Datuk Endang dan para sanak sa palanta, Saya setuju sekali dengan usul Datuk, juga dengan istilah 'rekonstruksi'. Nanti kita adakan pertemuan lanjutan, biar diatur bu Warni. Untuk menentukan kepastian letaknya, mungkin baik jika pakai peta topografi yang sering dipakai militer, skala 1:50.000.Bisa dibeli di Bakosurtanal.
Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --- On Wed, 8/27/08, Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Bukit Tajadi Sekarang Sudah Tidak Bertuah Lagi To: RantauNet@googlegroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 27, 2008, 8:26 AM Pak Saaf dan sanak yth Saya kira beberapa temuan awal ini dapat ditindaklanjuti oleh rekan-rekan sejarawan, arkeolog, dan geolog untuk menentukan batas-batas yang lebih pasti. Termasuk posisi 3 pintu dan orientasi ke mesjid besar di luar benteng. Saya memperkirakan masih ada benteng Belanda yang memagari Bukit Tajadi, untuk dapat dipindahkan dahulu. Saya lebih senang dengan istilah 'rekonstruksi' dibandingkan 'restorasi'. Untuk tahap awal dapat dilakukan 'initial redevelopment', yaitu perintisan penentuan tanda/patok benteng. Mungkin bhakti TNI-AD dapat diarahkan kesitu. Wassalam, -datuk endang --- On Tue, 8/26/08, Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Datuk Endang dan para sanak sa palanta, Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas kesungguhan Datuk, pak Sjafnir, dan Nina untuk meneliti situs tersebut. Saya sendiri juga heran dan penasaran dengan betapa sedikitnya peninggalan fisik dari benteng yang dikhabarkan demikian tangguh. Namun hali itu justru dapat kita jadikan motivasi bukan hanya untuk menyelidikinya lebih lanjut tetapi juga untuk menyusun rencana restorasinya, bersama-sama dengan seluruh fihak terkait. Insya Allah. Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --- On Wed, 8/27/08, Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Bukit Tajadi Sekarang Sudah Tidak Bertuah Lagi To: RantauNet@googlegroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 27, 2008, 12:14 AM Pak Saaf dan sanak yth, Dibandingkan Bukit Benteng dalam kunjungan kita yang pertama, memang Bukit Tajadi sudah kehilangan kharisma. Kita memang tidak lagi menemukan bekas-bekas dinding benteng yang dikatakan sisi barat 1200 hasta, sisi selatan 700 hasta, dan sisi utara 400 hasta. Namun batang air kecil di kaki bukit membuat saya curiga, kiranya itu adalah parit pertahanan luar benteng sebagaimana telah digambarkan oleh Cochius. Perubahan dan ’hilangnya’ benteng hanya 2 kemungkinan : karena alam, dan karena manusia. Perubahan alam terjadi dalam 170 tahun, dimungkinkan oleh longsoran, gerakan tanah, dan perubahan iklim. Perubahan oleh manusia, kemungkinan besar dilakukan Belanda, yaitu dengan meledakkan keseluruhan sisa benteng dengan maksud menghilangkan jejak sejarah. Dt. Kando Marajo memperkirakan pada tahun 1851 Belanda menghabiskan seluruh jejak-jejak benteng tersebut. Kita tidak sempat menelusuri seluruh Bukit Tajadi, karena medan yang berat karena telah cukup tinggi semak dan hutan. Namun hanya memperkirakan saja dari titik lokasi kunjungan. Bila ingin ditelusuri lebih jauh memang seharusnya medan sekeliling bukit tersebut dapat dibersihkan termasuk jalan ke atas bukit, saya kira ini bisa menjadi program AMD yang disarankan Pak Saaf. Saya dan Dt. Kando cukup penasaran dengan posisi dinding benteng selatan, sehingga berjalan cukup jauh ke selatan. Di satu tempat dengan izin Allah akhirnya kami menemukan situs dinding batu yang masih utuh, dengan lebar sekitar 3-5 meter sepanjang sekitar 20-30 meter, yang membatasi sawah datar di bawahnya. Kiranya inilah sedikit bagian yang masih terselamatkan dari sejarah untuk kita. Yang menjadi keheranan bagi saya adalah posisi dinding itu adalah menunjuk jam 7 lewat 5, berarti suatu batas bagi dinding selatan, terpotong oleh sawah sekitar 50 meter, kemudian mengarah ke tebing terjal yang kelihatannya terkelupas. Di hadapan selatannya adalah sawah yang masih menjorok jauh sampai ke tepi parit/sungai, termasuk ke celah bukit yang rimbun oleh hutan. Atau secara teori adalah seharusnya dinding itu terletak lebih ke selatan sekitar 100 meter lagi. Kemungkinan dapat disusun teori baru, bila memang dari situs itulah dinding selatan, yang kemudian menaik secara curam ke atas bukit. Dan di bawahnya memang terletak parit itu. Sehingga sebenarnya perlu diperiksa di atas bukit apakah memang ada bekas dinding batu di atasnya yang memanjang sampai ke timur. Sebagai catatan, memang ada keterangan Belanda yang menyebutkan panjang dinding selatan itu 700 hasta, dan di antaranya melewati daerah tebing. Sehingga Belanda pun cukup heran, bila seharusnya daerah tebing itu tidak perlu dipasangi dinding. Saya berkeyakinan bila tebing itu pun dihancurkan Belanda, sehingga reruntuhannya menutupi daerah di bawahnya dan mengalihkan parit/sungai lebih ke selatan. Walaupun demikian dengan berpatokan situs tersebut, perlu diperiksa lanjutan dinding ke atas bukit. Dan bila memang cukup banyak dinding itu dihancurkan sehingga hampir menghilangkan bukti sejarah, sebuah pertanyaan besar menunggu kita : kenapa Belanda melakukan hal itu di Bukit Tajadi? Demikian terlebih terkurang disampaikan. Wassalam, -datuk endang --- On Mon, 8/25/08, Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamualaikjum w.w. para sanak sa palanta, ...... Benteng Bukik Gadang,23 Agustus 2008, jam 09.00 – 10.30. Ternyata Benteng Bukik Tajadi terdiri dari rangkaian beberapa benteng. Salah satu di antaranya adalah di Bukik Gadang, yang tingginya sekitar 200 meter, dengan kemiringan sekitar 120 derajat.Walaupun dengan bersusah payah – saya sendiri harus diseret dan didorong ke atas, serta di-‘rem’ ke bawah oleh tiga personil Kodim – namun akhirnya kami sampai juga ke puncak bukit, yang masih terlihat bekas-bekas kubunya.. Eks benteng ini merupakan ulayat suku Jambak. Sebagai situs bersejarah, terkesan kurang terpelihara.. Penuh dengan pohon-pohon dan semak belukar. ...... Benteng Bukik Tajadi, 23 Agustus 2008, 12.30- 15.30. ....... Setelah selesai di lokasi tersebut, rombongan melanjutkan perjalanan ke Bukik Tajadi, sekitar 500 meter dari desa itu, meliwati sebuah kali kecil, yang menurut perkiraan Dt Endang dahulu merupakan parit dari benteng Bukik Tajadi. Tinggi benteng ini dua kali lebih tinggi dari benteng di Bukik Gadang – sekitar 400 meter -- dan hampir sama terjalnya dengan Bukik Gadang.. Di bagian timurnya malah ada dengan kemiringan 180 derajat. Rombongan mendaki dengan susah payah, didahului oleh seorang petani bernama Simas, yang merintis semak-semak berduri dengan sebuah parang. Sebagian dari bukit ini sudah menjadi tempat pemakaman umum. Sepanjang pendakian tersebut rombongan tidak lagi menemukan batu-batu perbentengan seperti diduga semula berdasar laporan fihak Belanda. Menurut perkiraan Dt Endang, kemungkinan hal itu disebabkan kebiasaan Belanda untuk menghancurkan sama sekali seluruh benteng-benteng yang ada, termasuk dengan menebang aur duri yang mengelilingi benteng-benteng yang dikalahkannya. ...... Setelah menurun bukit tersebut, Dt Endang dengan dukungan foto satelit dari daerah itu, bersama Nina dengan GPS-nya, dan pak Sjafnir Abu Nain meneruskan perjalanan ke kaki bukit yang merupakan ujung Bukik Tajadi, untuk menentukan posisi persis dari benteng tersebut. Beliau-beliau berhasil menentukan posisi persis dari ujung benteng itu. ...... Sampai di sini dahulu.. Laporan penutup insya Allah akan saya sampaikan setelah ini. Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---