> 
>  
> 
> Ass. w.w.
> 
> Dinda Suryadi Yth
> 
> Apakah benteng Marapalam (yang disebutkan berada di
> luhak 50 Kota) berbeda dengan Puncak Marapalam. 
> 
> Ambo asal nagari Tanjuang Sungayang, yang berjarak
> lk 7 km dari puncak Marapalam. Penduduk sekitar
> puncak Marapalam menyebut lokasi tersebut sebagai
> puncak Pato (batas antara kecamatan Sungayang dengan
> kecamatam Lintau Buo). 
> 
> Di puncak bukit Marapalam tersebut ada sebuat
> kuburan lama yang yang disemen dan masyarakat
> disekitar menyebutnya sebagai kuburan Kapitan
> Belanda (?)
> 
> Mungkin ambo masih menyimpan foto 20 tahun yl. dari
> kuburan tsb.
> 
> Sebagai catatan, ketika peristiwa PRRI th. 1958 -
> 1961 jalan antara nagari Tanjuang sampai ke puncak
> Marapalam merupakan benteng pertahanan batalyon
> Harimau Minang yang dipimpin oleh Kapten Badarudin
> untuk melindungi Lintau dari serangan tentara Pusat
> ke Lintau dari kota Batusangkar dan pertahanan ini
> tidak pernah tembus sekalipun juga. 
> 
> Tentara Pusat memasuki Lintau dari lain yaitu dari
> arah Tigo Jangko. Sedangkan jalan lain untuk menuju
> Lintau ialah dari Situjuah (50 Kota)
> 
>  
> 
> Abraham Ilyas (L 63)
> 
> "Nofend St. Mudo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>       Kanda, iko nan kito bicarakan di akhir taun di RN,
> tapi sayang Artikel nan uda makasuik indak basuo.
> 
>       Barikuik dibawah nan uda kirim tadi...
> 
>        
> 
>       
>   _____  
> 
> 
>       From: Lies Suryadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>       Sent: 03 Maret 2008 12:24
>       To: Nofend St. Mudo
>       Subject: genealogi AB-SBK
> 
>        
> 
>       Dinda Nofendri,
> 
>       Iko ciek lai tulisan buruak ambo. Kok lai ka baguno
> dek dunsanak kito di lapau rancak juo dipostiangkan.
> Tulisanko dimuek  di harian Padang Ekspres, Jumat,
> 28 Desember 2007.
> 
>        
> 
>       Lai sehat2 sae Dinda? Senoga lai andaknyo.
> 
>        
> 
>       Salam arek,
> 
>       Suryadi
> 
>        
> 
>        
> 
>       Dimuat di harian Padang Ekspres, Jumat, 28 Desember
> 2007
> 
>        
> 
>       POSISI GEOGRAFIS BENTENG MARAPALAM: CATATAN SINGKAT
> KE ARAH STUDI GENEALOGI ABS-SBK
> 
>        
> 
>       Suryadi
> 
> 
>       Dosen & peneliti pada Department of Languages and
> Cultures of Southeast Asia and Oceania, Leiden
> University, the Netherlands
> 
> 
>        
> 
>       Munculnya kini euphoria ABS-SBK di Sumatera Barat,
> langsung atau tidak, tentu menimbulkan pertanyaan
> dalam masyarakat, terutama generasi muda, tentang
> sejarah pembentukan falsafah hidup kebanggaan orang
> Minang itu. Siapa yang merumuskan, bagaimana
> rumusannya, apakah rumusan itu tertulis atau lisan
> saja, tak ditemukan penjelasan yang komprehensif
> dalam buku sejarah. 
> 
>        
> 
>       Generasi Minangkabau kini tidak memperoleh warisan
> tertulis apapun mengenai falsafah ABS-SBK, "dasar
> negara" etnis Minangkabau itu. Akibatnya, muncul
> berbagai interpretasi dan implementasinya dalam
> masyarakat. Memang ada semacam 'TOR' lisan ABS-SBK
> itu yang diciptakan oleh cerdik-pandai Minangkabau
> di zaman dulu: "syarak mandaki, adat manurun; 
> syarak mangato, adat mamakai; syarak babuhua mati,
> adat babuhua sentak; syarak balinduang, adat
> bapaneh; syarak basisampiang, adat 'batilanjang'".
> Akan tetapi 'TOR' yang penuh ciri kelisanan
> (orality) itu mungkin susah dipahami dan dijabarkan
> oleh generasi Minangkabau kini yang sudah tidak lagi
> paham bahasa Minangkabau ragam sastra yang penuh
> kata malereng itu. 
> 
>        
> 
>       Oleh karena itu kini muncul gagasan untuk menyusun
> kompilasi tertulis ABS-SBK. Ini antara lain
> dikemukakan oleh Dr. Saafroedin Bahar dalam Semiloka
> Inventarisasi dan Perlidungan Hak Masyarakat Hukum
> Adat di Universitas Andalas pada 19-21 Juli 2007.
> Ide di balik gagasan itu adalah agar generasi
> Minangkabau ke depan memiliki acuan tertulis
> ABS-BSK, sehingga implementasinya dalam kehidupan
> masyarakat tidak lagi bersifat manasuka (arbitrer). 
> 
> 
>         
> 
>       Tulisan singkat ini tidak mendiskusikan gagasan
> penyusunan kompilasi ABS-SBK, tapi membicarakan
> sedikit sejarahnya. ABS-SBK otomatis mengingatkan
> kita kepada Piagam Bukit Marapalam (atau "Sumpah
> Sati Bukik Marapalam" dalam bahasa Minangkabau).
> Konon momen historis yang amat penting bagi etnis
> Minang itu terjadi tahun 1837, usai Perang Paderi.
> Tapi rujukannya kurang jelas juga. Kalau Piagam itu
> memang dituliskan, masih adakah tersimpan di satu
> perpustakaan atau koleksi pribadi di dunia ini?
> Mungkin ini tugas sejarawan kita untuk terus
> mencarinya. Atau mungkin juga "Piagam" itu hanya
> ikrar yang bersifat lisan saja.
> 
>        
> 
>       Yang kita ketahui hanyalah bahwa Piagam Bukit
> Marapalam lahir sebagai solusi untuk 'mempertautkan'
> kembali Minangkabau yang 'terbelah dua' akibat
> Perang Paderi. Kaum Adat dan Kaum Agama saling
> 'berangkulan', dan mencoba melupakan perbalahan di
> antara mereka yang telah berlangsung lebih dari 30
> tahun. 
> 
>        
> 
>       Peristiwa bersejarah itu konon terjadi di puncak
> Bukit Marapalam, yang menurut beberapa sumber klasik
> adalah 
=== message truncated ===



      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Daftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke