Luar biasa, sangat inspiratif...

Izin ambo tuk meneruskan ka biliak subalah juo pak Zultan. Mudah2an muncul
Ahmad Sahroni nan lainnyo........... :)
Wassalammu'alaikum wr. wb
Aryandi, 40th+, ciledug, tangerang
*Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo
Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri**  *


---------- Pesan terusan ----------
Dari: ZulTan <zul_...@yahoo.com>
Tanggal: 27 Oktober 2013 11.06
Subjek: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni
Kepada: rantaunet@googlegroups.com



Dunsanak sa-Palanta NAH,

Bukan cerpen.

AHMAD SAHRONI, dipanggil Roni, lahir 8 Agustus 1977, di bilangan Tanjung
Priok. Seratus hari kemudian, orangtuanya bercerai. Ayahnya pergi dan tak
pernah mengenal Roni hingga kini.

Roni kecil sering dibawa ibunya, Hernawaty, berjualan nasi Padang di
pelabuhan yang sebenarnya merupakan usaha Neneknya yang berasal dari Naras,
Pariaman, Sumatera Barat. Roni ditaruh digerobak dan bila kepanasan
dikipasi dengan potongan kardus.

Ibunya kemudian menikah lagi dan Roni mendapat adik bernama Heri Susanto,
yang dipanggil Iko. Keluarga ini menempati rumah tanpa kamar di sebuah gang
sempit dan hanya bisa dilintasi sepeda motor.  Kamar dibuat dengan dinding
bufet dan gorden. Di belakang ada dapur dan kamar mandi kecil.  Di rumah
berdinding tanpa plester ini Roni dan adiknya tidur di ruang tamu dengan
menggelar kasur dan menumpuk kursi ke pinggir jika malam tiba.  Naas bagi
mereka jika ada tamu yang bertandang hingga larut malam karena harus
melawan kantuk.

Tak ada televisi di rumah, tidak ada kulkas. Bila hujan, lantai dijejeri
ember dan baskom menampung tetesan air karena atap bocor. Di luar rumah,
rawa yang dipenuhi enceng gondok meluap dan mengakibatkan dinding rumah
dirayapi lintah. Jalanan becek.

Saat SD, tanpa sepengetahuan ibu dan neneknya, Roni mulai menawarkan jasa
ojek payung. Lain saat Roni menyemir sepatu karyawan-karyawan Pertamina
tongkang di Jalan Yos Sudarso.  Kelas 3 SD, tinggal di rumah neneknya dan
paman yang paling bungsu.  Ini memang permintaan neneknya, karena melihat
kesibukan ibunya berjualan nasi, dan Roni terbengkalai hingga tinggal kelas.

Tujuh tahun kemudian Roni diusir oleh pamannya dari rumah neneknya karena
tidak ke masjid untuk shalat dan mengaji. Pakaiannya dilempar ke luar
rumah.  Semasa SMP dua temannya meninggal karena narkoba dan seorang lagi
dipenjara.

Awal 90-an marak balapan motor di kalangan remaja. Roni terkenal di
kelompok tersebut. Padahal tidak memiliki sepeda motor karena hanya punya
sepeda. Jasa Roni diperlukan oleh mereka karena bisa mengoprek mesin.

Tahun 1994 Roni masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMAN 114) yang
menumpang di sebuah SD di depan rawa.  Nilai rapor Roni sedang-sedang saja.
 Kelas dua Roni menjadi Ketua OSIS. Tahun itu juga, Roni menjadi supir
pemasok instalasi air (keran, pipa) milik ayah temannya dengan gaji Rp
5.000 sehari termasuk mencuci mobil.

Di akhir pekan Roni bergabung dengan anak-anak pejabat dan konglomerat yang
tergabung dalam berbagai klub mobil di Parkir Timur Senayan.  Roni datang
dengan naik bis.  Roni adalah satu-satunya anggota yang tidak memiliki
mobil dalam klub tapi diterima karena keahliannya mengutak-atik mesin. Roni
juga sering jadi perbincangan karena kemahirannya di balik kemudi dan
hampir selalu menjadi juara dalam "trek-trekan".
Michael Bayu seorang pentolan klub terkesan dengan keberanian Roni dan
menjadi akrab. Ia bahkan membelikan Roni telepon genggam yang saat itu
masih tergolong barang mewah.

Michael adalah anak pengusaha sukses pemilik hotel, perkebunan, dan
pertambangan, yang sekolah di Australia sejak SMP. Ia hanya ada di Jakarta
saat liburan.  Ayahnya khwatir anaknya bergaul dengan Roni, setelah
mengetahui Roni anak Tanjung Priok.  Ketika Michael sakit Roni menjenguk
sahabatnya yang tinggal di kawasan Menteng ini, namun terpaksa balik kanan
karena tidak diizinkan masuk. Sambil menenteng bubur ayam hangat untuk
sahabat, ia naik bis dan pulang.  Sejak itu ia bersumpah tidak akan
mengajarkan anaknya untuk membeda-bedakan orang dari asul-usulnya.

Neneknya pernah bilang: "Wa-ang harus mandiri. Jangan pernah mengeluh.
Biarlah apa yang orang caci-maki menjadi pelajaran wa-ang agar lebih
pintar, dan bersabar.  Sabar bukan berarti kalah.  Sabar untuk menang."

Berbekal ijazah SMA, Roni melamar. Tapi selalu ditolak karena tidak
memiliki sepeda motor.  Ibunya tak kalah sibuk selalu menanyai setiap orang
apakah ada lowongan untuk anaknya. Akhirnya Roni mendapatkan pekerjaannya
menjadi supir di PT Niaga Gemilang Samudera di Rawa Badak.

Tanggal 14 Mei 1998, ketika kerusuhan pecah, saat melintas di ruas tol
Cawang guna menghantar bosnya, ia harus menghentikan kendaraan karena massa
memblokir jalanan sampai pukul sebelas malam.

Karena menjadi supir kurang menjanjikan, Roni mencoba peruntungan di kapal
pesiar Celebrity Cruise yang melayani rute antarbenua dengan segala macam
persyaratan dan dokumen yang menghabiskan dana Om yang dulu menggusirnya
sebesar US$2.800. Ia bertugas mencuci enam kuali besar berdiameter satu
setengah meter tiap dua jam selama sebelas jam setiap hari. Enam bulan
kemudian ia menyerah dan kabur ketika kapal tengah berlabuh di Miami,
Florida. Lalu kembali ke tanah air membawa badan.

Sepulang dari AS pada tahun 1999, mungkin sudah takdir, Roni kembali
menjadi supir antar-jemput anak sekolah dari seorang pengusaha bernama
Muslim, pemilik lima kapal tanker dan usaha angkutan bahan bakar.

Lambat laun Roni sadar bahwa pekerjaan ini tidak akan membawanya
kemana-mana. Pergaulannya pun tak meluas.  Roni mengundurkan diri.  Syukur,
Roni akhirnya diterima di PT Millenium Inti Samudera, yang bergerak di
bidang pengisian bahan bakar minyak (BBM), namun tetap sebagai supir
merangkap orang suruhan yang dibayar seikhlasnya.

Suatu siang yang panas, Roni masuk ke lobi perusahaan tempatnya bekerja
untuk menikmati penyejuk udara. Tak lama ia diusir. "Supir itu tidak di
sini tempatnya, di luar sana."

Ini mencambuk semangatnya untuk mengubah hidup dan bertekad menguasai seluk
beluk bisnis yang telah membuatt atasan-atasannya hidup berkecukupan.
"Saya ikuti atasan bekerja dari pagi sampai pagi lagi. Dia engga pulang,
saya pun engga pulang. Terus kalau diminta bantuin ke kapal, narik selang
BBM yang beratnya 75 kg, ya saya bantu. Balik lagi kekantor, bikin
administrrasi, bayar ke Pertamina, dan seterusnya. Begitulah kerjaan saya
sehari-hari."

Edi Rahmat mengakui 'kegilaan' supirnya. "Saya belum bangun, dia sudah
rapi. Dan dia cepat belajar. Kalau saya naik ke kapal dan bicara dalam
bahasa Inggris dengan klien, dia simak baik-baik apa yang saya katakan."

Pengetahuan Roni tentang seluk-beluk pengisian bahan bakar perkapalan
semakin bertambah. Ia mulai mengenal para konsumen dan kebutuhan mereka.
"Setiap waktu saya manfaatkan untuk menyerap ilmu."

Setelah menjadi karyawan tetap kehidupan Roni perlahan membaik. Roni
berprinsip, "Kalau kerja ya kerja saja. Jangan berpikir berapa uang yang
harus Anda dapat."

Akhirnya Roni diangkat jadi kepala operasi. Kurang dari setahun kemudian
menjadi manajer. Kini ia memiliki mobil sendiri.
Ketika seorang direktur dipecat karena menggelapkan uang, Roni naik jabatan
menggantikannya.
Tanggung jawab semakin berat, namun gaji tidak bertambah. Penguasaannya
terhadap pekerjaan sudah lebih dari cukup. Selain komitmen, ia juga loyal
dan menjaga kepercayaan yang diberikan. Namun, perusahaan tidak
mengindahkannya. Setelah dipertimbangkan, Roni mengundurkan diri dari
perusahaan dan nekad membuka kantor sendiri di sebuah warung kopi di bawah
pohon palem dekat kantor. Di situlah ia dan dua rekannya yang ikut keluar
menerima telepon, mencatat permintaan, membukukan transaksi keuangan, dan
lain-lain.

Lima bulan pertama tidak ada pemasukan, minus. Segala usaha mencari order
ditambah doa sudah dilakukan. "Shalat, baca Yasin. Shalat, baca Yasin.
Saking seringnya, saya hapal di luar kepala.  Begitu terus selama setahun.
 Saya mintanya kesuksesan sama Yang Di Atas.  Saya mau kaya supaya bisa
bagi-bagi, bikin orang senang, dan supaya orang engga sirik sama saya."
Akhirnya doa Roni terjawab, pesanan pengisian bahan bakar datang
berturut-turut.

Tahun 2002 Roni melepaskan diri dari kerjasama dengan pemilik modal karena
ia merasa dizalimi.
Lalu Roni mendirikan perusahaan baru dilandasi doa, "Ya Allah,
mudah-mudahan perusahaan yang aku bawa ini bisa sampai ketitik paling atas,
dan mudah-mudahan orang tahuu aku bukan menadahkan tangan, tapi bekerja
keras yang tidak mengandalkan seseorang untuk mencari kesempatan."

"Waktu terima gaji pertama dia bilang ke saya, 'Mak, ini ada duit segini,
ini buat Mamak, terus Roni mau sedekahin segini ke anak yatim, boleh Mak?'
Selalu kalau gajian, ada bagian untuk anak yatim. Terus gaji berikutnya,
dia izin untuk beli AC kredit di kamarnya. Abis itu AC buat saya. Seberapa
pun dia dapat, walau sedikit, dia kasih saya. Selalu begitu," kata Ibunya.
"Pokoknya saya benar-benar disenangkan oleh Roni. Saya engga pernah minta,
tapi kesadarannya luar biasa. Pernah dia protes, 'Mak, minta apa kek ke
Roni!?' Saya jawab, Mamak malu. Semuanya sudah Roni cukupkan. Mamak mau
apalagi?"

"Setelah sukses, Roni pernah ketemu dengan orangtua saya dan saya ingetin
mereka, 'Mom, Dad, do you remember Roni?' Mereka angkat topi. Mereka bangga
anaknya tidak keliru memilih teman. Dude, you never know what is going to
happen to people. You never know...!" kata Michael Bayu. "Waktu saya pindah
kuliah dari Australia ke Singapura, Roni sudah mulai sukses. Saya ingat dia
kasih uang dua ribu dollar, katanya buat jajan. Saya tolak, tapi dia maksa.
Dia bilang, 'Demi persahabatan kita, geng'. Dan saya saksikan dia melejit
dari tahun kke tahun.

Tahun 2007 dalam acara midnight sale di Butik Kanaya Tabitha ia berkenalan
dengan seorang gadis bernama Feby Belinda. Tahun 2008 menikahinya lalu
punya anak dan diberi nama Rofbell diambil dari gabung nama mereka. Tahun
2010, keduanya naik haji.

Kini Roni memiliki dua perusahaan; PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda. Di
rumah ibunya terpampang foto Roni dan kolega di berbagai event antara lain
juara Formula Asia GP Super Sport 600cc di Sentul International Circuit
(2007), juara I golf Asian Championship di Australia (2007). Latihan
menembak bareng Irjen Nanan Sukarna,  golf bareng Panglima TNI Laksamana
Agus Suhartono.

Kalau dulu Roni anggota klub mobil karena montir, kini ia menjadi ketua
Ferrari Owner's Club Indonesia (FOCI) karena memang memilikinya.

Saya ringkas dari buku yang belum usai dibaca, "AHMAD SAHRONI: Anak Priok
Meraih Mimpi" oleh Fenty Efendy. Jakarta: RUAS, 2013.

Unbelievable!

Salam,
ZulTan, L, 53, Bogor

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke