Terobosan kreatif. Cucu ambo suko bana Hoka Bento. Rasonyo tantu jauah
dibawah masakan awak. Tapikian baa indak ado awak nan mambuek Minang-Bento
dengan kemasan ala Hoka Bento. Sia nan ka namuah mancubo? Jan lupo royalty
ka ambo kalau ado nan ka mamulai...lol....

*-----------------------------------------------------------------------------------------------*
*"Komunitas RN Harus Hidup Terus Melebihi Usia Kami Yang Tua-tua Ini"
(Bunda Nizmah pada acara HUT RN 20 Tahun)*

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------


2014-01-28 Sri Yansen Tanjung <sri.yan...@gmail.com>

> Assalammualaikum wr wb,,
>
> Dunsanaks sadonyo,
>
> berita ringan kuliner kampuang bantuak lain...
>
> wassalam
> Sri Yansen/lk/42/tanjuang/asa Painan
>
>
> http://travel.kompas.com/read/2014/01/29/0825198/.Tambuah.Ciek.Haik.
>
> "Tambuah Ciek, Haik"
> Rabu, 29 Januari 2014 | 08:25 WIB
> KOMPAS/TOTOK WIJAYANTOMenyiapkan menu ayam pop roll, Kamis (23/1/2014).
> Baca juga
>
>    - Mengawal Malam di 
> Angkringan<http://travel.kompas.com/read/2014/01/27/0815523/Mengawal.Malam.di.Angkringan>
>
> 7
>
> 11
>             
> <https://twitter.com/intent/tweet?url=http://kom.ps/AFe3fl&text=%22Tambuah%20Ciek,%20Haik%22&via=kompascom>
> 0
>
> <http://travel.kompas.com/read/2014/01/29/0825198/.Tambuah.Ciek.Haik.#komentar>
> *SUNTIANG* bukan restoran Minang biasa. Tidak ada mangkuk berisi air
> kobokan, tidak pula ada pelanggan yang berteriak, "tambuah ciek lai!" Yang
> tersedia di meja adalah sumpit dan aneka masakan Minang yang disajikan ala
> sushi. Begitulah, restoran ini menyodorkan pengalaman makan nasi padang
> dengan gaya Jepang.
>
> Piring-piring berisi aneka makanan cantik itu berkeliling bersama ban
> berjalan di sushi bar Restoran Suntiang di Pondok Indah Mall 2, Jakarta
> Selatan. Ada sepiring "sushi" dengan seiris daging putih dan setitik saus
> berwarna oranye. Kami meraih satu piring menu yang kami kira sushi tuna.
> Namun, begitu kami santap, menu itu ternyata nasi-ayam pop lengkap dengan
> sambal yang gurih.
>
> Di piring lain, terhidang nasi pulen lengket digulung nori--lembaran rumput
> laut hijau--dengan sejumput daging di atasnya dan beberapa butir wijen. Kami
> mengira menu itu sushi unagi yang dimasak matang. Ketika sampai di lidah,
> ternyata menu itu adalah nasi-rendang. Ada pula sushi dengan topping yang
> kami kira telur ikan. Setelah dimakan ternyata menu itu tidak lain nasi
> pulen berbalut nori, ber-topping teri balado.
>
> Begitulah, gambaran sushi yang terbentuk lewat pandangan mata seketika
> terhapus ketika lidah justru menemukan cita rasa Minang. Hasilnya adalah
> sebuah kejutan yang menyenangkan. "Rupo Japang, raso tetap Minang," bisik
> seorang tamu yang baru pertama kali ke Restoran Suntiang, pekan lalu.
>
> Sebaliknya, Suntiang juga menyajikan masakan Jepang dengan selera Minang.
> Cobalah semangkuk ramen dengan kuah oranye mengilap dan menggugah selera.
> Begitu kuahnya sampai di lidah, kita langsung menemukan cita rasa gulai
> yang gurih. Ada pula ramen yang kuah misonya dibubuhi cabai hijau. Di luar
> itu, ada sederet menu Jepang yang dimasak ala Minang seperti edamame
> balado, tempura otak, dan kepala salmon kuah gulai.
>
> KOMPAS/TOTOK WIJAYANTOSuasana Restoran Suntiang di Pondok Indah Mall 2,
> Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2014).
> Makan di Suntiang, kita seperti diajak untuk mencicipi suasana yang
> berasal dari dua tradisi berbeda. Pengelola Suntiang cukup serius
> menghadirkan nuansa Minang sekaligus Jepang. Nama Suntiang yang terdengar
> sangat Minang ditulis dengan huruf bernuansa Jepang. Pramusaji mengenakan
> atasan bernuansa Jepang dengan bawahan bercorak songket minang. Meja makan
> ditata seperti di restoran Jepang dengan piring-piring berwarna polos,
> sendok-garpu, dan sumpit. Dengan sumpit itulah kami makan sushi-ayam pop.
>
> *Tetap Minang*
>
> Untuk lidah yang "maniak" dengan cita rasa Minang, hidangan ala Suntiang
> masih bisa diterima meski disajikan seperti makanan Jepang. "Cita rasa
> Minang tetap kita pertahankan dan terasa dominan. Masakannya tetap kaya
> bumbu dan rempah seperti masakan Minang umumnya," ujar Maulana dari Humas
> Suntiang.
>
> Mari kita lihat bahan-bahan makanan yang digunakan Suntiang. Bahan seperti
> daging yang merupakan bahan utama alam kuliner Minang untuk menu seperti
> rendang dan dendeng balado masih merupakan bahan yang terbanyak digunakan.
> Begitu pula dengan daging ayam untuk menu ayam pop, ayam gulai, dan ayam
> bakar. Bumbu-bumbu yang paling banyak sama seperti restoran Minang lainnya
> adalah bumbu gulai dan cabai merah keriting.
>
> Meski begitu, bukan berarti menu makanan di restoran ini bebas dari bahan
> dan bumbu yang biasa dipakai restoran Jepang. Asisten Chef Suntiang Delly
> Adhiguna mengatakan, cita rasa Jepang hadir lewat nori, mayonnaise, dan
> nasi sushi yang lengket, bukan nasi aur atau pera yang biasa digunakan di
> restoran Minang.
>
> "Nah, semua itu dipadukan menjadi sushi. Kalau di menu sushi Jepang, nasi
> dipadu dengan daging ikan segar, di sini kami padu dengan lauk khas
> Minang," kata Delly.
>
> KOMPAS/TOTOK WIJAYANTOAyam Pop Roll
> Bumbu pendamping yang biasa terdapat di meja-meja restoran Jepang seperti
> wasabi dan acar jahe merah tak ada di atas meja Suntiang. Meski begitu,
> pramusaji Suntiang akan menyodorkan wasabi jika pelanggan meminta. "Kami
> sengaja tidak menyediakan wasabi di meja karena rasa wasabi sangat
> menantang, sementara masakan Minang sendiri sudah kaya bumbu," sambung
> Maulana.
>
> Untuk mendapatkan rasa masakan Minang yang otentik, kepala koki dan
> asisten kepala koki berguru selama satu bulan lamanya di dapur sebuah
> restoran Minang milik salah satu pendiri Suntiang. Kebetulan satu dari tiga
> pemilik Suntiang berasal dari Solok, Sumatera Barat. Para koki yang
> berdarah Jawa Timur serta Madura lantas mengamati rasa, warna, dan tekstur
> makanan Minang.
>
> "Kami belajar langsung di kampung dengan resep keluarga. Kami mengaduk
> rendang berjam-jam, tidak berhenti. Berat sekali membuat masakan Minang,"
> ujar Delly.
>
> Dari hasil berguru, para koki yang tidak ada satu pun berdarah Minang itu,
> kemudian berkreasi dan mengembangkan menu, memadukan unsur tradisi kuliner
> Minang dengan masakan Jepang.
>
> Menurut Maulana dan Delly, masakan Minang dan Jepang memiliki satu
> persamaan, yakni mudah diterima beragam lidah. Rumah makan Minang mudah
> ditemui di berbagai pelosok di Indonesia dan di luar negeri. Sebaliknya,
> kuliner Jepang sudah lama hadir di kota-kota besar di Indonesia. Kedua
> masakan itu memiliki banyak penggemar.
>
> KOMPAS/TOTOK WIJAYANTOMenu Minang dihidangkan dengan ban berjalan
> mengelilingi meja pengunjung.
> Restoran Suntiang pun hadir di sebuah mal besar di selatan Jakarta, tempat
> beragam budaya dan cita rasa berkumpul. Suntiang bersanding dengan deretan
> restoran tetangga yang bercita rasa ragam negara, mulai dari Italia,
> Amerika, Korea, hingga Jepang.
>
> "Para pendiri restoran ini berpikir, jika mendirikan restoran Minang,
> sudah banyak pesaingnya. Jadi, mereka membuat pasar baru dengan
> menggabungkan masakan Minang dengan masakan Jepang," kata Maulana.
>
> Begitulah, di Restoran Suntiang, tradisi kuliner Minang seperti
> mempersunting tradisi kuliner Jepang. Tambuah ciek? Haik! *(Indira
> Permanasari dan Budi Suwarna)*
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke