AslmWrWb

Kalau ambo, kini sadang mansponsori anak mudo nagari kami (32th) untuak
duduak di DPRD Padang. Nan ketek2 selah dulu nan ambo jalani.

Jadi indak sato mambantu sanak IJP doh.
Apolai sanak IJP alah kayo (pengakuan ybs) dan Golkar lah balabiah2
pitihnyo, manuruik berita gatra di bawah ko.

Wassalam
fitr tanjuang
lk/33/albany NY

--
http://www.gatra.com/artikel.php?id=117005

Saweran Saudagar, Jumputan Beras, Hingga Jual Kambing

[image: Jusuf Kalla & Akbar Tandjung (Antara/Fouri Gesang Sholeh)]*Golkar:
Bertabur Saudagar*

Partai Golkar telah melewati problem dasar pencarian dana. Anggaran Rp 200
milyar sudah disiapkan untuk menopang kampanye. Ada kabar lain, logistik
kampanye malah sudah dikirim ke berbagai pelosok Nusantara setahun lalu.
Sebab, bila dikirim pada hari-hari kampanye, dipastikan muatan kapal sedang
penuh.

Sumber dana Golkar, dikatakan, juga digali dari kader andalan. *Bukan
sekadar jumputan beras, tapi jumputan belasan milyar*. "Istilahnya, di
Golkar banyak saudagarnya," kata Firman Soebagyo, Ketua Badan Pemenangan
Pemilu DPP Golkar. "Para pengusaha menyadari, ekonomi tidak boleh dipisahkan
dari politik. Kepentingan bersama kami bangun di sini," katanya.

Digalakkannya sumbangan dari kader saudagar itu seiring dengan menyusutnya
sumbangan negara. Dengan model bantuan lama, Golkar dengan perolehan 24 juta
suara bisa mendapat Rp 24 milyaran. Hitungannya, per suara Rp 1.000. Kali
ini, Golkar dengan 127 kursi hanya memperoleh sekitar Rp 13 milyar, karena
bantuan dihitung tiap kursi Rp 21 juta per tahun.

Tentang adanya sejumlah kader Golkar yang terlilit perkara aliran dana
ilegal, Firman menyatakan, Golkar tidak pernah menginstruksikan pada kader
di legislatif untuk mencari uang buat partai. "Golkar akan menggunakan dana
halal, bukan yang haram," katanya.

*PAN: Tak Seret, Tak Juga Berlimpah*

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN, Totok Daryanto, mengaku tidak mengalami
kesulitan dalam pengumpulan dana kampanye. "Insya Allah aman," ujarnya. "PAN
itu dananya normal. Dibilang berlimpah *nggak*, seret juga *nggak*." Banyak
kalangan percaya, partai pimpinan pengusaha asal Pekalongan, Sutrisno
Bachir, ini bisa mengatasi problem keuangan. Sutrisno sendiri jorjoran
membelanjakan uangnya untuk iklan.

Total anggaran yang disiapkan PAN untuk saksi saja mencapai Rp 300 milyar.
Hitungannya, per TPS ada lima orang, masing-masing diberi uang transpor,
konsumsi, dan rokok Rp 100.000. Total Rp 300 milyar. Kalau anggaran tak
cukup, honor saksi diturunkan menjadi Rp 50.000. Total tinggal Rp 150
milyar.

Faktor yang membuat biaya membengkak adalah berkembangnya daerah pemilihan
(dapil) menjadi 79. Kalau tiap partai mengajukan 10 calon anggota legislatif
(caleg) per dapil, dan masing-masing caleg menghabiskan Rp 300 juta, maka
totalnya bisa Rp 237 milyar.

Salah satu strategi penggalangan dana PAN adalah mengorganisasi para
pengusaha yang bersimpati pada PAN dengan membentuk organisasi "Sejahtera
Anggotaku". Ketuanya adalah Asman Abnur, Bendahara Umum PAN. Kebanyakan
anggotanya adalah pengusaha kelas menengah. "Kelas konglomerat belum ada.
Kalau ada yang mau gabung, silakan," kata Totok.

Anggota legislatif asal PAN kebetulan banyak juga dari kalangan pengusaha.
Minimal 20% pendapatan anggota legislatif disetorkan pula ke partai. Itu
sumber pokok. Ditambah bantuan pemerintah per kursi Rp 21 juta per tahun
itu. "Kebetulan Ketua Umum PAN juga pengusaha. Jadi, adalah sumbangan dari
dia," ia menambahkan.

*PDI Perjuangan: Modal Gotong Royong*

PDI Perjuangan diprediksi tak kesulitan menggalang dana. Pada saat sejumlah
survei politik belakangan banyak mengunggulkan peluang kemenangannya,
diperkirakan banyak penyandang dana yang terpikat untuk berinvestasi
politik. Tapi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI-P, Tjahjo Kumolo, sulit
menghitung total anggaran.

"Sulit dihitung habis berapa karena kebutuhan tiap daerah pemilihan sudah
ditutup caleg di semua tingkatan secara gotong royong," kata Tjahjo. Yang
bisa direkap adalah sewa pesawat untuk juru kampanye nasional, Megawati
Soekarnoputri, perencanaan iklan media, baliho, dan spanduk. Tapi Tjahjo tak
menyebut angka.

Untuk modal gotong royong itu, salah satu caleg PDI-P yang kini anggota DPR,
Ganjar Pranowo, mengaku mengumpulkan dana dengan menabung dari honor pansus,
perjalanan luar negeri, dan lain-lain.

Mengacu pada Pemilu 2004, Ganjar menghabiskan dana Rp 300 juta. Separuh
untuk iuran ini-itu, sisanya untuk tiket pesawat, hal-hal non-teknis, atau
menyambut tokoh besar parpol yang datang. Pengeluaran terbesar adalah biaya
tak terduga. Pada waktu itu, peserta kampanye massal mengalami kecelakaan
satu truk. Ganjar harus merogoh kocek tak kurang dari Rp 15 juta untuk biaya
pengobatan.

*PKB: Paceklik Sepanjang Musim*

Seorang pengusaha menyayangkan konflik internal PKB karena membuat banyak
donatur enggan menyumbang. Padahal, ada sejumlah orang berduit yang cocok
dengan tampilan Islam model Gus Dur. Tapi Bendahara PKB, Aris Djunaidi,
menyatakan bahwa bukan saat konflik saja PKB susah cari duit. "Dari dulu
kami sudah biasa paceklik," katanya. Dana partai biasanya dikumpulkan dari
iuran pendukung dan saweran para caleg.

"Ada caleg yang sampai jual kambing atau menggadaikan warisan," katanya
kepada M. Nur Cholish Zaein dari *Gatra*. PKB mengandalkan loyalitas
pendukung. Aris merujuk pada pilkada di Wonosobo dan Demak, Jawa Tengah:
meski dengan dana kecil, PKB memenangkan pemilihan bupati.

PKB pernah punya beberapa menteri di kabinet. Tapi, menurut Aris, mereka
pelit menyumbang PKB. Tapi menteri asal PKB periode ini, Erman Soeparno,
menjadi Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB kubu Muhaimin Iskandar. Aris
menaksir, kebutuhan biaya politik kali ini mencapai Rp 500 milyar.

Sejauh ini, sumber yang sudah kelihatan adalah dari caleg. Ketika mengambil
formulir, mereka menyerahkan Rp 5 juta. Tapi biaya kampanye diserahkan
kepada tiap caleg untuk mencari sendiri. Sumber lain adalah bantuan
pemerintah per kursi. Upaya merapat ke konglomerat pernah dijajaki ketika
menawari Artalyta Suryani alias Ayin menjadi Bendahara PKB. Namun Ayin
keburu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sumber terbesar dana PKB, kata Aris, adalah dari jaringan Gus Dur. Banyak
orang tahu, Gus Dur disukai banyak pengusaha Tionghoa karena konsistensinya
membela kaum minoritas. Menurut Aris, bagi PKB, uang itu penting, tapi bukan
segalanya. Lalu, soal strategi penggalangan dana di tengah konflik internal
dan munculnya kasus Yusuf Amir Faishal, anggota DPR asal PKB, Aris
menjelaskan singkat, "Kami mengalir saja, Mas."

*PKS: Partai Kantong Sendiri*

PKS mengaku bukan partai dengan kekuatan finansial besar. "PKS itu kan
'Partai Kantong Sendiri'," kata M. Razikun, Ketua Tim Pemenangan Pemilu PKS.
Mereka hanya mengandalkan dukungan dana para kader. Sejak Pemilu 1999,
kontribusi finansial terbesar PKS adalah dari kader. Mereka mencetak kaus,
stiker, dan atribut sendiri. Kalau mereka tak mampu, kaus apa pun yang warna
putih akan dicat logo PKS. Tak mengherankan, pada pemilu lalu, atribut PKS
beragam karena dicetak masing-masing.

Ada pula tradisi jumputan beras. Dari rumah ke rumah, beras dikumpulkan,
lantas digunakan untuk biaya kegiatan. "Para kader menganggap bahwa ini
adalah sedekah," kata Razikun. Para caleg juga berusaha mendanai kampanye
sendiri. "*Fund raising* yang kami lakukan halal secara hukum, agama, dan
politik," katanya. Dalam musyawarah kerja nasional di Makassar, Selasa lalu,
para caleg dibaiat agar tidak menggunakan dana haram.

Karena PKS tak memiliki pendukung finansial, Razikun tidak bisa menaksir
total biaya yang diperlukan. Selain saweran kader, PKS akan mengumumkan
pembukaan *fund raising* melalui pesan singkat (SMS). Dibuka pula rekening
partisipasi. Berikutnya, akan digelar malam pengumpulan dana.

Kampanye tak hanya dilakukan di musim kampanye. Sekitar 1 juta kader telah
digerakkan untuk melakukan kampanye permanen. "Ini sudah tradisi PKS," ia
memaparkan. Kampanye permanen dilakukan dengan cara interaksi langsung di
tengah masyarakat. Beragam kegiatan sosial digelar.

Ada pengobatan gratis dan bazar murah. Ada pula pos Wanita Keadilan untuk
mengedukasi para ibu rumah tangga. Kampanye *door to door* pun dilakukan.
Kader dikerahkan untuk berkampanye kepada masyarakat sekitar, keluarga,
teman kantor, dan sebagainya.
**
**
*PBR: Semalam Rp 2 Milyar*

Partai Bintang Reformasi (PBR), meski digolongkan sebagai partai mungil, tak
sulit menggalang dana. Ketua PBR, Ade Daud Nasution, merujuk pada pengalaman
tahun 2004, ketika PBR baru berdiri. Pada malam penggalangan dana bisa
terkumpul uang Rp 2 milyar. Donatur yang digalang biasanya teman dekat
fungsionaris partai. "Misalnya, caleg kami di Jawa Barat punya teman
direktur utama sebuah bank, ya, dibawa," kata Ade kepada Mukhlison S. Widodo
dari *Gatra*.

Acaranya juga mendatangkan artis terkenal agar menarik. "Pada waktu itu,
saya bawa Ayu Azhari," kata Ade mengenang. Bagaimana peluangnya kini? Ade
mengaku, masyarakat sedang antipati pada parpol karena kasus korupsi para
anggota dewan. "Ini memang ada *impact*-nya," tutur Ade. Tapi ia akan tetap
mencoba menggelar lagi malam penggalangan dana.

Untuk efektivitas kampanye, Ade akan berkampanye bersama artis dan melalui
film. "Saya sekarang produser film di Astro, jadi punya artis muda yang
banyak. Nanti pada waktunya saya bilang, 'Eh, Saudara kan sudah saya bantu
kerja, sekarang bantu saya kampanye'," ujar Ade. Selain itu, dana juga
digalang dari caleg.

*Asrori S. Karni, Rach Alida Bahaweres, Anthony Djafar, Basfin Siregar, dan
Bernadetta Febriana*
[*Laporan Utama*, *Gatra* Nomor 37 Beredar Kamis, 24 Juli 2008]

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke