Assalamu'alaikum wr.wb.

http://news.okezone.com/read/2015/12/19/18/1270838/operatie-kraai-gagak-van-oranje-menyambar-jantung-republik

*AKARTA – *Hari ini, 19 Desember 67 tahun silam (1949), Republik Indonesia
terpaksa mendirikan pemerintahan darurat di Sumatera Barat. Gara-garanya,
Belanda dengan menggelar Agresi Militernya yang kedua, merebut ibu kota
republik yang saat itu bertempat di Yogyakarta.

Aksi polisionil, begitu sebutan “Negeri van Oranje” saat menggelar operasi
besar merebut Yogya. Tapi pihak Indonesia mengenalnya dengan sebutan Agresi
Militer Belanda II. Saat ini, momen Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) didirikan pada tanggal yang sama, diperingati sebagai Hari Bela
Negara.

Sejak Belanda tahu bahwa bekas koloninya yang lepas pada Perang Dunia II
itu memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945, dengan segala cara Belanda
berusaha mengikis wilayah dan kekuatan militer republik.

Dari berbagai perjanjian dari Linggarjati hingga Renville, wilayah republik
pun kian mengecil, hingga Belanda merasa tinggal merebut jantung republik
di ibu kota, Yogya, maka republik pun bakal runtuh. Dilihat dari sudut
pandang militer, agresi yang diberi kode “*Operatie Kraai*” atau Operasi
Gagak ini sangat sukses.

Gempuran serangan udara ke Landasan Udara (Lanud) Maguwo (kini Bandara
Adisoetjipto) yang disusul pendaratan pasukan elite Korps Speciale Troepen
(KST), mengejutkan TNI yang berangsur mundur meninggalkan Yogya.

Hanya dalam waktu singkat tak sampai sehari, Yogya berhasil dikuasai. Pada
tengah hari, dua pemimpin RI, Soekarno dan Mohammad Hatta ditahan dan
kemudian “dibuang” ke Sumatera (Bangka dan Brastagi). Hanya pimpinan TNI,
Jenderal Soedirman yang gagal ditangkap Belanda.

Akan tetapi, pasukan Belanda diingatkan agar tidak menjadikan Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai bidikan gempuran. Alasannya, salah satu
keluarga Kerajaan Belanda, Putri (kelak Ratu) Juliana, masih ingin
menghargai Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai bekas kawan satu
sekolahnya.

“Keraton diperingatkan tidak boleh dirusak. Tidak boleh dikuasai karena
untuk menghargai Sultan (HB IX) Yogya,” cetus penggiat sejarah, Wahyu Bowo
Laksono kepada *Okezone*.

Operatie Kraai terbilang sukses besar. Pimpinan operasi, Letjen Simon
Hendrik Spoor yang juga Panglima KNIL (Koninklijke Nederlands Indisch
Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia-Belanda, tersenyum lebar saat
meletakkan bendera-bendera kecil merah putih biru di petanya, sebagai
penanda daerah-daerah yang ditaklukkan.

“Operatie Kraai berhasil secara militer. Yogya berhasil kita kuasai dalam
waktu sehari. Benar-benar Burung Gagak yang gagah karena berhasil menyambar
dalam sekali pukul. Soekarno, Hatta sudah kita tangkap,” seru Spoor,
sebagiamana dikutip buku ‘693 KM: Jejak Gerilya Sudirman”.

Tapi sayangnya, *Operatie Kraai* secara politis malah seolah jadi bumerang
buat Belanda sendiri. Maksud Spoor melancarkan serangan jelang Hari Natal
demi tak mendapat perhatian dunia ternyata tak kesampaian. Kabar tentang
serangan ke ibu kota republik bahkan sudah terdengar di Paris, sebelum
operasi mereka rampung.

“Pada Agresi Militer II itu, harapannya Belanda adalah ketika Yogya
dikuasai, pimpinan republik ditawan, maka republik akan tamat ceritanya.
Ternyata dugaan Spoor salah. Pak Dirman tidak tertangkap. Republik juga
mendirikan PDRI di Sumbar. Kemudian posisi Belanda jadi terpojok di dunia
internasional,” sambung Wahyu.

osisi Indonesia justru kian menguat dan Belanda, terus kian terpojok ketika
para kombatan republik menggelar ofensif balasan, Serangan Oemoem 1 Maret
pada 1949 yang menunjukkan pada dunia, bahwa TNI sebagai perangkat militer
republik belum habis.

Meski hanya merebut Yogya lagi selama enam jam, tapi itu sudah cukup untuk
dunia memaksa Belanda kembali duduk ke meja perundingan. Perjanjian
Roem-Roijen kemudian tercapai dan 29 Juni 1949, Yogya kembali ke pangkuan
ibu pertiwi.


Salam


Reza

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke