Ass.Wr.Wb.

Sepertinya memang perlu CALEG ikut PSIKOTES.
Sewaktu mereka melamar untuk menjadi CALEG harus disertakan hasil PSIKOTES, 
untuk meyakinkan kesiapan mereka untuk menjadi anggota DEWAN yang duduk 
mewakili rakyat.
Dengan kita melihat hasil sekarang ini betapa banyaknya dari wakil2 rakyat ini 
yang tidak ikhlas menjalani pekerjaannya, kita bisa ambil hikmahnya ,seandainya 
mereka terpilih , bukankah yang terfikir ,dalam berapa bulankah modal saya 
kembali , BUKAN berfikir apa yang bisa saya perbuat untuk kemajuan bangsa ini, 
KASIAN deh KITA kita ini......

Wassalam
Dewi Mutiara.suku Sikumbang
--- On Wed, 4/15/09, Putra Limeks <limek...@gmail.com> wrote:

From: Putra Limeks <limek...@gmail.com>
Subject: [...@ntau-net] Perlukah Caleg Psikotes?
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: "sosmitaarif" <sosmitaa...@yahoo.com>, "Syafrizal Muin" 
<syafrizal.m...@gmail.com>, "hendranaldi" <hendrana...@yahoo.co.id>, 
amsar_y...@yahoo.co.id, aidilhas...@gmail.com, "Arles Simon" 
<arles.simon...@gmail.com>, "Veri Iswind" <verreiswind...@gmail.com>, 
de...@eu-flegt.org, "doni_kasnaidi" <doni_kasna...@yahoo.com>, "yos_nofrizal" 
<yos_nofri...@yahoo.com>
Date: Wednesday, April 15, 2009, 7:33 AM

Pasca Pemilu 2009, banyak berita miring tentang caleg,
Di Desa Batu Merah, Ambon, caleg meminta kembali karpet yang telah di berikan 
kepada kelompok pengajian,


Di Kulon Prgogo, Yogjakarta, caleg meminta kembali semen yang telah 
disumbangkannya untuk mambangun jalan,
Di Dumai, tiang listrik yang telah diberikan sebagai bantuan, dicabut kembali,


Bahkan di Jawa Barat, ada caleg yang gantung diri.
juga ada yang menjadi pasien paranormal.
Semua ini karena diri tidak siap menerima kenyataan hidup,
Maunya hanya menang dan duduk di kursi dewan nan empuk.



Jika bermain tidak siap menerima kalah,
Mungkin bukan pemain itu namanya,
Lebih tepat mereka sedang bermain-main
Atau bisa jadi sedang mempermainkan diri,



Ini baru sekilas wajah caleg gagal, dalam berita.
Bisa jadi kasus serupa berjumlah banyak di setiap daerah.


Jika begini, potret buram caleg kita,


Apa yang salah dalam tatanan berbangsa dan bernegara.

Jika mencotoh diberbagai prusahaan dan instansi swasta,

untuk masuk ke jabatan tertentu,
tidak jarang harus melalui tes yang beragam bentuknya, 

termasuk psiko tes.
Apakah ini tidak mungkin menjadi mekanisme pe-caleg-an ?
Sekarang sudah terlambat, memang. 
Tapi,..... ke depan, mungkin saja bisa.
Persoalnya! Adakah mau anggota DPR kita 
membuat undang-undang ke arah sana?




Wassalam
Malin Bungsu
Medan,L (43)








      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke