--- In [EMAIL PROTECTED], Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh
> 
> Ma'af saya kirimkan juga ke email japri Da Zul, karena
> saya khawatir, postingan ini, ngak sampai lagi di
> jalum RN. Saya ngak tau, akhir-akhir ini, sepertinya
> email saya bermasalah. Postingan ada yang ngak
> terkirim, dan ada yang terkirimnya lambat sekali,
> sampai sehari dua hari. Mungkin, ID saya lagi ada
> masalah, sebab beberapa hari inipun, katanya ada yang
> mendapat invite dari saya, sementara saya ngak ada
> menginvitenya, saya cukup sibuk beberapa hari ini,
> sering pulang sore, atau malam.
> 
> Masalah, Zuhairi Misrawi itu, dari dulu sudah dikecam
> dan dibantah pendapatnya oleh mahasiswa Al Azhar yang
> ada di Mesir ini. Dulu pernah saya sampaikan, tentang
> pendapatnya akan kewajiban shalat hanya sebatas
> berdo'a saja.
> 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu :

Rahima dan sanak palanta yth :

Sepertinya tidak masalah tuh dengan postingan Rahima dan bisa masuk di
palanta R/N , saya ucapkan terima kasih atas penjelasan Rahima tentang
si Misrawi , memang setelah membaca buku terbarunya tersebut agak rada
rada aneh gitu . Makanya untuk sekedar tahu akhirnya saya baca juga
sampai habis . Dan betul juga untuk buku - buku yang agak kontroversi
kita perlu pengetahuan keagamaan yang agak memadai biar tidak cepat
tergoda oleh paham baru. Saya coba kutipkan sedikit lagi tentag buku
tersebut :

Membudayakan tafsir untuk zamannya  :

Tafsir Al  Quran dalam masyarakat yang majemuk akan berbeda dengan
masyarakat yang homogen . Tafsir keagamaan di Arab Saudi akan berbeda
dengan tafsir keagamaan di Indonesia . Ludruk dan Tahlilan di Arab
Saudi masuk dalam kategori Bidah , tapi dalam masyarakat Muslim
Indonesia , kedua tradisi tersebut justru menjadi salah satu medium
dakwah .  

komentar zul amry :

Disinilah letak kerancuannya , karena Al Quran merupakan rahmatan
lilalamin maka dimana pun dalam penerapan hukum Islam harus ada satu 
kesamaan , jangan misalnya dirubah-rubah dan disesuaikan dengan
tradisi setempat , umpamanya ada hukum Islam Arab , ada hukum Islam
Indonesia , kalau begitu apa kata dunia .........?? Berarti Al Quranlah 
yang mengikuti kemauan masyarakat bukannya masyarakat yang harus
mengikuti petunjuk Al Quran  .


Wassalam : zul amry piliang 





--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke