Konflik di Solok Belum Teratasi
Warga Dua Kelurahan di Donggala Tawuran
Kompas, Rabu, 7 Mei 2008 | 01:32 WIB 
Padang, Kompas - Konflik antara warga Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto 
Singkarak, dan warga Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, di Kabupaten 
Solok, Sumatera Barat, hingga Selasa (6/5) belum teratasi. Karena itu, ratusan 
polisi masih berjaga-jaga di perbatasan kedua nagari tersebut.
Konflik yang bermula pada Kamis (1/5) itu terkait dengan klaim para pihak atas 
tanah di perbatasan kedua nagari. Sebelum konflik terjadi, sebenarnya sudah 
puluhan pertemuan dilangsungkan untuk menyelesaikan perebutan tanah ulayat di 
perbatasan itu. Namun, belum satu pun membuahkan hasil yang signifikan.
Zulkifli, Wali Nagari Muaro Pingai, kemarin menceritakan, konflik antarwarga 
itu dipicu sengketa tanah ulayat. Kamis lalu, penyerangan terjadi ketika warga 
Saniang Baka memasang 11 titik pancang di tanah sengketa.
Pemasangan patok itu, lanjut Zulkifli, merupakan puncak kekesalan warga karena 
persoalan tapal batas nagari tidak kunjung selesai. "Di tengah pemasangan patok 
itulah terjadi pertikaian antarwarga kedua nagari. Warga Muaro Pingai yang 
tidak terima tindakan warga Saniang Baka melempari warga nagari tetangga dengan 
bom rakitan," paparnya.
Hingga kemarin, kata Zulkifli lagi, tercatat 15 rumah, 8 pondok sawah, 25 
kandang ternak, 2 sepeda motor, 37 alat penangkap ikan, 3 gudang, dan 1 kedai 
terbakar dalam kerusuhan.
Secara terpisah, Wali Nagari Saniang Baka Dasrizal Chandra Bahar mengatakan, 
seorang warga terluka akibat konflik.
Saat ditanya tentang penanganan konflik tersebut, Kepala Bagian Humas 
Pemerintah Kabupaten Solok Alfandri mengatakan, pihaknya terus mengupayakan 
perdamaian. Namun, pertemuan yang sudah puluhan kali dilangsungkan belum juga 
memunculkan kesepakatan. "Penentuan batas wilayah di tanah ulayat seharusnya 
diselesaikan oleh kedua nagari itu," ujarnya.
Konflik terkait wilayah perbatasan itu, menurut Alfandri, sudah terjadi sejak 
tahun 1970-an. Terakhir, tahun 2003, seorang warga Muaro Pingai meninggal dalam 
konflik
Dari Palu, Sulawesi Tengah, dilaporkan, kemarin terjadi tawuran antara warga 
Kelurahan Taipa dan warga Kayumalue di Donggala. Aparat kepolisian akhirnya 
dikerahkan untuk berjaga-jaga di jalan trans-Sulawesi, tepatnya di Kelurahan 
Taipa, Kabupaten Donggala.
Menurut Bidayah (38), warga Kayumalue, pertikaian bermula dari pertandingan 
sepak bola. "Begitu pertandingan usai, ada warga Taipa yang melemparkan batu 
dan mengenai beberapa pemain dan pendukung Kayumalue," ujarnya.
Sejak saat itu, terjadi beberapa kejadian yang melibatkan warga kedua kelurahan 
itu. Puncaknya, kemarin siang saat warga Kayumalue "menyerang" Kelurahan Taipa. 
Polisi segera datang dan melerai mereka. (REN/ART)


      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke