----- Pesan Diteruskan ----
Dari: jupardi andi <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: rantaunet rantaunet <rantaunet@googlegroups.com>
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Minggu, 2 November, 2008 09:08:02
Topik: 


Sanak Sapalanta
iko selingan sajo, ingek pengalaman Bu Evy naik pesawat, ambo jadi ingek juo 
tulisan ambo tentang naik pesawatko nan ambo tulis bulan April 2008, apolah di 
posting yo disiko....alun lai rasonyo..kok alah..nan alah mambaco jadi duo 
kali..kok dibaco juo
mat baca sanak...ambo di Palanta ko mungkin labiah suko ma ota-ota sajo, 
bacarito lamak lai kini dalam ba "Minang-minang"(istilah kawan Pak Saaf), 
tarutamo mambahas mungkin carito2 pusako kuliner nagari awak pernah kawan ambo 
mangiritik ambo bantuak iko keceknyo 

"Kadang2 urang di rantau tu (dunia maya) labiah Minang lo dari kami nan di 
Minang (dikampuang), padohal kami dikampuang biaso-biaso sajonyo, santai2 sajo"

Ya sudah..baragam urang tantu baragam lo pandapek dan caro bapikianyo

Wass-Jepe

--------------------------------

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT  SAYA DAN “MAS AGUS”
 
By : Jepe ‘83
 
 
Minggu kemaren  rasanya
badan saya cukup letih dan berkeringat dari pagi sampai sore sibuk
merawat bunga dan tanaman cabe rawit umur 2 bulan dalam 50 buah polybag
ukuran besar, mulai dari pencampuran media, weeding, pruning dan
repoting. Sore menjelang mandi, saya santai sejenak dengan segelas kopi
panas sambil membaca harian Kompas Minggu, 13 April 2008 .
 
Rasa
letih tersebut cukup terobati, ketika saya membaca rubrik Kilasan
Peristiwa, tentang sebuah kisah yang menarik dan mengundang senyum.
Kisah Pengalaman pertama Mas Agus naik pesawat.
 
Sepertinya
Mas Agus, saya pun punya pengalaman pertama naik pesawat udara ini,
saat itu perjalanan dari Jakarta menuju Sulewesi dalam rangka survey
tata batas hutan, tepatnya di Palu-Sulawesi Tengah.
 
Malamnya
sebelum keberangkatan, saya rada-rada gelisah susah tidur, ngebayangin
gimana sih naik pesawat itu. Besok dari bandara Sukarno-Hatta yang saat
itu masih “kinclong” (pindahan dari Bandara Kemayoran), saat Check in
tentunya saya memilih tempat duduk didekat jendela pesawat, ini harus  dengan
tujuan lebih leluasa memandang ke luar angkasa saat pesawat berada di
udara…dalam pikiran gimana sih awan, sungai dibawah sana , hutan dan
lain sebagainya.
 
Ketika
injakan kaki pertama di kabin pesawat..mmm..sebuah senyum manis
dilemparkan oleh pramugari sambil menanyakan Boarding Pass dan
membimbing dimana saya harus duduk sesuai dengan nomor bangku yang
tertera di Boarding Pass. Mata saya kesana kemari dalam kabin pesawat,
lihat atas, bawah, samping,  ke
lorong pesawat, lalu ke kokpit pesawat..waduh banyak amat ya..panel
/instrument nih pesawat…tuas-tuas dan tombol bertaburan dalam kokpit
pesawat tersebut. 
 
Saya
telah duduk di bangku dekat jendela pesawat, sebelum pesawat mengudara
eh..masih ngintip-ngintip keluar melalui jendela, gimana sih situasi
diluar sana jika diintip dari dalam pesawat…begitu jalan pikiran saya
saat itu..
 
Lalu pramugari yang selalu tersenyum manis, datang menghampiri saya dengan 
menyodorkan permen ….permen selamat  datang
kali ya….berhubung permen naik pesawat tentu berbeda nih gengsinya
padahal permen tersebut ya sama saja dengan yang dijual diwarung-warung
di darat sana . Ya boleh deh..jika orang lain ngambil sebiji,,saya tiga
..toh nggak ada larangan. Permen yang dibungkus logo maskapai
penerbangan tersebut satunya saya mainkan dimulut,   duanya dikantongin.
 
Ketika pesawat diudara saya kunyah lagi permen tersebut mmm..Pengalaman pertama 
makan permen diudara
 
Saat pesawat mau Take off, Pramugari dengan bahasa verbal dan tubuhnya begitu 
lincah dan   terlatih
memperagakan cara pemasangan pelampung dan tindakan apa yang dilakukan
jika pesawat dalam keadaan darurat (Baca : Jika pesawat mau jatuh di
udara……….ngeri deh).
 
Tak
sekecappun mata saya luput memandang pramugari tersebut, gerakan
tubuhnya terlatih banget ya …..kayak seorang yang berpantomin di
panggung, lihat tuh tangannya sibuk aja nunjuk-nunjuk pintu darurat,
gimana cara ngerogoh baju pelampung di bawah kursi..macem2
deh..pokoknya.
 
Pesawat udah nggak nginjak bumi lagi, ketinggiannya masih rendah, udah 
deh.mulai lagi saya ngintip  dari jendela,  sibuk
aja liat suasana diluar sana, padahal yang dilihat baru sebatas
landasan paju dan gedung-gedung bandara, tinggi sedikit pesawat ngintip
lagi, kali ini pemandangan diluar sana udah banyak variasinya, rumah
penduduk Jakarta dan sekitarnya yang rapat-rapat, sawah dan sungai,
gedung tinggi perkantoran serta pantai..
 
 
Saat pesawat sudah berada diketinggian daya jelajahnya,   pandangan
selalu tertuju keluar melalui jendela pesawat…..lihat awan..yang
bergumpal-gumpal aneka bentuk, sungai, lautan dan hutan dibawah sana
…waduh pesawat masuk dalam awan ya..ketika pesawat menerobos awan yang
mengumpal tipis
Pengalaman Pertama Melihat Awan dari  Udara
 
 
Bosan
ngintip mulu dari jendela pesawat, baca-baca segala petunjuk mulai dari
cara pemakaian pelampung seperti yang dijelaskan pramugari sebelum take
off, sekedar pengen tahu gimana sih doa naik pesawat Agama lain.
Pengalaman Pertama Membaca di Udara
 
 
Nah ini dia ..pramugari manis-manis datang bawa makanan, sebuah kotak yang 
cukup mewah  isinya bergizi  dan standar empat sehat lima sempurna, semangkok 
nasi, sepotong lauk, sayuran,  serta
tiga potong kecil buah yang dibungkus terpisah, sendok garpu, “pisau
gergaji” dari plastic warna putih ditambah selembar tissue kering dan
sebuah tissue basah yang harum, pramugari nawarin “ mau minum apa Mas…
…Kopi, Teh, Juice atau soft drink 
 
Soft drink aja deh…pramugari nanya lagi pake es Mas…..…boleh..boleh kasih es.
Pengalaman Pertama Makan dan Minum Soft Drink di Udara
 
Menu
pesawat seperti itu, dulu sebelum Negara ini dilanda krisis moneter,
sekarang menu pesawat..ampun..pahenya…luar biasa, sebagai contoh ketika
saya melakukan penerbangan singkat dari Pekanbaru-Medan dengan maskapai
penerbangan berinitial S, 
 
Tiket pesawat sekitar Rp 480.000  cukup mahal jika dibandingkan ke Jakarta dari 
Pekanbaru harga tiket saat itu (2006)  paling murah bisa didapatkan harga 
sekitar Rp 350.000 an.
 
Mau tahu menu yang disodorkan ke penumpang ini dia
 
Penampilan kotaknya..waduh karton jelek aja  putih buram dan kasar
Isinya  segelas
kecil air mineral itupun bukan dari merek terkenal, jika dibeli di
pedagang eceran/grosir bisa didapetin dengan harga 300 perak doang.
 
Sneknya
dua potong kue yang “nggak mengundang selera”. Lebih enak kue-kue
sumbangan ibu-ibu ke Mesjid ketika acara Maulid Nabi , lalu tissuenya
juga asal…pahe abiss. 
 
Kembali kepesawat yang membawa saya ke Sulawesi
Ngintip-ngintip dari jendela  tetep,
dipesawat katanya ada toilet, pengen nyobain ah, gimana buang air kecil
diudara, Pramugari dengan ramah nunjukin dimana itu toilet berada. Jadi
deh “Pengalaman Pertama Buang Air Kecil di Udara”
 
Ya
gitu deh…pengalaman pertama saya naik pesawat, kalo ada yang bilang
“Kampungan elu Ndi”…saya nggak bakalan protes, senang-senang saja, saya
akan jawab cukup 3 huruf saja “IYA”, maklum  saya kan mantan anak orkes dang 
dut yang  “norak” abis Jabatan saya  pada  perkusi,  mukul sebuah botol dengan 
sendok..
 
Lalu bagaimana pengalaman Mas Agus naik pesawat pertamanya, seru banget euuuy, 
mengundang senyum. Seperti yang diceritakan  Kompas  tersebut
 
Sayang
keinginan Mas Agus duduk didekat jendela pesawat seperti saya tak
terkabulkan karena sudah penuh ditempati penumpang lain, Mas Agus
terpaksa naik pesawat pertamanya ini duduk ditengah (dilorong lalu
lalang crew pesawat), sementara disampingnya dekat jendela pesawat
duduk seorang “Wanita Pengusaha” dengan pakaian mentereng, Wanita ini
memakai blazer yang dibaliknya ada blouse dengan belahan dada rendah.
 
Mas Agus  Cuma
satu keinginan , naik pesawat lalu melihat bagaimana diluar sana,
mega-mega (awan) terapung, terpaksa Mas Agus berkali-kali menjulurkan
leher, mendongok kepala ke jendela .
 
Cilaka si “wanita pengusaha” ini punya tanggapan lain atas ulah Mas Agus yang 
ngintip2 awan dari jendela pesawat. Dia curiga..nih orang ngintip “gunung” gua 
ya, karena risih dengan serta merta menutup bagian atas dadanya. Mas Agus 
kaget, tak menduga reaksi wanita tersebut.
 
Seperti
yang diceritakan Mas Agus ke Kompas “Sialan, saya dikira hendak
mengintip, buat apa saya mengintip, dirumah saya juga punya” Maksudnya,
dirumah dia punya istri yang juga punya “gunung” (asli dikutip dari
Kompas)
 
Walah kisah Mas Agung ….ada  ada saja, Pengalaman Pertamanya naik pesawat 
ngintip “gunung” eh…mega-mega di udara…
 
.Mas Agus.. Mas Agus…..asyik dech elow punya kisah
 
 Salam-Jepe/Pku, 14 April 2008
________________________________
 Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya?  
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke