Propinsi | Selasa, 20/01/2009 18:27 WIB

Wacana Pemekaran Provinsi Kemauan Segelintir Elit

Pasaman Barat, (ANTARA) - Mencuatnya wacana pembentukan provinsi wilayah
utara Sumatera Barat (Sumbar) saat ini menjadi perdebatan diberbagai
kalangan di Sumbar. 

Ada sebagaian pihak yang beranggapan itu hanya merupakan sesuatu hal
yang biasa sebatas wacana, namun ada juga yang menanggapi secara serius
dengan alasan pemerataan pembangunan. 

Salah seorang tokoh, ulama Pasbar yang juga anggota DPRD Pasbar Fraksi
PKS, Masnil menyatakan secara politis wacana pemekaran yang diapungkan
tak lebih hanya sekadar lontaran kemauan segelintir elit yang memiliki
kepentingan dan tujuan tertentu. 

Di sisi lain, memunculkan wacana, ide dalam rangka percepatan
pembangunan suatu daerah merupakan sesuatu hal yang lumrah. Apalagi
untuk mengkritisi kebijakan pembangunan provinsi ke Pasbar. 

"Wacana pemekaran jika alasan ketimpangan atau kurangnya keadilan
anggaran pembangunan dari provinsi itu hanya alasan yang mengada-ada dan
perlu dibuktikan lebih jauh," katanya. 

Dikatakannya, jika memang ada indikasi yang menyatakan perhatian
provinsi terasa kurang, maka perlu untuk dikomunikasikan lebih jauh.
Jangan hendaknya main tuduh dan tidak diiringi dengan bukti yang kuat,
katanya. 

"Pemekaran suatu daerah tidak segampang yang kita kira. Beragam alasan
yang menjadikan suatu daerah dapat dimekarkan, tidak hanya masalah
perhatian dari provinsi. Mulai dari budaya, potensi pemerintahan,
penduduk, luas daerah dan sebagainya. Jadi tidak segampang yang dikira
dalam pemekaran suatu daerah," tegasnya. 

Masnil menilai, khusus Kabupaten Pasbar setelah lima tahun pemekaran,
pelayanan pemerintahan semakin dapat dilakukan secara optimal,
masyarakat lebih dekat dengan pusat pelayanan pemerintahan, jika
dibandingkan sebelum pemekaran dengan kabupaten induk Kabupaten Pasaman.


"Jika dikatakan gubernur tidak perhataian kepada Pasbar, saya kira juga
tidak benar. Kemajuan Pasbar selama ini tidak terlepas dari peran
provinsi. Jika momen tertentu gubernur tidak bisa hadir di Pasbar,
kemungkinan beliau ada kesibukan yang lebih penting," kata Masnil. 

Sebelum wacana ini kian berkembang, yang lebih penting adalah bagaimana
program dan agenda pembangunan berjalan demi kepentingan masyarakat. 

"Lain hal jika semua masyarakat mengkehendaki,mulai dari tokoh-tokoh
masyarakat, baik di dalam dan diperantauan, ninik mamak, alim ulama,
maka wacana ini perlu diapungkan. Namun, sejauh ini di Pasbar sendiri
tidak terjadi gejolak atau keinginan yang kuat untuk pemekaran," pungkas
Masnil. 

Berbeda dengan Masnil, Sekretaris Komisi C DPRD Pasaman Barat (Pasbar),
Syafrizal Mandayu, menyatakan pemekaran provinsi wilayah utara Sumbar
perlu disikapi dengan serius. 

"Jika dikaji secara dalam, sudah saatnya pemekaran dilakukan. Dilihat
dari segi jumlah penduduk untuk tiga kabupaten, yakni Pasbar, Pasaman
dan Mandailing Natal (Madina) sudah melengkapi persyaratan. Jumlah
penduduk ketiga kabupaten itu diperkirakan lebih dari 1 juta jiwa. Dari
segi geografis, budaya, sosial dan ekonomi, ketiga daerah tersebut
hampir bersamaan," katanya. 

Dikatakannya, perhatian Provinsi Sumbar terhadap Pasbar jauh dari
harapan. Gubernur dinilai hanya memikirkan kabupaten lainnya saja,
seperti Solok, Tanahdatar, Padang, Padangpariaman dan Pariaman.
Bagaimana daerah Pasbar dan daerah utara Sumbar akan maju dan
berkembang, katanya. 

"Untuk diketahui saja, untuk bulan Januari ini saja ada sekitar 70 item
proyek yang ditenderkan, namun tidak satupun yang menyentuh Pasbar,
kecuali proyek jalan lingkungan," ungkapnya. 

Menurutnya, wacana pemekaran perlu untuk diapungkan dengan alasan
pemerataan pembangunan di Sumbar. Provinsi merupakan perpanjangan tangan
pemerintahan pusat, apa salahnya semua daerah diperhatikan sama. 

Pada hal kecil juga dapat dilihat, setiap acara atau momen penting,
gubernur tidak hadir di Pasbar dan selalu diwakilkan. "Belum lagi
mengenai jalan provinsi yang tak kunjung baik, padahal Pasbar merupakan
daerah potensial bagi APBD Sumbar. Jalan saja tidak diperbaiki, apalagi
dengan yang lainnya," katanya. (aml/wij)

 

http://www.antara-sumbar.com/id/index.php?mod=berita&d=1&id=12893

 


The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... Nofiardi
    • ... muhammad syahreza
      • ... Z Chaniago
    • ... hery yusamandra
    • ... Riri Chaidir
      • ... israr iskandar
        • ... Riri Chaidir
          • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
            • ... Riri Chaidir

Kirim email ke