Padang | Senin, 03/11/2008 10:07 WIB
Wisata Budaya Sumatera Barat "Mati Suri"
Padang, (ANTARA) - Pengamat Seni dan Budaya Universitas Negeri Padang
(UNP), Drs. Yasnur Asri, M.Pd mengharapkan, Pesta Seni Budaya Pameran
Dagang dan Industri (Pedati) Nusantara VIII Tahun 2008 di Bukititinggi
bisa memotivasi tumbuh dan berkembangnya wisata budaya Sumatera Barat
yang selama ini kondisinya "mati suri". 

Meski secara umum mayarakat Sumatera Barat masih dikenal dengan
kebudayaan Minangkabau yang kental, namun dari segi wisata budaya,
Sumbar boleh dikatakan jauh tertinggal dari daerah lain. Karena yang
berkembang di Sumbar baru wisata alam dan objek peninggalan bersejarah. 

"Padahal kebudayaan Minangkabau memiliki kekayaan dan ciri khas yang
luar biasa untuk dikembangkan sebagai penunjang industri wisata yang
bisa menggaet perhatian wisatawan nusantara dan mancanegara,"katanya
kepada ANTARA, Senin (3/11). 

Menurut mantan Dekan Fakultas Bahasa Seni Sastra (FBSS) UNP yang aktif
mengikuti pameran seni dan budaya di nusantara, setiap negara atau
daerah memiliki keunggulan budaya sendiri-sendiri, jika orang berkunjung
ke Itali akan ingat kehebatan lukisannya, di Inggris ingat benda-benda
peninggalan bersejarah dari kebudayaan mereka, di Bali mata wisatawan
tertuju ke upacara Ngaben (pembakaran mayat), dan wisata budaya
Jogjakarta yang juga memiliki ciri khas tersendiri untuk menarik
perhatian pengunjung. 

Sementara jika orang berkunjung ke Padang, paling ke Pantai Padang di
Bukittinggi juga paling ke Kebun Binatang dan peninggalan sejarah Lobang
Jepang, semuanya masih wisata alam. Selama ini, belum ada objek wisata
seni dan budaya yang cukup menonjol dan menjadi andalan daerah dalam
menarik wisatawan, dibanggakan dan dikagumi wisatawan lokal dan
mancanegara. 

Dengan digelarnya Pedati Nusantara VIII tahun 2008 ini, lanjut Yasnur,
setidaknya bisa memotivasi bangkitnya wisata budaya di Sumbar. Jika
wisata budaya tidak dikembangkan dan diperkenalkan kepada dunia luar,
lama-kelamaan kebudayaan Minangkabau bisa terlupakan. Parahnya generasi
muda Minang bisa tidak mengenali kebudayaannya sendiri, karena generasi
sekarang lebih cenderung menyukai jenis aliran seni dan budaya luar. 

"Jika generasi muda tidak diperkenalkan dengan kebudayaan daerah,
bagaimana mungkin mereka bisa mengenal dan mencintai kebudayaan yang
hidup di daerah mereka sendiri,"tukasnya. 

Untuk memperkenalkan kebudayaan ini, jelasnya, bisa melalui pengembangan
seni dan wisata budaya. Hanya saja, selama ini pengembangan objek wisata
budaya masih setengah hati. Sehingga, tidak ada objek-objek wisata
budaya yang menonjol dan menjadi tujuan wisata di Sumatera Barat. 

"Jika kita masih mengunggulkan wisata alam, seperti keindahan pantai,
Ngarai dan lainnya, orang juga punya, tapi jika wisata budaya berupa
seni-seni tradisional khas daerah, bisa jadi hanya kita yang punya,
inilah yang seharusnya dikembangkan,"tukasnya. 

Yasnur juga merisaukan, Kebudayaan Minangkabau berupa seni-seni
tradisional ditiru oleh negara asing. Apalagi dunia barat saat ini
sedang giat-giatnya mempelajari dan meneliti seni-seni tradisional di
Indonesia. 

Merasa kagum dengan keragaman budaya Indonesia, peneliti asing rela
menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar, bahkan berkecimpung
lagsung di tengah masayarakat. 

"Sementara kita yang sudah memiliki kebudayaan itu, malah tidak
melestarikannya. Di sinilah kelemahan kita, sebagai bangsa. Rendang
Minangkabau misalnya karena tidak dipatenkan akhirnya dilisensi negara
Malaysia, sehingga bagi negara lain, rendang dikenal sebagai masakan
khas Malaysia. Padahal, itu masakan khas Sumatera Barat. Jika tidak
hati-hati, songket Silungkang pun bisa dilisensi orang lain." 

Ditanya langkah-langkah untuk menumbuhkan wisata budaya ini, Yasnur
mengatakan, tungku tigo sajarangan harus menyamakan persepsi tantang
interpretasi kebudayaaan Minangkabau. Sehingga jelas mana seni-seni
budaya yang bisa dijadikan wisata budaya. Kemudian, pemerintah daerah
benar-benar memiliki keinginan serius mengembangkan wisata budaya ini.
Sebab, tanpa dukungan pemerintah daerah mustahil berhasil. (sun)

The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke