Assalamualaikum.
Ambo sato juo ciek........
Kalau manuruik Ambo, Pernyataan hebat untuk Sutan IJP, pada saat Beliau masuk 
bursa calon Legislatif sekarang ini, agak2 riskan terdengar di telinga. Kenapa 
demikian? sebab pernyataan Hebat atau yg seragam dengan itu yg meluncur dari 
beberapa sanak, semata-mata hanya gambaran atas sikap seorang penyanjung yg 
sedang coba2 berkontribusi atau upaya melakukan investasi politik dalam 
perjalanan karir Sutan IJP, karena tanpa dibarengi dengan muatan motivasi lain 
sebagai awal dari langkah Sutan IJP menuju Legislatif.
lebih berbahaya lagi ketika semua orang hanya meng'amini apapun gagasan yg 
lahir dari Sutan IJP tanpa ada satupun yg coba mengkritisi (karena menganggap 
Sutan IJP adalah seorang pakar) atau mungkin juga Sutan IJP yg anti kritik.
 
Dunsanak yg Ambo hormati. Transformasi dari pengamat politik ke politisi, 
menurut Ambo, ini adalah suatu hal yg sejalan, tidaklah menyimpang, sangat 
layak dan mungkin terjadi, sepanjang hal ini dikehendaki oleh pengamat politik 
manapun. Tidak ada yg dahsyat atau sesuatu yg berlebihan disini.
 
Masih menurut Ambo, akan menjadi sesuatu yang hebat dan dahsyat, apabila ada 
Transformasi dari anak jalanan ke Lembaga Legislatif. Atau seorang Politisi 
atau akademisi menjadi seorang Petani dalam rangka membangun tanah tumpah darah 
(kampung halaman).
Hm.....apabila hal ini terjadi pada diri Sutan IJP (kalau gagal di Golkar, saya 
jadi Petani), apo namonyo ko? maonggok? frustasi? sekedar pertaruhan? terlalu 
pede, show of force, atau apa?
sementara itu, Sutan IJP sebagai seorang Pengamat Politik yg kredibilitas dan 
jam terbangnya sudah jauh hampir mencapai langit.  mengatakan " Saya berangkat 
sebagai Pengamat dan pulang  sebagai Politisi"
   
Terakhir menurut Ambo juga, terlepas dari segala kealpaannya (yg perlu 
dicermati), Sutan IJP punya kapasitas, kwalitas, kelebihan dan kans yg besar  
untuk duduk di legislatif, maka tidak pantas dan sangat disayangkan bagi 
seorang Sutan IJP melontarkan pernyataan seperti itu (Kalau gagal di Golkar, 
Saya jadi Petani saja).
 
Demikian yg perlu ambo ungkapkan, lebih kurangnyo ambo mohon maaf.
 
Wassalam.
Jhoenaedi Villy/Eddy Piliang
 
 
 
 



Date: Fri, 8 Aug 2008 19:37:41 -0700From: [EMAIL PROTECTED]: [EMAIL PROTECTED] 
Re: "Kalau Gagal di Golkar, Saya Jadi Petani Saja."To: 
RantauNet@googlegroups.com



Wah, hebat Bung Indra. Tanpa tedeng aling-aling. Saya ingin mendengar visi, 
kebijakan, dan strategi dari orang-orang muda Minang lainnya yang telah, 
sedang, ingin, atau akan tampil sebagai pemimpin kita.
Wassalam,Saafroedin Bahar
(L, 71 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] On Sat, 8/9/08, Indra Jaya Piliang 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]>Subject: [EMAIL PROTECTED] "Kalau 
Gagal di Golkar, Saya Jadi Petani Saja."To: [EMAIL PROTECTED]: Saturday, August 
9, 2008, 7:49 AM




Rakyat Merdeka
Jumat, 08 Agustus 2008
 Indra J Pilliang, Pengamat Politik CSIS: “Kalau Gagal di Golkar, Saya Jadi 
Petani Saja.” Pemuda kelahiran Pariaman, Sumatera Barat ini rela meninggalkan 
profesinya sebagai akademisi dan pengamat politik demi kursi di Senayan. 
Pengamat politik CSIS ini terdaftar sebagai caleg dari Partai Golkar yang dulu 
sering dikritisinya. BERKALI-KALI, Indra J Pilliang me­negaskan, menjadi 
anggota de­wan bukan suatu tujuan hidup­nya. Cita-citanya hanya ingin 
mem­bangun atmosfer politik yang sehat. Kepada Rakyat Merdeka, Indra 
mengatakan, dengan banting setir dari akademisi menjadi politisi me­merlukan 
banyak pengor­ba­nan. “Motivasi saya adalah mem­bangun ranah pengetahuan yang 
ba­ru di dunia partai politik. Arti­nya, membangun partai politik yang modern 
dan saya me­ngor­bankan diri saya dan penghasilan sa­ya untuk menjadi 
politisi,” ujar­nya. Indra juga mengungkapkan, dirinya terjun di parpol bukan 
hal yang baru. Sebelumnya, alumnus Universitas Indonesia (UI) ini pernah 
terlibat politik praktis bersama Partai Amanat Nasional (PAN). Mengapa memilih 
Golkar untuk comeback ke panggung politik? Apa saja bargaining-nya? berikut 
bincang-bincang Indra J Pilliang dengan Rakyat Merdeka, kemarin. Apa alasan 
Anda masuk po­litik praktis? Sebenarnya saya pernah di par­tai politik. Saya 
pernah berada di Partai Amanat Nasional (PAN) bahkan saya ikut mendirikan DPD 
PAN Kabupaten Tangerang bah­kan sempat menjadi Ketua Departemen Seni dan 
Budaya. Tapi, kemudian saya me­ngun­dur­kan diri. Saat ini, jelas kalau saya 
adalah bagian dari civil society. Karena itu, saya beranggapan jauh lebih 
efektif kalau masuk pada political so­ciety karena partai politik men­jadi 
tulang punggung de­mokrasi. Tak khawatir dianggap aji mumpung (karena ada yang 
lamar)? Nggak juga, saya justru nggak punya modal. Bahkan, partai-partai yang 
mendekati saya tidak meminta modal dari saya. Tapi apa yang saya lakukan selama 
8 tahun ini mungkin melebihi apa yang dilakukan para Jenderal untuk mendapatkan 
pangkatnya dan masuk parpol. Apa yang Anda miliki? Saya hanya memiliki 
Curri­culum Vitae (CV). Artinya, apa yang saya kerjakan adalah modal dasar saya 
berupa intelektual dan memang itu yang telah saya capai hingga saat ini karena 
saya tidak bisa maju dengan popularitas seperti para artis. Kenapa Anda memilih 
Golkar? Saya sebenarnya sudah me­ngata­kan berkali-kali tapi nggak enak kepada 
parpol lainnya ka­rena saya tidak bermaksud men­diskre­ditkan parpol lain. 
Mi­sal­nya, saya masuk PDIP maka saya harus menjadi seorang Soe­kar­nois, 
padahal saya bukan Soe­karnois. Walaupun saya mem­pe­lajari paham-paham 
Soekarno, tapi saya juga mempelajari pe­mi­kir­an-pemikiran dari tokoh 
lain­nya. Ada Berapa partai yang me­minang Anda? Satu setengah tahun yang lalu 
PDIP, PMB, PAN, PPI, PBR dan yang lainnya adalah partai-partai baru. Ini 
artinya banyak teman-teman partai yang menginginkan saya. Saya pada saat itu 
merasa dalam posisi yang sedang di­ta­war. Makanya, saya mencoba se­dikit untuk 
melakukan bar­gai­ning. Kenapa tidak kembali masuk ke PAN? Karena PAN itu 
selalu berubah dan tidak konsisten. Saya keluar dari sana penyebabnya adalah 
PAN tidak memiliki konsistensi yang tegas. Karena pemikirannya berubah-ubah. 
Menurut Anda, apakah par­tai-partai memilih Anda karena terlalu kritis? Ketika 
partai politik me­ng­alami proses demoralisasi karena dihantam dengan isu 
golput sehingga orang makin tidak percaya lagi dengan parpol, maka saya masuk 
ke dalam parpol dan saya rasa itu akan memberikan support yang positif bagi 
semua politisi dan parpol bukan hanya Golkar. Siapa yang meminta Anda masuk 
Golkar? Saya bisa sebut 2 orang yang paling gigih untuk meminta saya menjadi 
caleg adalah dari ka­la­ngan mudanya. Di an­taranya Ha­sanudin Ibrahim (Be­kas 
Ketua Umum PB HMI), Cholis Ma­lik dan lain se­ba­gainya. Itu karena mereka 
merasa saya bisa menjadi semacam pengaman bagi kepentingan dari kalangan muda. 
Anda merasa ajakan tersebut sebagai pembungkaman? Saya tidak melihat itu dan 
bisa jadi mereka tidak menghitung itu. Bahkan, saya sendiri tidak me­rasa 
terlalu kritis dan tulisan saya mengenai parpol sedikit kok. Saya lebih banyak 
bicara tentang sistem dan itu tersebar di berbagai media baik buku, makalah, 
dan sebagainya. Ada anggapan bahwa partai itu adalah sarang penyamun. Apakah 
Anda akan menjadi penyamun juga nantinya? Saya bisa pastikan bahwa saya tidak 
akan korupsi. Demi Allah, itu tidak akan saya lakukan, ka­rena saya bukan orang 
seperti itu. Kalau saya tidak suka maka saya akan bilang tidak suka. Apakah 
Anda akan ikut arus di Golkar? Justru nanti saya akan me­nga­tak­an, kalau 
Golkar me­nye­lewengkan kekuasaan maka saya siap mengungkapkan pi­kiran yang 
beda dengan Partai Golkar. Tapi kalau mengenai platform saya harus ikut partai. 
Komi­si mana yang akan Anda incar? Yang saya tahu saat ini ada komisi mata air 
dan komisi air mata. Kalau saya disuruh me­mi­lih maka saya akan pilih komisi 
air mata. Kenapa? Komisi ini betul-betul me­nga­rah pada sistem yang lebih baik 
buat negara kita terutama untuk mendorong otonomi dan de­mo­krasi. Saya kira 
itu lebih banyak ter­jadi konfrontasi antarpartai.. Jadi kontribusi intelektual 
saya lebih banyak ketimbang saya berada di komisi mata air. Apakah dengan 
diterimanya Anda di Golkar, kekritisan Anda akan terbungkam? Tentu itu beda. 
Selama ini, saya bekerja menjadi seorang yang profesional. Ke depan, saya 
bu­kan akademisi lagi dan saya me­nyatakan mundur dari akademisi karena kini 
saya menjadi politisi. Ada anggapan Anda berkoar-koar karena punya tujuan jadi 
anggota dewan, apa benar? Saya tidak punya tujuan. Saya tidak memikirkan 
menjadi seo­rang pengamat, bahkan saya tidak pu­nya pikiran akan kuliah. 
Ka­rena saya dulu malah berpikir akan menjadi tukang sate. Sebab, saat ke sini 
(Jakarta) saya jualan sate dan karena kebetulan saja sa­ya diterima di CSIS. 
Padahal, cita-cita saat itu adalah menjadi seorang wartawan atau penulis. Perlu 
diketahui bahwa saya tidak melihat menjadi anggota dewan ini suatu tujuan. 
Teman-teman perlu tahu bahwa sebentar lagi banyak orang yang seperti saya yang 
diajukan parpol dan mengatakan hal yang sama se­perti apa yang saya lakukan. 
Jadi apa tujuan Anda yang sebenarnya? Saya tidak menjadikan par­lemen untuk 
menjadi tujuan. Tu­juan saya adalah menjadikan partai Golkar sebagai partai 
yang modern dan disegani serta tidak lagi bergantung pada yang lain. Motivasi 
Anda hanya sebatas itu? Motivasi saya adalah mem­ba­ngun ranah pengetahuan yang 
baru di dunia partai politik. Arti­nya, membangun partai politik yang moderen 
dan saya me­ngor­bankan diri saya dan penghasilan saya untuk menjadi politisi. 
Kabarnya Anda tidak izin ke CSIS, kenapa? Menurut saya ini adalah urusan dan 
pilihan pribadi. Saya tidak mau CSIS dilibatkan dalam proses ini dan tidak mau 
ada anggapan bahwa CSIS mengirim saya ke Partai Golkar. Sama se­perti keputusan 
saya untuk ga­bung ke CSIS dan ini adalah lang­kah pribadi saya. Saya melihat 
partai Golkar memberikan kebebasan kepada saya. Artinya, saya melihat Yud­dy 
Chrisnandi dan tidak ber­ubah. Persoalannya dia “ber­lari sen­diri­an” sehingga 
diberikan kartu kuning. Ini cuma masalah gaya personal saja. Jadi Golkar itu 
ibarat gelas, me­­ngikuti apa yang ada di da­lamnya. Maka Golkar, CSIS dan 
republik kita ini adalah hanya se­buah wadah. Apakah wadah itu harus kita 
hancurkan karena banyak koruptornya? Kan tidak. Karena itu, saya berjuang dari 
dalam untuk memperbaiki itu semua. Bagaimana hubungan Anda dengan kawan-kawan 
setelah menjadi politisi? Tentu akan terjadi hubungan simbiosis mutualisme. 
Saya yakin teman-teman LSM akan senang karena menghibahkan saya dengan agak 
mengancam partai agar saya mendapatkan no­mor bagus. Sebab, ini per­taruhan 
dari kawan-kawan LSM juga. Kalau pertaruhan ini gagal bagaimana? Kalau gagal, 
tentunya wajah mereka juga akan tercoreng begitu juga dengan partai Golkar. 
Karena Golkar merekrut orang baru yang tidak pernah ter-Gol­kar-kan. Kalau ini 
meng­han­curkan sistem internalnya, maka Golkar akan gagal. Jadi bakal ada dua 
kegagalan kalau saya tidak melaluinya dengan mulus. Jika saya gagal, tentunya 
saya tidak akan menjadi pengamat atau penulis lagi. Bahkan, saya akan menjadi 
petani di tanah kelahiran saya kecuali saya akan menulis sejarah kejatuhan saya 
sen­­diri sebagai pengamat ha..ha... EDY 

  

_________________________________________________________________
Easily edit your photos like a pro with Photo Gallery.
http://get.live.com/photogallery/overview
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke