Terima kasih menjelaskan beberapa perkara tentang political economy Sumbar yang terkini. Kesan dari penjelasan anda saya simpulkan sebagai berikut dan saya sertakan beberapa pandangan peribadi:

 

  1. Kelemahan daya beli masyarakat kerna per capita income yang begitu rendah juga.
  2. APBD Propinsi, Kota dan Kabubaten terlalu bergantung kepada 'Subsidi' Pusat/Jakarta. Struktur and oriantasi 'subsidi' begini sudah jelas tidak akan mampu pemajuan semula atau pemodenan sektor enterpreneul ekonomyi Sumbar. Filsafah dan struktur APBD begini payah mengwujudkan sistem pemerintahan tempatan/system of local government yang sepatutnya darjah kebebasan dalam mengatur susun pentadbiran tempatan dan dalam mengatur perancangan ekonomi dan perdagangan setempat/a larger degree of financial independence in planning local economy under her jurisdiction. Ketiadaan darjah kebebasan ini terwujud kerna Propinsi, Kota dan Kabupaten tidak mempunyai otoriti merancang pembangunan setempat berdasarkan atau berdanakan dari sistem pajak tempatan/local taxation authority untuk .
  3. Pembangunan dan penaman modal pelaburan memerlukan tanah, tetapi jumlah terbesar tanah di Sumbar adalah tanah adat maka ini menjadikan satu dilemma pembangunan. Dilemma ini nampaknya membuat Sumbar sukar untuk mengolah kebijakan pembangunan kerna pembangunan memerlukan tanah dan bidang kuasa tanah terletak di Adat.
  4. Di Sumbar nampaknya pehak pemodal dan punya dana/investor and capitalist tidak dapat cukup perlindungan hukum. Ini sudah jelas serius. Kerna, mana mana pemodal dan tuan punya dana memastikan pelaburannya mendapat jaminan tetap. Kalau tidak, payah sekali mendapat keuntungan yang lumayan. Apa kah yang telah di lakukan oleh Sumbar (Propinsi, Kota dan Kabupaten) dalam menegak hukum dalam bentuk Rang Undang undang/RUU perlindungan pemodal, permodalan dan pelaburan?
  5. Terkejut besar saya dibuatnya apabila anda menyatakan Sumbar sudah finish dari sudut ekonomi. Wowwwww. Economically speaking West Sumatra is done, nothing left and KO. Are you talking about nothing left in order Sumbar to be an independent and efficient economic producers or exporter to the outside world? In other words, Minang ((supra)state and society would be contented to be only economic consumers. Adakah oleh kerna tidak adanya pencerahan dan penyelesaian dalam soal tanah kepunyaan adat maka Sumbar is being denied to rights to development. In other words, internal/latent traditional societal and cultural values are directly responsible denying Sumbar to progress economically? I really appreciate if more details on this.
  6. Saudara bersetuju bahwa financial remittances dari perantau telah banyak membantu menghidupkan dan memajukan sektor pasar tradisional Minang. Saya tidak sadar faktor financial remittances perantau telah membangun sendi sendi pasar pasar lama. Kalau lah begitu nampaknya Sumbar dan Adat mesti mengenengahkan atau melibatkan peranan Perantau dalam policy decision making samaada di Sumbar (Propinsi, Kota dan Kabupaten) dan Adat (Nagari). Di peringkat Sumbar, penglibatan dan peranan Perantau mesti di resmikan. Perantau mesti ada perwakilan di Sumbar maupun di Adat. Melalui sistem perwakilan ini secara resmi dan formal Perantau terlibat lansung dalam policy decision making processes di Ranah. Masyarakat di Ranah tidak dapat memperkecil-kecilkan lagi /marginalize peranan dan penglibatan Perantau/Organisasi perantau dalam policy decision making. Mungkin sudah sampai masanya Perantau/Perwakilan perantau melibatkan secara proactive dalam kancah arena policy decision making di Sumbar dan Adat. Bagaimana dan cara bentuknya itu hak orang Minang menentukan.
  7. Saudara ada menyentuh soal penguat-kuasaan hukum/law enforcement (dalam konteks keIslaman) dimana kadang kala telah banyak merugikan dari menjayakan  atau mendorong kegiatan positif perekonomian di Sumbar. Sekiranya telah nyata bahwa dalam penguat-kusaan ini merugikan pehak pehak tertentu mesti di maklumi dan di harapkan ada keseimbangan dalam menjalankan tugas. Kerjasama antara agensi pemerentah tempatan dan agama Islam maupun Adat sangat perlu untuk kebaikan bersama.
  8. Akhirnya, saudara mempertegas bahwa "kemajuan atau upaya memajukan Sumbar sangat dipengaruhi oleh hambatan-hambatan budayanya sendiri".  Well, should I dwell on this topic, I rather think not. There are plenty of books and researches on these development deficit cultural and mental values. Banyak juga salah tafsiran atau pemikiran jumud keagamaan dan Adat secara lansung atau tidak lansung terus membantu  dan pengaruhi nilai nilai dan amalan amalan kemasyarakatan yang menghambat pemajuan dan melemahkan karamah insaniyyah masyarakat Minang.   
Sekali lagi, saya berterima kasih kepada anda kerna telah menceritakan beberapa perkara tentang Sumbar

--- On Fri, 5/2/08, Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Komentar-Re: [EMAIL PROTECTED] Re: Cakak Antarnagari - PRIHATIN
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Friday, May 2, 2008, 12:37 PM

Dear pak jamal. Ini diskusi yang sangat serius, jadinya.




Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke