Pak Saaf , Sanak Nofiardi, jo nanak di palanta nan ambo hormati, Mambaco tulisan Israr Iskandar tantang "Maninjau (Tak lagi) Indah" mambuek ambo sadiah. Kabatulan ambo baru babarapo jam nan lewek pulang dari Berlin mambao keluarga jalan2 3 hari. Mbo caliak di situ baa sejarah kota nan badarah2 salamo PD II ampai 1989 tu 'diekspose' untuak pariwisata. Sakadar contoh: pecahan2 tembok Berlin tu sagadang2 ampu kaki dikreasi sadamikian rupo dan dijua ka turih 5 Euro ciek. Antah iyo pacahan2 tu dari pacahan2 tembok Berlin atau indak, tantu indak jaleh dek kito. Jan jaleh turih mancangera bagaduru mambali pacahan2 tembok tu. Pariwisata ko maju kalau sagalo unsur dalam masyarakat main kincia2nyo baa caro memperlakukan sejarah untuak kepentingan maso kini. Carito kabau ketek urang Minang manang lawan kabau gadang panjang tanduak urang Jawa sajo dapek digunokan untuak pariwisata kini kalau kincia2 tadi jalan. Tapi kincia2 tu bana nan ndak jalan ka baa? Salam, Suryadi
----- Pesan Asli ---- Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: RantauNet@googlegroups.com Cc: MAPPAS MAPPAS <[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Sabtu, 30 Agustus, 2008 03:11:39 Topik: [EMAIL PROTECTED] Re: Maninjau (Tak Lagi) Indah Assalamualaikum w.w. Sanak Nofiardi dan para sanak sa palanta, Saya ucapkan terima kasih kepada Sanak yang telah mem-posting tulisan Bung Israr Iskandar tentang dunia pariwisata Sumatera Barat ini. Dapat saya sampaikan, bahwa rekan-rekan saya dari MAPPAS kelihatan sudah cukup lelah untuk menyampaikan kritik dan saran kepada fihak terkait di Sumatera Barat, tetapi hasilnya 'bagaikan batu jatuh ke lubuk'. Hek tidak hok juga tidak. Keadaannya sudah sedemikian rupa, sehingga Bung Ridwan Tulus -- seorang pegiat pariwisata di Sumbar -- pernah berkata bahwa dalam kegiatan pariwisata kita tidak usah mengharapkan peranan pemerintah. Sedih, kan ? Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --- On Sat, 8/30/08, Nofiardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Nofiardi <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Maninjau (Tak Lagi) Indah To: RantauNet@googlegroups.com Date: Saturday, August 30, 2008, 7:59 AM Maninjau (Tak Lagi) Indah Sabtu, 30 Agustus 2008 Oleh : Israr Iskandar, Dosen di Universitas Andalas Keluhan atas melorotnya kualitas pariwisata di Sumatera Barat sudah lama dikemukakan. Banyak aspek terkait di situ. Mulai dari soal kebersihan, kerusakan lingkungan, pelayanan yang buruk, hingga sarana dan prasarana penunjang yang masih jauh dari memadai. Penulis bukan ahli studi pariwisata, tetapi hendak menyorot masalah ini dari sudut pengamatan awam, karena beberapa kali membawa tamu dari luar Sumbar, termasuk luar negeri, mengunjungi beberapa lokasi wisata di Ranah Minang yang tak terurus dengan baik. Salah satunya, Danau Maninjau, yang terkenal sangat indah. Maninjau memiliki panorama alam menakjubkan, mirip danau-danau di Swiss, yang menjadi “icon” pariwisata negara Eropa Tengah itu. Dewasa ini, dari puncak Ambun Pagi, suasana eksotik alam Maninjau masih terasa, akan tetapi setelah turun ke bawah, menuruni kelok 44, perasaan menjadi “lain”. Ada kegundahan, kalau bukan kekecewaan, melihat kondisi lingkungan danau sekarang ini. Secara umum, pariwisata Indonesia memang mengalami stagnasi sejak krisis 1998. Juga terkait isu gangguan keamanan dan kenyamanan yang tak kunjung terselesaikan. Tetapi hancurnya pariwisata Maninjau hingga kondisi seperti sekarang mungkin sulit dicerna akal sehat. Maninjau adalah cermin buruknya pengelolaan pariwisata, bahkan pengelolaan sumber daya ekonomi daerah. Mengapa panorama alam pemberian Tuhan yang begitu indah dibiarkan rusak sehingga tidak menarik lagi dikunjungi?. Krisis ekonomi negara dan rakyat jelas tidak bisa lagi dijadikan alasan ambruknya pariwisata di Maninjau. Sudah menjadi rahasia umum, dan bahkan diakui sendiri oleh masyarakat, bahwa pengelolaan kerambah ikan di sekeliling danau, yang memberikan keuntungan besar dan langsung kepada warga sekitar, menjadi salah satu faktor utama rusaknya pariwisata Maninjau, selain sejumlah faktor “humanis” lainnya. Apakah masalah seperti ini menjadi semacam dilema, sehingga membuat pihak terkait (dalam hal ini Pemda setempat) terbebas dari tanggung jawab atas kemunduran pariwisata Maninjau? Maninjau tidak hanya “cermin retak” pariwisata Sumbar, tetapi juga seakan mewakili banyak contoh buruk dalam pengelolaan sumber-sumber kesejahteraan masyarakat daerah. Peran Pemda Sejak lama dikumandangkan, selain pendidikan, andalan Sumbar untuk bisa maju secara sebenarnya bisa menjadikannya sebagai “komoditas” yang menyejahterakan rakyatnya di masa kini. Namun sayang, tak ada pihak bertanggung jawab yang bisa mengurusnya dengan baik. Kasus Maninjau, seperti dikemukakan tadi, dan absennya visi pariwisata sejarah, jelas menjadi “cermin retak” pariwisata Sumbar bahkan pengelolaan sumber-sumber ekonomi daerah secara keseluruhan. (***) http://www. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~--- ___________________________________________________________________________ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---