Mereka semua maklum dengan perkataan dara ini sudah secara langsung
mengatakan bahwa dia tidak ingin mereka mengikuti perjalanannya lagi dan
dara ini sudah tidak mau diganggu lagi oleh mereka. Seharusnya mereka tahu
diri dengan kata-kata tegas dari dara ini, tapi ketika cinta sudah datang
tanpa bisa ditahan perasaan takut yang berputar di sekitarnya ikut muncul di
permukaan. Takut kehilangan, takut tidak bertemu lagi atau takut diambil
orang dan takut karena sebab macam-macam lagi mendera jiwa mereka yang
kasmaran seperti Lukman dan Malik. Mereka tidak rela berpisah dari dara yang
telah merenggut cinta mereka dengan begitu saja, walau mereka mendengar
perkataannya tapi tetap saja mereka tidak bisa menerima kenyataan ini.
Mulailah mereka berdua berusaha mencari alasan untuk bisa selalu berdekatan
dengan dara ini.

Perbantahan dari kedua pemuda ini mulai terlontar menanggapi perkataan Siti,
mereka tetap memaksa ingin mengikuti dara itu dan Siti juga bersikukuh untuk
tidak mau diikuti. Pandeka Konek yang kasihan melihat kedua tuannya sudah
seperti orang yang mau putus asa menjawab semua penolakan Siti akhirnya
angkat bicara.

"Nona Siti, tidak baik rasanya menolak kebaikan hati orang lain yang ingin
membantu nona, apakah nona tidak punya perasaan sehingga terus menerus orang
yang ingin memberikan kebaikan kepada nona? Apakah sedemikian rendahkah nona
memandang kami sehingga menolak bantuan dari kami?"

Belum sempat Siti buka mulut untuk menjawab perkataan Pandeka Konek,
tiba-tiba terdengar suara ketawa pria yang terdengar jantan menyahut
perkataan beliau.

"Ha..ha..ha.. manusia di dunia ini benar-benar suka lucu dan  berlebihan,
sudah jelas-jelas orang menolak tapi masih memaksa lagi, malah memojokan
orang lagi. Apa itu caranya berterima kasih manusia jaman sekarang kepada
penolongnya ?"

Mereka semua terkejut mendengar perkataan itu, semua berusaha mencari
darimana suara itu datangnya. Dan mereka melihat ada seorang pemuda sedang
duduk dengan enaknya di sebuah pohon yang tidak jauh dari mereka sambil
mengayun-ayunkan kakinya dan tersenyum mengejek ke arah mereka. Siapa lagi
kalau bukan Kahar, dari tadi dia mendengar pembicaraan mereka, dia sudah
gatal-gatal ingin membantu Siti, dalam hatinya orang-orang ini tidak tahu
diri sekali, sudah jelas ditolak tapi malah memaksa terus memojokan lagi.
Benar-benar tidak kenal budi mereka ini.

Pandeka Konek yang mengeluarkan perkataan tadi, memerah muka sampai ke
telinganya mendengar teguran dari pemuda yang kelihatannya masih muda
sepantaran tuannya. Dia belum bisa melihat wajah jelas pemuda itu karena
sebagian wajahnya tertutup bayangan daun pohon. Karena malunya dia
melampiaskan kekesalannya kepada pemuda itu, satu hal yang tidak dia sadari
mungkin saking malu dan kesalnya. Seharusnya dia cepat menyadari kenapa
kehadiran pemuda itu tidak mereka sadari dari tadi, itu artinya pemuda itu
bukan pemuda sembarangan yang bisa sekali pukul selesai urusan.

"Eh orang muda, kalau bicara jangan sembarangan, kau pikir siapa dirimu,
berani-berani mengganggu pembicaraan orang? Apa orang tuamu tidak
mengajarkan tata krama kepada kamu, untuk tidak boleh menguping pembicaraan
orang lain? Bentak Pandeka Konek dengan kerasnya.

"Ya ampun pak tua, justru aku mau tanya apa orang tua pak tua tidak ajarin
bagaimana cara yang benar dan baik untuk berterima kasih kepada penolong
dirimu? Apa begitu caranya ? Wah berarti kita sama-sama tidak diajarin tata
krama oleh orang tua kita,"kata Kahar dengan wajah yang dibuat terperangah
seolah-olah takjub dengan tata krama ajaran orang tua Pandeka Konek.

Langsung saja Pandeka Konek tambah naik darah mendengarnya, belum dia sempat
menyahutinya sudah keduluan Datuak Marindiang.

"Anak muda benar apa yang kau katakan, kita manusia harusnya tahu tata krama
dan hormat kepada orang yang sudah menolong tidak sepantasnya kita memaksa
dia untuk memenuhi permintaan kita. Ini membuat kita menjadi tidak tahu diri
sekali, menyusahkan orang yang sudah menolong. Perkataanmu sungguh menarik
anak muda, bolehkah kita berkenalan? Aku bernama Datuak Marindiang, datang
ke sini hanya ingin melihat keindahan saja."

Sebagai orang yang diajari sopan santun yang sangat kuat, Kahar tahu diri
sebagai orang muda harus menghormati orang yang lebih tua. Dengan perkataan
Datuak Marindiang itu artinya pihak tua sudah mengalah dan dia sebagai pihak
yang muda gilirannya untuk tahu diri dan memperkenalkan siapa dirinya. Cepat
dia meloncat turun di dekat Datuak Marindiang berdiri.

Kembali Datuak Marindiang terkejut melihat wajah yang sangat tampan dan
mempunyai aura khusus yang dimiliki oleh keluarga kerajaan sehingga keelokan
wajah pemuda ini terlihat begitu sempurna. Tinggi dan postur tubuh yang
merupakan idaman tiap pria, hidungnya mancung dan tengahnya agak sedikit
cungik (patah) tanpa mengurangi keindahan bentuk wajahnya malah mempertegas
wajah jantannya, bibir tipis dengan belah di tengahnya serta dagu persegi
khas milik laki-laki sejati, alis hitam yang tebal memayungi matanya yang
bersirat riang dan jenaka sehingga hal ini sangat kontras sekali membuat
orang hanya bisa menatap dirinya tanpa tahu harus berbuat apa.

Dalam hati Datuak Marindiang merasa senang sekali, ternyata dia menemukan
sepasang manusia yang begitu elok dan rupawan wajah dan tubuhnya. Tidak
sia-sia dia menghabiskan waktu untuk berkelana dan membantu keluarga
temannya itu, dia mendapatkan hasil yang luar biasa sekali ini. Dia harus
memastikan kepada sepasang manusia elok ini untuk dilukis olehnya. Yang
laki-laki cerminan seorang lelaki jantan sejati dan yang perempuan secantik
lembayung mewarnai langit berawan memantulkan sentuhan keindahan yang tiada
tara.
 
Berambung..............

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke