assalamuaikum, Apo prof Hilman maliek ada hubungan sistemik antaro pembusukan pelayanan kesehatan pemerintah, gonjang ganjing pendidikan kedokteran dberbagai universitas di indonesia, adanya keinginan pemerintah mandorong pemberlakuan BPJS dan Maraknya pembangunan rumah sakit swasta di Indonesia (salah satunya sumatera Barat). Kalau iyo....sabana paralu prof hilman turun gunuang liak mah. rahyussalim
Terima kasih nakan ANB atas pencerahannya serta kaitannya dg Sum. Barat.Mereka yang menvcermati situasi Universiytas lndonesia 15 thn terakhir, akan menyadari bagaimana cara2 yg dilakukan MR dlm usaha utk menelikung UI.Apakah kita tak bisa menilai pengusaha2 yg "hitam" yang menghalalkan segala cara?Apakah kebanyakan Ekonom2 tak menilai cara2 bisnis yg dilakukan Konglomerat? Kemaren saya juga menyaksikan dilingkungan Kedokteran Indonesia yang tak usah saya buka disini.Wassalam.
-- Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! From: Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 14 Dec 2013 03:16:18 +0700 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap masa depan Pak BM n.a.h. 1/
Ado bagian tulisan bapak nan ambo highlight kuning pada tulisan asli di bawah ini yang menarik diperdalam: 1. Jadi evangelist Amerika yg pro Israel, pendukung Bush, yg terkenal begitu galak membunuhi ummat Islam di Irak,
...
2. Yang menyebabkan Amerika keluar dari Irak, dan sekarang di desak keluar dari Afganistan, adalah desakan2 gereja2 di Amerika,
Jadi yang mendorong invasi AS ke Irak adalah evangelist (gereja) dan yang menyebabkan AS keluar dari Irak juga gereja? Apa ini tidak kontradiktif Pak? Salah satu dari dua poin itu ada yang tidak pada tempatnya, tapi yang mana?
Seperti kita tahu kemenangan George Bush Jr. pada term pertama sebagai presiden (2000) sangat tipis dari lawannya. Lalu terjadilah Tragedi 9/11 (2001) yang digunakan Bush untuk mendongkrak popularitasnya lewat sebuah invasi terencana pada 2003. Pendukung utamanya adalah rakyat AS yang terutama hidup di kawasan "Sabuk Injil" (Bible Belt) di kawasan tengah. Gereja-gereja yang secara tradisional mendukung Partai Republik, GOP. Kenapa mereka mendukung? Karena Bush selalu menyatakan "moral values" (untuk melawan terorisme/kejahatan) sebagai dasar tindakannya. Dan ini yang memikat banyak gereja untuk berbaris di belakang Bush. Di belakang itu, untuk sayap politik dan militer muncul yang disebut kubu "Hawkish" yang pro pada apa pun bentuk invasi militer AS ke negara lain. (Termasuk tokoh yang pernah begitu populer di Indonesia, mantan dubes Paul Wolfowitz yang saat itu sebagai Wamenhan). Itu sebabnya mengapa di awal invasi ke Irak, popularitas Bush meroket begitu tinggi. Bahkan untuk memperkuat citra sebagai Kristen yang saleh, dalam wawancara-wawancara saat itu Bush menyatakan dirinya "born again Christian" (Kristen yang terlahir kembali), seperti mesiah yang tersadar pada tugas sucinya untuk "membasmi segala kejahatan di atas bumi".
Taktik ini berhasil. Sehingga pada pemilu 2004, Bush dengan mudah memenangkan pertarungan dengan cukup telak (berbeda dengan pemilu 2000). Bush mengakui bahwa sang arsitek dan "otak" kemenangannya adalah Karl Rove, seorang Kristen fanatik, yang juga penasehat ayahnya dulu, Bush Sr. saat menginvasi Irak di awal 90-an.
Pak Muin tentu tahu bagaimana peran dan pengaruh Karl Rove di gedung putih (Jimmy Swaggart dan Pat Robertson tak ada apa-apanya dibandingkan Karl Rove). Karl Rove lah yang menjadi lokomotif utama bergabungnya kekuatan gereja di belakang Bush. Dan alasan-alasan moral tentang keutamaan ajaran Kristen selalu disampaikan, terbuka maupun terselubung, sebagai pembenaran invasi ke Irak yang dilakukan oleh "alliance of willing states" sebagaimana disindir oleh Hans Blix.
Blix, mantan Menlu Swedia yang ditunjuk Sekjen PBB Kofi Annan untuk memimpin Komisi Monitoring dan Verifikasi PBB, membuat laporan yang kemudian menggegerkan dunia, karena temuannya adalah: tak ada program senjata pemusnah massal (WMD) di Irak, yang selama ini didengung-dengungkan Bush . Tak ada bukti yang menunjukkan itu sama sekali. Tanpa tedeng aling-aling, Blix mengungkapkan bahwa AS dan Inggris sengaja mendramatisasi ihwal WMD untuk pembenaran melakukan invasi. Dan sebagai akibat keberaniannya itu, kantor dan rumahnya disadap oleh pemerintah AS yang tak puas.
Laporan Komisi yang dipimpin Blix menjadi titik balik yang signifikan terhadap opini rakyat AS untuk berbalik arah, dan melihat kebohongan Bush. Singkatnya, tidak benar pernyataan No. 2 Pak Muin bahwa gereja yang mendesak keluarnya pasukan AS dari Irak, apalagi dengan nada seakan-akan mereka yang paling berjasa.
Memang perlahan-perlahan makin banyak gereja yang tadinya mendukung Bush, mulai mencabut dukungan dan bahkan berbalik menyerang keputusan Bush. Tetapi itu terjadi SETELAH munculnya laporan Komisi Blix. Ibaratnya, mereka, gereja-gereja itu seperti "tersadar" bahwa selama ini mereka dikerjai Bush saja, terutama oleh Karl Rove sebagai master mind dan senior advisor di pemerintahan.
Tetapi, gereja (di AS) pun bukan satu-satunya pihak yang paling berjasa (seperti tersirat dari tulisan Pak BM) menyangkut penarikan pasukan dari Irak. Sejak awal invasi, Paus (Paulus II) dari Vatikan, malah sudah menentang invasi itu dengan keras, karena disebutnya tak sejalan dengan iman Katolik. Periode ini harus disebut karena awalnya imbauan Vatican/Gereja Katolik tak mempunyai cukup gaung di AS yang sedang bergairah untuk melampiaskan kemarahan mereka pasca 9/11 dan isu WMD. Sikap Vatikan yang anti perang praktis tak berdampak bagi pemerintahan Bush.
Elemen ketiga yang gencar menyuarakan penarikan mundur tentara AS dari Irak adalah justru dari kaum Diaspora Irak di AS dan Eropa, baik Irak Muslim maupun Irak Kristen. Mereka membentuk kelompok-kelompok yang intensif melobi Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga internasional lain, dengan membawa data-data rakyat sipil sebagai korban langsung invasi ke Irak. Upaya Diaspora Irak yang juga berpengaruh sebagai kelompok penekan bagi munculnya resolusi-resolusi PBB yang semakin memperkecil ambisi AS di bawah Bush.
Elemen keempat, adalah kelompok-kelompok non-Kristen secara umum (termasuk banyak komunitas Islam di AS maupun di luar AS) yang secara konsisten mengkritik kebijakan Bush di Irak. Misalnya kalau ambo baca buku yang baru terbit (Oktober 2013) berjudul "Imam Shamsi Ali: Menebar Damai di Bumi Barat" yang ditulis Julie Nava (orang Indonesia yang tinggal di Michigan), terlihat sekali bagaimana upaya cukup intensif dari kelompok-kelompok non-Kristen di AS untuk terus membuat pemerintahan Bush mengevaluasi kebijakan invasi mereka dari waktu ke waktu. Banyak nama tokoh agama dan organisasi non-Kristen (dari Yahudi, Islam, Buddhist, Hindu, dll) yang disebutkan Imam Shamsi Ali dalam bukunya, yang secara reguler bertemu.
Jadi, jika dilihat dari paling sedikit ada empat elemen yang terus menerus melakukan kampanye untuk penarikan pasukan AS dari Irak (entah mereka melakukannya sendiri-sendiri atau pun dalam program saling terkait), poinnya adalah terlalu sederhana jika Pak BM hanya menyebut "Yang menyebabkan Amerika keluar dari Irak adalah desakan-desakan Gereja di Amerika)."
Apalagi setelah Bush kalah pemilu 2008, dan pengaruh Republik-Hawkish meredup sejenak digantikan pamor Obama/Demokrat yang memiliki citra tak begitu ambisius soal perang, maka kebijakan penarikan mundur pasukan AS dari Irak semakin mendapatkan katalisnya. Bukan lagi karena faktor gereja, tapi memang karena kebijakan luar negeri AS yang berbeda templatenya antara Republiken dan Demokrat. Sekiranya pada pemilu 2008 masih dimenangkan oleh kubu Republik (meski Bush tak bisa lagi menjadi presiden karena sudah dua kali menjabat), secara umum kebijakan AS di Irak masih akan tetap sama. Sebab jangankan menyangkut orang non-AS, bahkan menyangkut kesejahteraan warga AS pun para Senator Republiken baru-baru ini tak merasa berat memboikot kebijakan kesehatan paket Obama Care yang membuat beberapa kantor pemerintahan sempat menutup layanan selama beberapa saat karena tak ada dana operasi. Jadi jika untuk rakyat AS saja kubu Republik bisa secuek itu, apalagi untuk kesejahteraan rakyat Irak.
2/
Sebetulnya relevansi antara isu JTR/LG ini dengan pemerintahan AS adalah pada selingkuh kekuasaan di era Bill Clinton (masih menjadi Gubernur Arkansas) yang membuat JTR didenda sebesar USD 8,6 juta pada 2001.
Jika di AS saja JTR bisa dijatuhi denda terbesar sepanjang sejarah kasus dana kampanye di AS, bisa dibayangkan bagaimana selingkuh kekuasaan itu terjadi di negara yang pengawasannya sangat lemah seperti Indonesia.
Kalau Pak BM mengulas dari sisi ini berdasarkan pengalaman bapak saat tinggal di AS mungkin akan jauh lebih relevan dengan masa depan Sumbar. Ibaratnya, jika Arkansas saja, pada satu ketika, pernah "diacak-acak" JTR, apatah lagi Sumbar?
3/
Adapun soal standar ganda evangelist seperti Jimmy Swaggart atau Pat Robertson yang bisa menggerung di layar TV tapi menjalani kehidupan supermewah di luar TV, sebenarnya tak berkait langsung dengan masalah LG di Sumbar ini.
Karena itu problem partikular hanya bagi warga AS, khususnya jemaat yang bersangkutan.
Dalam setiap agama, selalu ada sosok seperti Swaggart atau Robertson, meski tak persis benar. Tapi itu bukan isu utama dalam masalah ini.
Wassalam,
ANB
45, Cibubur
* * *
. * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. |
- RE: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap masa depan Bakhtiar Muin PhD
- Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap masa depan Dedi Suryadi
- Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap masa depan Akmal Nasery Basral
- Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap masa de... hilman . mahyuddin
- Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap mas... rahyussalim
- Re: [R@ntau-Net] Urang Minang menatap mas... Akmal Nasery Basral