K U B U R A N 
Oleh : K Suheimi 
 
 
Kuburan umum Baqi yang kami lewati hari ini  jum’at 20 September masih seperti 
dulu. Masih sebesar dan seluas dulu,. Tetap saja tak ada batu mejannya, seperti 
tanah lapang saja, tetap saja wanita tak boleh memasuki kuburan itu. 
 
Saya amati di Madinah ini setiap selesai shalat selalu saja kita salat mait, 
melakukan shalat  jenazah. Ada kira-kira 10 jenazah tiap harinya. Kalau di 
Masjidil haram lebih banyak lagi. Namun Kuburan itu masih saja seperti dulu  
sejak kuburan itu ada.
Padahal di kampong saya  Tunggul hitam tempat kuburan umum kota Padang, sudah 
beberapa kali di perluas tetap saja penuh, saya khawatir satu saat kota saya 
itu di penuhui oleh kuburan orang mati.  Dan selalu saja Kuburan ini jadi 
tempat yang dipermasalahkan.
Berbeda dengan di Arab, tempat perkuburan seperti nya aman-aman saja.
 
Dari oenjelasan yang saya terima. Kuburan di Baqi ini telah di patok dan di 
kali sedalam 1,5 meter dengan panjang  2 meter untuk masing-masing mayat. Di 
Beton samping-sampingnya  dan bawahnya di biarkan pasir atau tanah yang akan 
menerima proses kehancuran mayat.
 
Mayat yang di masukkan dalam keadaan miring menghadap kiblat  badan dan mukanya 
di sentuhkan ke tanah. Kemudian  ditutup dengan penutup yang juga terbuat dari 
beton. Dalam waktu 6 bulan biasanya mayat ini hancur. Sehingga setelah 6 bulan 
lobang ini bias ditempati oleh mayat baru. Makanya di lobang itu tak didirikan 
batu mejan atau bangunan lain. Cuma pada lobang itu ada data-data bahwa dalam 
lobang ini telah di kuburkan sekian orang dengan namanya  yang jelas. 
Akibatnya Kuburan itu tak pernah penuh, berderet dan dapat geleran terus 
lobang-lobang yang akan diisi itu.
Memang kata orang Arab, didunia adalah tempat orang yang hidup. Orang yang 
berbuat dan berusaha, bukan tempat orang mati. Orang mati tempatnya di alam 
sana.  Di khawatirkan kalau dunia ini ditempati juga oleh  orang mati,  maka 
akan sedikitlah lahan bagi orang yang hidup, kerna sudah di tempati oleh orang 
mati.
 
Lalu iseng saya Tanya. Bagaiman ziarah kubur dan mendo’a di kuburan ?. Ziarah 
itu bukan ke kubur, tapi ketempat-tempat bersejarah  seperti bukit uhud, tempat 
meninggal dan di kuburnya 70 orang syuhada antara lain Hamzah. Itupun kita tak 
pernah tahu  yang mana kuburan Hamzah, kerna tak ada tanda-tandanya. 
Bertdo’a itu kata  orang Arab itu lagi, jelas bukun di Kuburan, tapi berdo’a 
itu ketika kita shalat  atau di Masjid. Maka kalau mendo’akan orang tua kita 
sebagusnya selesai shalat di Masjid.  Bukan di Kubur, ulasnya lagi.
 
Sayapun mengangguk-angguk  kerna dulu saya sering berdo’a di atas kuburan orang 
tua saya.  Sedangkan rasul dan para sahabat dan ummat Islam berdo’a di Masjid. 
Do’akanlah orang tua atau otrang yang kita sayangi yang telah mendahului kita 
di Masjid , tidak di kubur  ulasnya lagi.
Setiap kai penyelenggaraan mayat di Arab saya ingin mencontohnya. Kalau ada 
orang yang mati. Dibawa ke rumah sakit. Disana sudah ada penyelenggaranya. 
Mulai memandikan mengapani dan semuanya di bereskan disana. Tanpa 
menunggu-nungu dan tanpa di bawa lagi kerumah. Dari Rumah Sakit  dibawa ke 
Masjid untuk di shalatkan  kemudian di kuburkan. Selesai dan sederhana. 
Kematian dianggap hal yang wajar dan sangat sederhana.
Kemudian untuk menghibur sampai 3 malam orang berkunjung kerumah itu membawa 
makanan. Selama 3 hari itu yang di timpa kemalangan di istirahatkan dari 
pekerjaan ke pasar dan ke apur. Tidak memikirkan apa yang akan dimasak dan 
dengan apa di masak. Untuk memenuhui kebutuhan hidupnya,  tetangga dan handai 
tolan yang menghantarkan makanan. Bisa juga hidangan yang tersedia itu disantap 
bersama.
 
Dengan penyelenggaraan mayat di Rumah sakit dan tidak di bawa ke Rumah. Di 
khawatirkan kalau di bawa ke rumah akan menularkan penyakit, atau kalau kalau 
di biarkan lama dia akan membusuk meneyebar kan bau yang tak sedap dan 
memenimbulkan fitnah,serta menebarkan penyakit.
 
Maka Islam dari awal-awalnya  melaksanakan penyelenggaraaan mayat dengan cara 
yang sederhana, tanpa perlu ucapan  berduka, tanpa perlu karangan bunga. Kerna 
semakin banyak karangan bungan semakin tinggi angka pembusukkan bunga itu dan 
semakin banyak penyakit yng bertebar dan semakin mahal penyelenggaraaan  mayat. 
Alangkah baiknya dana- dana yang tak perlu itu di berikan pada anak yatim yang 
di tinggalkan.
 
Dan jika seseorang meninggal di satu tempat ada baiknya di kukubrkan di tempat 
dia meninggal agar segera dia menemui Tuhannya.
Dalam hati saya merenung. Jika  kelak saya meninggal saya ingin dikubur seperti 
tata lakasna  Islam seperti yang saya di lihat di Madinah dan Makkah ini
 
Medinah menjelang shalat Jumat  20 September 2008 


      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke