Assalamulaikum ww.
Add. Jupardi Yth.
IAmbo mancubo menjawab pertanyaan nan ado dalam tulisan :
"Bagaimana merawat gigi, mulut, tenggorokan selama menjalan ibadah puasa…"
Jawaban: Dari tulisan tersebut, ambo menyimpulkan nan diderita Add. adalah 
komplikasi dari sakit gigi yaitu sakit gusi atau peradangan pada gusi.
Peradangan ini mempunyai tanda-tanda: kalor (panas), tumor (bukan tumor yg 
dipahami masy awam, tapi maksudnya pembengkakan), rubor (warna merah) dan dolor 
(sakit).
Apakah giginya masih sakit atau sensitif /ngilu ? Jawabnya: tidak, karena gigi 
itu sendiri telah mati (istilah medis: ganggren). Bagian tubuh yang mati ini 
(gigi) sebaiknya dibuang (cabut gigi). Tapi tidak tepat waktunya mencabut gigi 
ketika gusi masih meradang, bila dipaksakan dapat menimbulkan komplikasi yang 
lebih berat. 
Satu-satu jalannya mengurangi rasa sakit ialah mengobati radang gusi tadi 
sampai sembuh. Biasanya dokter akan memberi antibiotik dan analgesik.
Mengapa gigi bisa mati ? Umumnya terjadi karena proses caries (pelapukan) 
dentis.
Seperti juga penyakit lainnya,  pelapukan gigi jaman sekarang lebih banyak 
terjadi karena pengaruh nan ampek lihat di http://www.nanampek.nagari.org/
Untuk mengetahui gigi menderita caries atau tidak sebaiknya diperiksakan secara 
priodik ke tenaga kesehatan gigi, karena caries gigi sering tidak memberi tanda 
kesakitan atau ngilu sehingga gigi tiba-tiba mejadi ganggren.
 
Wassalam
Abraham Ilyas (63 th)
www.nagari.org
www.nagari.or.id
 
 
--- On Tue, 9/16/08, Jupardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Jupardi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] "ORKES DANG DUT SAKIT GIGI"
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Tuesday, September 16, 2008, 9:20 PM








Sanak Sapalanta
Ini sekedar tulisan ringan saja sebuah pengalaman Ramadhan Tahun lalu betapa 
tersiksanya ketika Sakit Gigi
Mungkin sanak-sanak di Palanta ada yang dokter gigi atau pemerhati ilmu-ilmu 
kesehatan bolehlah berbagi
Bagaimana merawat gigi, mulut, tenggorakan selama menjalan ibadah puasa…
Tapi ada juga urang awak ngomong misalnya  masalah KKN anggota Dewan yang 
terlibat aliran dana BI
Maka bilang “Ondee yo sakik gigi waden mancaliak anggota dewan yang terhormat 
lah korupsi lo.
Samantaro rakyaik badarai  ado nan makan nasi Aking”
Selamat membaca semoga berkenan
---------------------Wass-Jepe
 
 
 
“ORKES DANG DUT SAKIT GIGI”
Oleh : Jepe 
 
Pernahkah anda merasakan betapa sengsaranya sakit gigi, jika pertanyaan itu 
diajukan ke saya ibarat  seorang Ibu Guru SD bertanya pada muridnya, maka 
dengan tegas saya akan mengacungkan  jari telunjuk keatas sambil berkata 
lantang “Pernah Bu Guru….!!!!. Betapa menderitanya sakit gigi, dunia terasa 
hampa, jika tidak punya uang anda masih bisa tersenyum dengan wajah yang masih 
kelihatan ganteng, cantik dan manis. Sakit Gigi..walah jangan coba-coba anda 
tersenyum apalagi tertawa ngakak dijamin penderitaan yang semakin dalam anda 
rasakan, lha wong sakit gigi tak tertahankan kok malah senyum.
 
Jika saya dihadapkan dua pilihan kehilangan sepeda motor atau sakit gigi, saya 
akan pilih dapat sepeda motor tapi tanpa sakit gigi, waduh asal deh, nggak 
nyambung pertanyaan sama jawaban, lah wong lagi sakit gigi tentu saenak dewe 
njawab ne..piye toh Mas.
 
 
Sakit Gigi yang tak tertahan ini pernah saya rasakan Ramadhan tahun lalu, lagu 
Dand Dut yang paling cocok dinyanyikan saat itu “Sungguh Aku Sengsara”. Sakit 
gigi ini (Gusi Meradang, merah membara) diakibatkan selama bulan puasa tersebut 
boleh dikatakan 2/3 bulan suci itu saya berada di lapangan (hutan) dalam 
melaksanakan tugas sehari-hari memimpin crew survey. Kondisi yang serba 
terbatas dan cuaca yang cukup terik dilapangan serta kurangnya asupan Vitamin 
yang biasanya saya dapat dari buah-buahan dan sayur yang kaya mengandung serat 
membuat gusi saya meradang.
 
Sakitnya..wow..luar biasa jangankan untuk mengunyah bersentuhan dengan geraham 
atasnya gigi yang gusi lagi meradang terasa nyeri.nyuss..nyusss..berdenyut. 
Pulang ke rumah dari lapangan sambil berpuasa menjelang berbuka saya membawa 
penyakit ini. Saat berbuka Istri saya menyajikan menu dendeng balado dengan 
irisan kentang serta sayur bayam. Duggg..duggg..bunyi beduk bertalu-talu 
diiringi raungan sirene tanda masuknya waktu berbuka.
 
Lemah sekali tanpa gairah saya mengucapkan Bismillahhirahmanirrohim, 
Allahummalakasuntum, Wabikaamantu..dan seterusnya,  berdenyut dan menghentak 
gusi saya setiap tegukan teh manis panas yang saya minum. Buah Korma jangan 
coba disentuh untuk sekedar berbuka dengan yang manis-manis, setiap mengatupkan 
mulut dan gigi  bertaut..wawwww..!!!…tambah nyusss..nyusss dan menghentak. 
Akhirnya hidangan dendeng balado dengan sayur bayam jangankan mencoba sesuap 
atau dua suap, memandangnyapun tidak sudi lagi, lagu Dang Dutnya adalah “Ku Tak 
Sudi Lagi”
 
Selesai magrib tanpa buang-buang waktu lagi, saya dilarikan oleh istri saya ke 
dokter gigi, saat diperiksa Bu Dokter dengan alat-alatnya setiap sentuhan besi 
stainless steel peralatan dokter gigi menyentuh gigi dan gusi saya begitu sakit 
terasa. Guis merah meradang dan  membuat wajah saya tidak seimbang lagi kiri 
kanan, karena pipi sebelah kanan membengkak.. Bu Dokter yang ramah serta murah 
senyum  selalu kelihatan manis (maklum lagi nggak sakit gigi, coba deh Bu 
Dokter sakit gigi pasti tutup prakteknya) setelah melakukan tindakan lalu 
memberi resep obat yang harus saya dibeli di Apotek.
 
 
Berbuka saya dilanjutkan dirumah dengan segelas susu coklat panas yang 
kosentrasinya cukup kental serta dilanjutkan makan obat yang telah dibeli di 
Apotik. Selesai shalat Isya sebaiknya  rebahkan badan, tutup pipi yang bengkak 
dengan bantal, nikmati sakitnya, guling kiri, guling kanan, 
.gelisah..duh..sakitnya ya!!!.. Lagu Dang Dut yang paling cocok judulnya saat 
tidur ini adalah “Aku Gelisah” 
 
Obat mulai bereaksi rasa nyeri mulai berkurang mungkin Bu Dokter kasih obat 
penenang/tidur akhirnya saya terlelap tidur. Sahur saya dibangunkan Istri,  
rasa nyeri sudah hilang tapi geraham atas dan geraham bawah ketika bersentuhan 
masih terasa sakit artinya belum bisa di fungsikan untuk mengunyah. Sahur 
“sakit gigi” terpaksa makan nasi bubur diaduk telor ayam kampung lalu dikasih 
kecap, niatkan berpuasa karena Allah semata, hajar bubur tanpa dikunyah. Sahur 
diakhiri dengan makan obat dan minum sebanyaknya air putih.
 
Selesai shalat subuh, rekasi obat membuat mata mengantuk, ya sudah lha wong 
sakit gigi istirahat saja tidur jangan pikir yang lain-lain. Bangun sekitar jam 
9 an, wah lumayan denyut sakit tidak terasa lagi di gusi, pipi sudah mulai agak 
simestris, pelan-pelan dicoba adu antara gusi yang sehat dengan yang sakit 
sudah lumayan, walau jika dihentak keras masih terasa sakit. Mandi 
sepuas-puasnya yang segar, lalu santai nonton tipi, anak rewelpun sikap saya 
sudah mulai tersenyum padanya, jika sakit gigi anak rewel entahlah serba susah 
tindakan apa yang akan dilakukan buat si anak.
 
Saat berbuka  saya sudah bisa menikmati nasi walau agak lembek, dendeng balado 
yang masih tersisa belum bisa disentuh, cukup dengan kuah sop beserta wortel 
dan kentangnya ditaburi bawang goreng. Berbuka diakhiri dengan melanjutkan 
makan obat, santai sejenak. bersama anak-anak saya pergi ke Mesjid untuk shalat 
Isya dan taraweh.
 
Bagaimana saat shalat baik Isya dan taraweh ketika anda masih sakit gigi, 
dipastikan jika kondisi anda  sehat  akan berteriak penuh semangat berkata 
AAAAMIIINNNNN !!! saat Imam selesai membaca surah Al Fatihah, tapi berhubung 
masih ada nyut-nyut  selesai iman membaca 13 kali surat Al fatihah (2 Isya, 11 
Taraweh) nada amin saya lemah saja kurang semangat…aaaamiiinnnn (huruf kecil 
kurang semangat). 
 
Nah bagaimana kisah seputar sakit gigi yang dirasakan oleh Kang Cecep, betapa 
gelisahnya Kang Cecep hari ini akibat sakit gigi yang menderanya. Lihatlah 
tingkah uring-uringan Kang Cecep, jalan ke dapur balik lagi keruang tamu, 
angkat pantat lagi dari kursi tamu masuk kamar sambil pegang pipi yang bengkak. 
Tidur sambil bantal menutup pipinya. Gelisah lagi koyok cabe yang telah 
ditempelin di pipi sebelah kanan masih terasa kurang, ambil satu lempeng lagi 
tempelkan dibawah dagu. 
 
Walahhhh..semakin menderita karena sakit gigi yang nyeri ditambah panas koyo 
cabe yang menghujam pipi dan dagu, apaboleh buat Kang Cecep bertahan saja. 
Semakin Kang Cecep menghayati sakit giginya semakin gelisah dan senewen. Rasa 
frustasi menghampiri diri , benang nilon diikatkan ke gigi yang sakit, saat 
adik Kang Cecep keluar dari rumah dengan sepeda motor rencananya nilon ini akan 
dikatkan kejari-jari roda. Beginilah cara yang paling cepat mengakhiri 
penderitaan “aing nyeri untu” Kang Cecep membathin. Tapi Kang  Cecep keder juga 
akhirnya niat konyol urung dilaksanakan kang Cecep.
 
Kang Cecep beranjak dari tempat tidur melangkah keteras rumah duduk dikursi 
goyang sambil menikmati sakit gigi yang semakin membuat dia jungkir balik 
dilantai tanpa tertawa (Rolling on the floor without laughing) seperti smiley 
di dunia maya.Sementara didepan rumah Kang Cecep yang berjarak 5 meter dari 
kursi goyang lewat Mamang-Mamang  yang menjual aneka kaos oblong. Jamaknya 
bahasa sunda untuk barang yang lebih dari satu, Mamang ini berteriak menjajakan 
Kaos dagangannya
 
KARAOOOOSSSS…..KARAAAOOOOOSSS…..KARAOOOOSSSS…!!!
 
Tepat didepan Kang Cecep sambil senyum manis si Mamang menawarkan kaos 
dagangannya pada Kang Cecep
 
“Karaaosss..Karaoosss..Kang…mangga..sok tingalih helak..Karaoosss..karaoosss 
kang”
“Nu iyek..cocok pisan ..halus..Kang…..Karaosss..karaoosss Kang” si Mamang 
semakin lantang berteriak Karaossss didepan Kang Cecep yang sedang bertungkus 
lumus menikmati sakit gigi disiang yang terik itu.
 
Si Mamang masih saja rewel..”ayuhhh atuh akang…Karaoosss..Karaooosssss”
 
Kang Cecep darahnya serasa muncrat diubun-ubun melihat si Mamang dengan tingkah 
cengesan masih saja berkata Karaos…Karaos.Akhirnya tumpah ruah marah Kang Cecep
 
“Beleguk Siak..berek ku Aing Siak” ngeledek wae siak mah…aing nyeri untu 
tahu..!!!
“Karaos..karaos ….enak apa !!?..nyeri untu….sana-sana  hiji dua tilu..mun ntek 
angkat siak..lempar ku aing..beleguk siak (Maaf bahasa sunda gue..bener apa 
salah..ha..ha..kasar banget ya..maklum kuliah di Bogor ngertinya bahasa Sunda 
Pasaran).
 
Si Mamang tanpa berkata-kata lagi angkat barang dagangannya lari dan mabur 
meninggalkan Kang Cecep yang sedang sengsara menikmati sakit gigi.Begitulah 
episode Kang Cecep sakit gigi, lagu dang dutnya adalah “Duhhh..Aing Nyeri 
Untu..Karaoosss”
 
Dibulan Ramadhan tahun ini masih tersisa 14 hari lagi, saya hanya berharap dan 
berdoa jangan sampai terjadi lagi Sakit Gigi (Radang Gusi), sehingga jika saya 
shalat taraweh tetap bersemangat dan berteriak lantang setelah imam selesai 
membaca surah Alfatihah 
 
AMIIIIIIIIINNNN……...!!!. 
 
 
Pekanbaru, 16 Ramadhan 1429 H/16 Sepetember 2008
 




      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke