Idealis di Tiga Fase Sejarah Kamis, 13 Maret 2008 Konsisten dalam ucapan dan tindakan. Memperjuangkan ideologi dalam kesederhanaan dengan landasan Islam untuk kebangsaan dan kemasyarakatan. Demikian sekilas sikap almarhum Saidal Bahauddin, tokoh angkatan '66 dari Provinsi Sumatera Barat. Sosok yang banyak mengilhami pergerakan generasi muda, terutama kalangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Sumbar. Kiprah perjuangan dan hidupannya yang sederhana dikupas dalam bedah buku "Bang Saidal, Konsistensi Anak Zaman," karangan Fajar Rusvan dan Irham. Dua penulis muda putra Sumbar kelahiran Jakarta.
Bedah buku yang juga sebagai soft launching itu dihadiri utusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan utusan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang se Sumbar dengan pembahas, Dosen Fakultas Pertanian Unand, Jafrinur dan Dosen Fakultas Sastra Unand, Israr Iskandar. Fajar Rusfan menggambarkan, karakter Bang Saidal terbentuk dalam pergumulan masa yang cukup panjang. Bak kata orang bijak, "Buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya." Kepribadiannya tidak lepas dari pengaruh orangtuanya yang banyak mengajarkan prinsip hidup sederhana. Sebuah sikap yang tentu saja diajarkan dalam Islam. Ayahnya sendiri adalah seorang notaris di zaman penjajahan Belanda. Dia juga bersentuhan langsung dengan M Natsir. Ketua Umum Masyumi yang mentransfer ideologi ke dalam hati dan fikirannya. Maka jadilah dia sosok yang konsisten dan berani dalam memperjuangkan kebenaran. Pribadinya tidak bisa diwarnai oleh gerakan yang tidak jelas. Dan secara spesifik, dia tidak terpedaya oleh kenikmatan materi. Sampai meninggalnya 12 Februari 2008, hanya memiliki mobil Kijang Komando keluaran 70-an dan satu rumah sederhana di Jalan Beringin No 45 Padang. "Kita tahu dia anak seorang notaris, dia dokter, pernah jadi anggota MPR RI, anggota DPRD Sumbar. Tapi dia tetap hidup sederhana sebagai pejuang kebenaran," kata Jafrinur pada pertemuan yang juga dihadiri bachtiar Kahar utusan KAHMI/Laskar Ampera ARH. Israr memaparkan, Bang Saidal orang yang melalui tiga fase sejarah. Zaman Orla, Orba dan Reformasi. Zaman Orla, kuliahnya di Fakultas Kedokterran UI ditinggalkan dan kembali ke Sumbar untuk bergabung dengan PRRI. Dia menjadi Komandan Pasukan Mawar. Hal ini dilakukan karena terpanggil untuk mengoreksi pemerintah pusat yang dinilai telah menyalahi UU 1945. Pemerintah sepertinya telah memberi ruang gerak yang luas bagi Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk berkembang di Indonesia. "Perjuangan PRRI adalah perjuangan ideologi untuk menegakkan UU '45 yang prakteknya telah menyimpang pada zaman pemerintahan Soekarno. Komunis diberi tempat. Ia rela meninggalkan fakultas karena anti komunis. Pasca PRRI, Sumatera sampai pada titik nadir, sementara PKI makin eksis," kata Israr. Ketika itu, Bang Saidal tentunya bersama aktivis 66 lainnya, tetap eksis untuk me-recovery keterpurukan mental masyarakat sampai pada saatnya terjadi G 30 S PKI. Saat PKI berhasil ditumpas namun antek-anteknya masih berkeliaran, zaman baru hadir (Orba). Orba diharap bisa memulihkan harga diri masyarakat. Tapi saat itu, tidak jelas siapa kawan dan siapa lawan. Lalu Bang Saidal dengan insting politiknya mengarahkan masyarakat untuk tetap melawan komunis. Namun dalam zaman reformasi, Bang Saidal masuk dalam euforia politik dan terbawa arus dalam kasus DPRD Sumbar periode 1999-2002. "Ketika itu wakil PBB di DPRD sumbar hanya tiga orang. Jumlah yang tentusaja tidak bisa melawan keinginan anggota dewan lainnya yang jumlahnya sangat banyak," kata Israr. Kasus ini juga dinilai banyak kontroversi. Bahkan kata Israr, ada dugaan upaya pembunuhan karakter politisi dari Sumbar. Sementara Jafrinur mengemukakan kiprah Bang Saidal ketika menjabat anggota MPR RI. Dia menentang pemerintah karena memasukkan aliran kepercayaan dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sekitar tahun 80-an. Karena dibujuk tokoh-tokoh dari Sumbar, ia mengalah dengan meninggalkan ruang sidang MPR. Selain itu juga menentang sikap politik yang mengharuskan Korpri, Brokrat dan PNS secara umum mesti gabung ke dalam Partai Golkar. Bahkan sikapnya yang sangat memihak masyarakat juga diperlihatkan dalam penerimaan perawat di RS Yarsi. "Dia ingin seleksi fair agar anak-anak dari sudut daerah di Sumbar bisa bekerja di RS Yarsi," kata Jafrinur. Pada diskusi itu, pertanyaan dan tanggapan kritis dilontarkan peserta. Antara lain, Meiki Novendra dari IMM Cabang Padang dan Fahrul Rozi dari HMI Batusangkar. Mereka mempertanyakan konsistensi dimaksud penulis dalam buku yang dibahas. Mereka menilai Bang Saidal justru tidak konsisten dalam wilayah politik dengan bergabung ke partai, yakni PBB. Bagaimana dia bisa disebut konsisten dan tokoh lintas partai? Menanggapi ini, Fajar selaku penulis juga menyebut konsistensi di sini, adanya satu kata dan perbuatan dari Bang Saidal dalam berjuang pada tiga zaman. Sementara soal bergabungnya dengan PBB, itu disebabkan kondisi tertentu yang memaksa dan pesan terakhir M Natsir ke Saidal. Ini adalah pesan terakhir M Natsir kepada Bang Saidal, agar dia masuk PBB. "Masuk partai bukan berarti orang akan kehilangan ideologi," tegas Fajar Rusfan. Sementara Cahirul Putra dari STAIN Batu Sangkar mengatakan buku ini wajib dimiliki mahasiswa agar semangat dan hikmah perjuangan Bang Saidal dapat menjadi ilham perjuangan. Jika tidak sosok Bang Saidal hanya akan menjadi mitos yang tidak jelas. (***) --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---