Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bank syariah cenderung menyasar kelas 
menengah atas karena mereka ko bisa menjamin keberlangsungan operasional bank. 
Misalnyo utk bali rumah atau oto. Padahal bank syariah ko terutama sistem 
profit-loss-sharing  berpotensi dan cocok mengembangkan wirausaha di daerah 
berkembang spt di Sumbar.

Pengalaman dan observasi ambo baik bank besar syariah maupun BPRS ndak punyo 
misi mempromosian sistim bagi hasil ko  secara penuh karena maha biayanyo dan 
ndak namua repot. Lagian ado risiko jika pengusaha merugi karena memang alasan 
masuk akal, bank akan ikuik menanggungnya.

Masalahnya sangat sedikit usaha mikro kecil yang pencatatannya baik dan 
manajemennya rapi. Jadi ndak setara hubungan bank dan pemilik ukm ko. Lalu baa 
mempertanggungjawabkan terutama aspek keuanganya?

Oleh karena itu ambo alah tawarkan framework "sarjana masuk ukm" supaya usaha 
ketek ko bisa masuk radar.

Memang bantuak lingkaran setan tapi Minangkabau butuh social entrepreneurs 
untuk memutusnya.

Salam
Donard33

 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> wrote: 

Dinda Ronald n.a.h.

Dari nan ambo amati, argumentasi dari orang-orang yang keberatan dengan Bank 
Syariah secara umum terbagi dua:

1. Berdasarkan pengalaman praktis berhubungan dengan Bank Syariah. Ini yang 
terbanyak. Mungkin karena sebelumnya ada ekspektasi di kalangan (calon) nasabah 
bahwa berurusan dengan Bank Syariah jauh "lebih mudah", risiko "lebih kecil", 
keuntungan "lebih besar", dll yang pendeknya segala jenis ekspektasi positif 
yang tak didapatkan dari bank konvensional, maka tanpa berusaha memahami lagi 
konsep-konsep utama Bank Syariah, langsung saja ekspektasi itu luntur, bahkan 
berbalik menjadi "citra buruk" terhadap Bank Syariah. Bahkan "citra buruk" itu 
ditiup-tiupkan oleh muslim sendiri, seperti dicontohkan kanda ZulTan bahwa ada 
yang berpendapat Bank Syariah itu tak ubahnya seperti "babi diagiah kerudung". 
Kalau sebutan seperti itu bisa muncul dari lisan muslim sendiri, bayangkan 
betapa negatifnya kesan yang tertanam. 

2. Berdasarkan argumentasi teoritis yang mengacu pada pendapat tokoh-tokoh 
internasional seperti Syekh Umar Ibrahim Vadillo, yang lantang berpendapat 
bahwa "Bank Syariah adalah kuda troya yang disusupkan ke dalam umat Islam untuk 
membusukkan Islam dari dalam." Pendapat ini sependek pengetahuan ambo sudah 
hampir menjadi satu mazhab (school of thought) sendiri karena di Indonesia pun 
banyak pengikutnya (di mana sejak awal mereka tak punya urusan praktis dengan 
Bank Syariah). Sebetulnya inti "Vadilliyyah" ini -- sebut saja begitu untuk 
mudahnya -- adalah (1) ketidakpercayaan mutlak terhadap masih digunakannya uang 
kertas sebagai alat tukar, dan (2) otoritas untuk itu hanya bisa dilakukan Bank 
Sentral. Karena itu "Vadilliyah" menjadi penganjur utama digunakannya kembali 
sistem Dinar dan Dirham sebagai alat tukar, pengganti uang kertas. 

Untuk menjawab kritikan kelompok no. 1 (yang berdasarkan pengalaman praktis 
mereka berhubungan dengan Bank Syariah), cara paling efektif menghadapinya 
tentu saja Bank Syariah harus lebih aktif mengedukasi masyarakat, muslim 
khususnya, tentang konsep-konsep utama menyangkut keraguan nasabah seperti 
disampaikan Pak Ardy Muawin (sebetulnya belum bukan anggota RantauNet, atau 
anggota milis Isnet. Cuma karena Pak Muin melakukan cross-posting di dua milis 
ini, jadi jawaban di RN ini bisa muncul di milis Isnet dan sebaliknya. Beberapa 
pekan lalu kami -- Pak Bachtiar Muin, saya, dan beberapa anggota Isnet bertemu 
di rumah Pak Ardy Muawin -- dalam pembicaraan yang didominasi masalah suksesi 
nasional/pilpres, meski dimulai dengan diskusi tema ekonomi setelah nonton film 
bareng "Margin Call" yang menggambarkan 36 jam pertama krisis ekonomi global 
2008).

Yang lebih kritikal bagi penganjur Bank Syariah, saya kira justru menemukan 
cara yang lebih fundamental, sekaligus santun, dalam meng-counter hujjah dari 
"Vadilliyah". Jika dua cara mengantisipasi keraguan dua kelompok di atas bisa 
ditemukan dan diterapkan efektif, perkembangan Bank Syariah pasti akan lebih 
cepat dari sekarang. 

Wass,

ANB
45, Cibubur  


Pada 15 Desember 2013 00.56, Ronald P Putra <ronaldppu...@gmail.com> menulis:
Salam 'alaik Palanta,

Tentang Predetermined Yield.

October 2006, ketika kami pertama kali me-launch Sharia Custodian Services, 
maka adjustment yang pertama kali kami lakukan terhadap system adalah bagaimana 
mengakomodir booking atas selisih Estimated Yield dengan Actual Yield pada saat 
maturity. Asset klien yang ditempatkan dalam bentuk money market instrument 
pada bank-bank syariah, hanya mendapatkan estimated return atas prinsipal 
investasi. Ini yang sering disebut orang sbg Predetermined Yield, sebagai 
estimasi saja. Tolak ukur angkanya ?  return bulan sebelumnya. 

Ketika product tsb matured, maka total accrue bagi hasil yang kami 
akumulasikan, akan sedikit banyak berbeda dengan real return yang kami terima 
dari bank-bank syariah tersebut, yang akhirnya dilakukan adjustment pembukuan 
thp pembukuan nasabah kami, pada tanggal diterimanya pencairan pokok investasi 
dan bagi hasilnya. 

So ? predetemined yield hanyalah merupakan estimasi return yang akan diperoleh, 
bukan real return yang akan diperoleh. Jadi ? bisakan dilihat bedanya dengan 
promised yield yang dijanjikan oleh bank konvensional ? 

Pointnya : Bedakan antara Predetermined Yield dengan Promised Yield.

Tentang Pinjam Uang ?
Bank syariah tak mengenal transaksi pinjam meminjam uang, yang ada adalah 

Mudah-mudahan link berikut bisa memberi sedikit pencerahan kepada kita semua :

http://ronaldpputra.wordpress.com/2008/09/26/the-differences-between-conventional-and-islamic-economics/#comment-30


Wassalam
Ronald


2013/12/14 Bakhtiar Muin PhD <bmsa...@gmail.com>
 

 

From: Ardy Muawin [mailto:niw...@gmail.com] 
Sent: Saturday, December 14, 2013 8:49 AM
To: mus-...@milis.isnet.org
Subject: Re: Bls: [mus-lim] Tentang bank syariah

 

Assalaamualaykum.

Uraian pak BM kali ini setuju skl. Sy bbrp kl mengkritik tmn2 yg di bank 
syariah.. bhwa bank syariah lbh terkesan simbolik saja... Pengemasan dgn 
simbol2 islam tp ruh islam ttg risk sharing, tdk ada hedging atau predetermined 
profit krg mndpt perhatian.

Model jual beli yg disebut pak BM itu ga ada beda sama ez pay or cicilan bca 
cmn beda namanya aja... Kl utk urusan bisnis, predetermined yield itu kan 
sbnrnya riba... Kl yg pinjam rugi, mereka kena double punishment, bisnis rugi n 
kasi profit ke bank.

Saya saat ini menjalankan konsep small private funding syariah... Kl bisnis 
untung, kita bagi hasilnya... Tp kl rugi, cukup balikin pokoknya saja. Di sini 
tdk ada hedge or predetermined yield. Sbg lender, saya ikut resiko naik 
turunnya bisnis dgn at least sy dpt pokok pinjaman, krn akadnya adlh pinjaman 
bukan penyertaan modal. Shg sy terhindar dr kerugian pokok tp ttp rugi dr sisi 
time value of money.
Split bg hasil bs disesuaikan dgn risk yg lender bear dan jg resiko gagal byr 
dr peminjam...

At the end, konsep predetermined yield adlh konsep riba itu sendiri... Untung 
or rugi ya pokonya dpt segini. Kl syariah or bukan.. sy bkn ahli fiqh jd ndak 
tahu :-)

Salam.

Ardy

Salam,

Pemahaman saya.
1. Selama kita masih pakai rupiah, maka pengurangan nilai uang akan terjadi, 
jadi wajar pihak bank perlu memperhitungkan inflasi.

2. Tidak semua di bank syariah akadnya bagi hasil, ada yg jual beli. Dll. Kalau 
jual beli, ambil perhitungan untung dari sgl resikonya.

3. Bank system syariah masih baru, ibarat para penyebar agama islam baru masuk 
indonesia, maka masih perlu banyak adaptasi dengan system konvensional. 
Sy melihat perhitungan risk managementnya masih mirip konvensional... 
Karena toh kita pakai mata uang kertas yg sudah systemik konvensional bgt.

Yopi


y.ilmia...@gmail.com
whatsapp: +6281216954636

From: "Bakhtiar Muin PhD" <bmsa...@gmail.com>

Date: Sat, 14 Dec 2013 00:02:35 +0700

To: <mus-...@milis.isnet.org>; <rantaunet@googlegroups.com>

ReplyTo: mus-...@milis.isnet.org

Cc: <bmsa...@gmail.com>

Subject: [mus-lim] Tentang bank syariah

 

Assalamualaikum:

 

Ronald:

Atas dasar apo bapak manyabuik Bank Syariah cuma akal-akalan ? Apokah alah
malakukan kajian mandalam ? Bisa agiah bukti ilmiah di siko supayo jaleh
siang malamnyo ?
 Ambo khawatir bapak berbicara ttg hal yg bapak tidak ketahui sama sekali.
 
BM:

Angku Ronald, pernah pinjam uang di bank syariah?

Bank syariah, bank akal2an, disesuaikan se olah2 sesuai dengan prinsip Islam, 
tidak riba.

 

Contohnya, anda pinjam uang dari bank syariah, di islam2kan seolah2 tidak riba, 
padahal hakekatnya sama saja.

 

Anda pinjam uang 100 juta, dengan perjanjian mudarabah(pakai istilah2 Arab), 
dalam setahun dengan bunga 15 % misalnya, jadi anda harus kembalikan 115 juta.

Anda bikin perjanjian dengan bank, atas nama bank anda beli barang bla2, anda 
se olah2 membeli barang tsb 115 juta. Jadi bayar ke bank 115juta  se olah2 
membeli barang tsb, atas nama bank 115 juta. Jadi uang 100 juta anda kembalikan 
115 juta, se olah2 bank yg mengadakan transaksi beli barang, padahal anda 
sendiri.

 

Kalau dalam dagang, ada system profit sharing. Kalau berdagang profit sharing, 
untung rugi ditanggung bersama, di bank syariah tidak, ditentukan profitnya 
dulu untuk bank, kalau kita untung sisanya untuk kita. Kalau rugi tanggung 
sendiri. Mana ada zaman rasulullah seperti itu. Makanya bank syariah tidak 
laku, lebih mahal bunganya(cost of moneynya).

 

Saya berbicara berdasarkan pengalaman pinjam uang di bank syariah.

Jadi janganlah memperalat MUI, yg tidak mengerti bank syariah, keluarkan fakta 
haram, bank konvensional. MUI akan kehilangan ligitimasi, kalau keluarkan fatwa 
dimana mereka tidak mengerti.

 

Salam

Bakhtiar Muin

65 th

 

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke