MUSIBAH ITU DATANG KARENA LENGAH قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَولاَنَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ “ Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami musibah melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami…” (Q.S. At Taubah: 51).
Musibah adalah ujian yang datang dari Allah SWT. Pada hakikatnya setiap manusia tidak menginginkan datangnya musibah, baik musibah hilangnya harta benda, kecelakaan, ataupun kematian. Baik musibah itu berupa ujian besar maupun kecil belaka. Akan tetapi, maklumilah bahwa ujian itu senantiasa akan datang kepada semua manusia bimana waktu saja. Walau manusia berupaya lari daripada musibah itu, namun iapun akan tetap jua datang menghampirinya. Apabila ditinjau dari sisi takdir atau ketentuan dari Allah, memang musibah terjadi atas izin dan ketentuan Allah semata. Tanpa izin dan ketentuan-Nya tidak mungkin musibah itu dapt terjadi. Manakala dilihat dari sisi kemanusiaan atau hukum kausalitas (sebab akibat), ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan Allah SWT mendatangkan musibah kepada makhluknya. Pertama, karena manusia kurang peduli. Tidak mau bersedekah karena manusia terlalu cinta dan sayang terhadap hartanya, dan takut hartanya habis karena bersedekah. Berkembangnya kebiasaan hidup kikir. Bersedekah kepada orang lain sesungguhnya akan membawa keberkahan, menambah kekayaan lebih banyak dan menyebabkan terhindar dari musibah. Tidaklah dapat dimungkiri bahwa seorang yang senang bersedekah akan dicintai, dibela dan didukung usahanya oleh masyarakat kelilingnya. Sebaliknya, seseorang yang cekil kedekut atau kikir, enggan bersedekah baik dengan harta maupun dengan tenaga untuk kepentingan ummat banyak, tentu akan dijauhi oleh masyarakat lingkungannya. Maka kekikiran atau bakhil akan membuka jalan bagi datangnya musibah. Berkaitan dengan anjuran bersedekah ini Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah itu akan menutup tujuh puluh pintu keburukan (musibah).” (HR. Ath Thabrani). Allah SWT berfirman: “Apa saja yang telah kalian nafkahkan (infaqkan) Allah akan menggantinya”. (Q.S. As Saba’: 39) Kedua, yang mendatangkan musibah ialah kurangnya bersilaturrahim atau lemah di dalam menyambung tali persaudaraan. Silaturrahim adalah amal yang diwajibkan dalam ajaran Islam. Semestinya silaturahim masuk ke dalam agenda hidup kita, krena silaturahim akan menumbuhkan kasih sayang yang mendalam di antara ummat. Dengan kasih sayang jualah persaudaraan dan persatuan dapat dibina Dengan kasih sayang pula, kedengkian dan kebencian dapat diobati, serta segala macam bencana dapat dihindari dan diatasi. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan dipanjangkan umurnya maka hubungkanlah tali silaturrahmi (persaudaraan).” (HR. Bukhari dan Muslim). Ketiga, penyebab datangnya musibah ialah karena melupakan Allah dan lalai atas segala perintah-perintah-Nya. Melupakan Allah dan melalikan perintah-Nya, cepat ataupun lambat akan mengundang datangnya musibah. Allah SWT berfirman “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong- konyong, maka ketika itu mereka terdiam dan berputus asa.” (Q.S. Al An’am: 44) Na’udzubillah. Keempat, bencana terjadi karena ulah tangan manusia belaka, seperti berbuat kerusakan, seperti penebangan hutan dan lain-lain, yang akan berdampak negatif bagi manusia, seperti banjur, tanah lonsor dll. Inilah yang diingatkan oleh Allah SWT dalam Al Quran-ul Karim pada surat Ar-Rum ayat 14 Oleh karena itu, di dalam menghadapi musibah ini manusia terbagi kepada beberapa golongan. Pertama, golongan yang selalu dilindungi oleh Allah SWT. Golongan ini senantiasa berjalan lurus meniti jalan Allah, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Golongan ini meyakini sungguh bahwa merekalah yang senantiasa memerlukan pertolongan dari Allah, baik di kala suka atau duka, tatkala miskin maupun kaya, di masa lapang dan sempit, bahkan disetiap keadaan ia senantiasa berusaha bersama dengan Allah Mereka meyakini bahwa tiada daya dan upaya melainkan hanya dengan izin Allah SWT. Golongan ini akan mendapatkan perlindungan Allah dari semua musibah yang datang. Kedua, kelompok yang manakala dalam keadaan sehat, senang dan lapang sering lupa kepada Allah. Namun ketika dikepung cobaan, mereka bersegera kembali bertaubat kepada Allah, dengan sadar. Hakikatnya, semua musibah datang hanya dengan mengembalikannya kepada Allah semata, dan dengan memasrahkan diri bertaubat dengan taubat yang semurni-murninya. Golongan ini Insya Allah akan mendapat keampunan dari Allah Azza wa Jalla. Ketiga, kelompok yang melupakan Allah SWT tatkala senang dan mengingatnya tatkala susah saja. Manakala kesusahan telah berlalu mereka kembali ke dalam kesesatan Mereka melupakan sama sekali apa-apa yang pernah berlaku sebelumnya. Mereka termasuk kedalam golongan orang- orang yang musyrik, sebagaimana telah dijelaskan Allah dalam Al Quran surat Yunus (10), ayat 22 dan 23. Keempat, golongan yang paling buruk, yang hatinya mengeras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Walaupun berbagai bencana dan musibah telah datang kepadanya namun mereka tidak hendak bermohon ampun kepada Tuhannya. Mereka malas berkata, “ Wahai Rabb-ku ! ”. Mereka tidak mau mengambil pelajaran dari musibah yang ditimpakan kepada mereka. Mereka menganggap semuanya ini semata karena pergantian masa dan perputaran alam sahaja, dan tidak ada campur tangan Allah padanya. Kelompok ini adalah orang kafir. Karena itu, yakinilah bahwa musibah yang datang kepada kita dapat menjadi teguran, dan bisa pula berbentuk azab dari Allah. Musibah yang datang itu sebenarnya untuk menyadarkan manusia akan kelalaiannya Berbagai ujian yang datang sesungguhnya memberi ingat manusia agar kembali dan segera sadar ke jalan Allah. Marilah kita senantiasa hindari semua musibah dengan mendekatkan diri dan taat kepada Allah SWT. Bulan Ramadhan adalah bulan latihan bagi manusia beriman untuk mengamalkan keikhlasan di dalam mengendalikan nafsu syahwat, makan dan minum, semata-mata karena mengharapkan redha Allah saja. Allahu a’lam bissawab Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Buya H. Mas’oed Abidin --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---