TOLERANSI MASJIDIL HARAM
Oleh: KSuheimi
 
Hari Jum’at jam.10.00
orang-orang dianjurkan untuk tidak masuk lagi ke Masjidil Haram karena
didalam sudah penuh sesak tak ada tempat lagi.
Terpaksa orang sholat di hotel, atau diemperan toko dan di jalan-jalan.
Ramainya Masjidil
Haram hari Jum’at bertepatan dengan Jum’at terakhir dibulan puasa ini,
Jum’at 27 Ramadhan, maka semua orang berhimpun dan berduyun-duyun
kesini dan sebagian meyakini nanti malam adalah malam Lailatul Qadar.
 
Saya membimbing isteri, saya mencari tempat.
Kami pasang niat dan pasang do’a “ Mohon diberi kemudahan dan kelapangan di 
Masjidil Haram ini”
Do’a itu dikabulkan “Allahu/ya Allah..luar biasa ramainya, namun walau seramai 
itu toleransinya sangat tinggi.
Dikampung saya
pantangan betul kalau kepala ini dipegang dan ditekan orang lain, di
Masjidil Hara mini dengan rela dan ikhlas membiarkan kepala kita
dipegang sebagai tanda keakraban dan kasih saying.
   
Beberapa kali kepala
saya ditekan dan beberapa kali dipegang-pegang saya ikhlas dan
membiarkan saja kepala dilangkahi dan sujud mengenai tumit orang itu
hal biasa.
Karena ramainya dan berselisih jalan dengan kaki manusia laki-laki dan 
perempuan berbaur iu hal biasa dan wudhuknya tak diulang.
Perempuan sholat
dekat laki-laki itupun hal biasa bahkan perempuan masuk melangkah
berjalan ketika semua khusu’ sholat berjama’ah itupun biasa, imam
sholat dilantai satu dan makmum banyak yang sholatnya didepan didekat
Ka’bah itupun hal biasa.
 
Orang Marokko
sholatnya tangan dilepas saja, orang Aljazair lain lagi posisi
tangannya bermacam ragam dan berjenis-jenis itupun biasa.
Perbedaan dalam kesatuan, perbedaan tak menimbulkan pertentangan dan 
percekcokkan.
Perbedaan adalah hal biasa dan dapat diterima dengan baik.
Menghadap sholatnya
ada yang ketimur, kebarat, utara dan selatan. Biarlah berbeda tapi
tujuannya tetap satu yaitu menghadap Ka’bah, berbeda untuk mencapai
satu tujuan…hanya menyembah Allah, mengabdi kepada NYA saja.
 
Walau kepala
ditundukkan ke Ka’bah namun yang disembah adalah Allah yang menjadikan
Ka’bah itu, makin kepusat makin toleransi, makin sabar, dan makin
toleran dan makin mau menerima, setiap orang berusaha menolong orang
lain.
Apa yang dimilikinya dibagi-bagikannya.
Tiba-tiba saya
disuguhi Yoghurt Arab yang enak oleh wanita Arab, kadang saya
ditawarkan susu kambing, buah korma dll. Kalau orang Afrika kami sering
disuguhi teh yang lezat dan yang jadi rebutan adalah korma muda manis
asam dan berair enak yang disebut korma Rutab.
 
Rasa bersama, buka
bersama di Masjidil Haram ini rezeki dijamin kata teman saya orang
Brunei . Ada saja orang memberi rezeki dan ada rezeki kita ditangan
orang padahal tak kenal nama, tak kenal bangsa tapi persahabat terjalin
akrab.
Seperti duduk saat
ini “Battery Low” saya pasang charger ditonggak mesjid kemudian
beriringan berganti-ganti saja yang datang minta tolong, saya biarkan
saja battery ini low karena ditempat yang jauh dirantau orang rasa
ingin menolong, membantu seiya sekata saling memudahkan dan saling
memaafkan terbina dengan baik.
 
Tapi nun jauh disana,
dikampung kita kadang-kadang sampai tak bertegur sapa, kadang saling
menafikan dan saling mengejek dan saling menghina, tidak ikhlas dalam
menolong.
Pinggang saya pegal
dan sakit karena terlama duduk dan terlalu lama berdiri. Saya ambil
minyak hitam dan minta tolong pijitkan pada seorang teman dari
Palestina, yang enak urutannya. Sakit dan pegal saya jadi berkurang.
 
Jadi yang saya saksikan di Masjidil Haram ini yang ada kata haramnya justru 
banyak bolehnya.
Saya saksikan banyak
ma’mum yang sedang sholat membuka Al-Qur’an menyimak surat yang dibaca
imam, ada juga yang ketika sholat dia berjalan ketempat yang kosong
atau sedang sholat disuruh pindah oleh petugas.
Hari ini jam
menunjukkkan pkl.14.30 banyak mereka keletihan dan bibirnya rengkah
karena teriknya matahari dan panasnya dibulan Ramadhan ini.
Memang Ramadhan itu
artinya panas atau membakar. Dalam keletihan karena tiap malam
mendirikan qiamul lail sampai jam 03 pagi, pulang makan sahur kemudian
sebelum azan shubuh sudah dimesjid lagi.
 
Maka banyak yang saya
lihat sekarang mereka terkapar tidur berdempet-dempetan,
bertumpuk-tumpuk yang saya ingin memfotonya tapi sayang tustelnya tidak
boleh dibawa masuk mesjid.
Saya beruntung dalam
suasana begini bisa menulis laporan pandangan mata di Masjidil Haram
dan bisa baca Al-Qur’an, memang saya jarang saya punya kesempatan
sebanyak di Masjidil Haram.
Biasanya kehidupan
saya selalu dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan hidup didunia. Disini di
Masjidil Haram hati merasa tenang, perasaan tenteram dan pikiran damai
ada keredhaan, keikhlasan dan ada kepolosan dengan mudah mengakui
kesalahan dan dosa yang diperbuat, setiap kali saya melihat ketinggian
budi dan kebaikan akhlak di Masjidil Haram ini saya merasa tiba-tiba
menjadi kecil karena mereka punya pribadi dan ilmu yang jauh melebihi
kita.
Saya malu dan
berusaha untuk meniru dan meneladani orang disini disaat dia sabar,
terinjak sabar, terjepit sabar apalagi ketika makan dan minumnya
diambil orang dia tetap menjadi sabar.
 
Semoga pengalaman umrah ini menjadikan saya mendapat umrah yang mabrur.
 
Masjidil Haram selesai sholat Jum’at 26 September 2008.   


      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke