Pak Zaid,

Caro Chino investasi dengan mensyaratkan buruh dari negara nyo  itu memang
unik.
Jarang kito dangan dari negara investor lain.
Tapi sebagai negara nan mengirim pembantu rumah tangga ka negara urang, iyo
tagigik pulo lidah untuak protes...:)

Btw, tentang sumber berita pak Zaid nan dari voa Islam, satau ambo voa tu
singkatan dari voice of america.
Organisasi gadang nan layak jadi suaro Islam di amerika satau ambo adolah
ISNA (http://www.isna.net/) , ICNA (http://www.icna.org/), CAIR (
http://www.cair.com/).
Jadi apo tu voa Islam?

Wassalam
fitr, 40



2015-09-28 4:18 GMT-04:00 Zaid Dunil <zdu...@gmail.com>:

> Kanda MD  n a h
>
> Assalamualaikum ww
>
> Pinjaman Luar Negeri itu beda dengan Investasi langsung. Investasi
> pengusaha pengusaha China kalau jadi direalisasi maka itu bukan
> hutang. Jadi investasi itu tidak akan menambah hutang luar negeri
> Indonesia.
>
> Tentang Konvensi Pengusaha Cina seluruh dunia yang berlangsung di Bali
> itu, mereka memilih Bali (Indonesia) sebagai tempat Konvensi tidak
> terlepas dari peranan Muchtar Ryadi (Lippo Grup) yang proyeknya
> diPadang ditolak masyarakat . Semua Pejabat tinggi Indonesia ,
> termasuk Megawati,  yang adalah Mentor nya JKW sangat welcome terhadap
> kedatangan pengusaha China seluruh dunia  yang berjumlah ribuan itu.
> Nampaknya mereka sedang mencari “rumah baru” karena usaha usaha mereka
> di Amerika dan di tempat lain di dunia sudah mulai jenuh atau gerak
> merka mulai dibatasi. Produk2 China yang dulu membanjiri Amerika
> karena harganya yang murah saat ini sudah sangat dibatasi. Dihambat
> dengan masalah kualitas, bahan yang dianggap tidak aman dsbnya,
> sehingga eksport china ke Amerika untuk produk2 tertentu menurun
> drastis.
>
> Mereka perlu pasar yang baru, dan Indonesia adalah pasar yang luar
> biasa besar dengan penduduk 250 juta.
>
>  Yang sedang berkonvensi itu, diperkirakan sedang membuat kesepakatan,
> setidaknya mengurangi persaingan diantara mereka. Dan mereka akan
> meniru pembagian wilayah pemasaran dan wilayah berusaha ala Mafia.
> Tidak semua akan masuk ke Indonesia. Lalu bidang yang dimasuki
> tentunya  juga akan di bagi bagi sesuai kompetensi masing masing..
>
> Itulah hebatnya mereka, tetap bersaing sebagai pengusaha tapi bersatu
> dalam “China Overseas Incorporation”.
>
> Kita butuh investasi sebenarnya untuk infra struktur, seperti
> Pembangkit tenaga  listrik, Galangan kapal, Kereta api , Pelabuhan
> laut dan udara. Kalau mereka hanya masuk kesana, maka infra struktur
> itu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomui kedepan. Bisa
> memperlancar dsan meningkatkan Industri, jasa kepelabuhanan dst yang
> punya dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
>
> Yang saya khawatirkan mereka membangun industri atas produk produk
> yang dipasarkan di Indonesia. Idustri seperti itu umumnya diimport
> dari perusahaan induknya dan harga bahan bakunya sudaH DI MARK UP.
> Produk itu di jual di Indonesia dibawah harga pokok, sehingga dia
> nampak rugi padahal mereka sudah untung dari penjualan bahan baku yang
> diimport itu. Teknik ini namanya “Transfer pricing”. Akibatnya mereka
> tidak membayar pajak. Manfaat bagi kita hanya sekedar tenaga lokal
> yang diupah murah mengikuti UMR. Perusahaan perusahaan PMA banyak yang
> memakai teknik ini , banyak diantara mereka yang secara pembukuan
> merugi bertahun tahun tapi usahanya tetap jalan . Pemerintah mungkin
> tutup mata saja, karena kalau perusahaan perusahaan itu tutup , ada
> kekhawatiran akan berdampak terhadap tingkat pengangguran.
>
> Saya khawatir kita sama sekali nanti tidak dapat manfaat apa apa kalau
> ternyata tenaga kerjanya juga didatangkan dari China sebagaimana sudah
> kita bahas sebelumnya. Kekhawatiran lain adalah soal penguasaan
> ekonomi, mereka menjadi Tuan di negeri ini. Malangnya kita sebagai
> bangsa , adalah kita tidak punya wawasan jangka panjang sebagaimana
> Mahatir Muhamad yang pada tahun 1990 sudah mengatur penguasaan ekonomi
> bagi pribumi dengan “Wawasan 2020” yang secara bertahap meningkatkan
> penguasaan ekonomi oleh pribumi, sehingga penguasaan ekonomi oleh
> etnis non melayu Malaysia semakin lama semakin kecil.
>
> Soal BLBI Jilid II, menurut saya tidak akan terjadi. Karena BI sudah
> tidak memberikan kredit likiditas lagi kepada perbankan. Dulu BI
> memerikan kredit likiditas kepada bank bank sesuai kebutuhan bank bank
> yang sebagian besar swasta milik non Pri, tanpa agunan. Kebutuhan itu
> terkait dengan kredit besar yang diberikannya yang kebanyakan adalah
> grupnya sendiri. Saat ini BI hanya membantu kebutuhan untuk kesulitan
> likiditas bank jangka pendek saja, tapi dengan jaminan berupa surat
> berharga berkualitas tinggi yang bisa dicairkan BI se waktu waktu.
>
> Uraian diatas itu sekedar pandangan ambo, apakah akan demikian, kita
> lihatlah nanti realisasinya....
>
> Wass
>
> Dunil Zaid, 72
>
> 2015-09-28 13:19 GMT+07:00 Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>:
> >
> >
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke