Dewi, kalau Allah mengizinkan, lah sekian puluh tahun, masih di 1970-an, 
1978-79 kalau ndak salah, katiko di Ujuang Pandang, Allah mempertemukan kito 
kembali, walau baru di rantaunet ko. Alhamdu lillah. Nan ambo lai sihaik-sihaik 
sajo. Baru 3/4 abaik, labiah pulo 2 tahun. Panjang tantunyo kalau dicaritokan. 
Kini ko ambo masih di DPD-RI. Tapi kayaknyo indak tapiliah lai. Bialah nan 
mudo2 nan manaruihkan. Bacaritolah Dewi, di ma kini. Lah bara anak. Iyolah 
salamlah ka sadonyo. Satu hal nan tak kan parnah lupo. Pargaulan ambo nan akrab 
jo Pak Bastian Tafal jo Ibu, sajak di Yogya lai. Semoga Allah menempatkan 
baliau di tempat yang terbaik di sisiNyo. Wassalam, MN.  


--- On Wed, 4/22/09, Dewi Mutiara <iara_a2...@yahoo.com> wrote:

> From: Dewi Mutiara <iara_a2...@yahoo.com>
> Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Date: Wednesday, April 22, 2009, 5:57 PM
> Ass.Wr.Wb.
> Saya Dewi Mutiara ,maaf saya masuk melalui Rantau Net
> ini,  saya hanya ingin menyampaikan salam saya dan adik2
> buat Om Mochtar Naim ,saya senang lihat Om tetap aktif dan
> menulis di Millis ini yang menandakan Om sehat2 saja.
> Saya putri dari almarhum B.BASTIAN TAFAL saya rasa Om masih
> ingat, kita pernah sama2 di Makassar dan kemudian pindah ke
> Padang.
> Salam saya buat tante dan adik2.
> 
> Wassalam 
> Dewi Mutiara Tafal. suku Sikumbang
> 
> --- On Wed, 4/22/09, Mochtar Naim
> <mochtarn...@yahoo.com> wrote:
> 
> From: Mochtar Naim <mochtarn...@yahoo.com>
> Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Cc: saafroedin.ba...@rantaunet.org, "Mochtar
> Naim" <mochtarn...@yahoo.com>, svia...@yahoo.com
> Date: Wednesday, April 22, 2009, 12:56 AM
> 
> 
> 
> Pak Saf dan kawan-kawan di rantaunet,
> 
> Ambo kabatulan ado manulih ttg ABS-SBK nan barangkali akan
> bermanfaat kalau juo dibaco oleh kawan-kawan nan alun sempat
> mampalajarinyo. Tapi jan lupo mambari komentarnyo beko.
> Ko nyo.
> 
> Wassalam, Mochtar Naim
> 
> 
> ABS-SBK: DASAR FILOSOFI DAN IMPLEMENTASINYA
> 
> 
> Disampaikan pada 
> Rapat Lanjutan Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah
> Provinsi Sumatera Barat
> tentang Penjabaran dan Operasionalisasi
> serta Kompilasi Hukum Adat Bersendi Syarak,
> Syarak Bersendi Kitabullah
> dalam Provinsi Sumatera Barat,
> di Gedung Genta Budaya, Padang,
> Selasa, 8 April 2008
> 
> I
> 
> DI MANAPUN, di Indonesia ini, ada tiga unsur utama yang
> membentuk budaya setempat, dan budaya Indonesia secara
> keseluruhan, dewasa ini. Ketiga unsur trilogi budaya itu
> adalah: Adat, Agama dan Modernisme yang semula berembus dari
> Barat dan yang sekarang telah mengglobal.  
> Kendati terdiri dari tiga unsur budaya yang sama,
> orientasinya berbeda antara yang bercorak “sinkretik”
> dan yang bercorak “sintetik.” Yang bercorak sinkretik,
> ketiga unsur budaya itu berakulturasi tetapi tidak
> bersenyawa, sementara yang bercorak sintetik berakulturasi
> dan bersenyawa. Jawa, utamanya, berorientasi sinkretik,
> sementara Minang dengan praktis seluruh dunia Melayu dari
> Aceh sampai ke Maluku, dan bahkan Semenanjung Melayu sampai
> ke Brunai, Sabah dan Moro di Filipina, berorientasi
> sintetik. Karenanya yang menganut filosofi budaya ABS-SBK
> itu tidak hanya Minangkabau tetapi seluruh dunia Melayu.
> Orang Minang, sebagaimana juga dengan orang Melayu di
> manapun, sebagai konsekuensinya,  adalah orang Islam.
> Secara kultural dan per definisi dia berhenti jadi orang
> Minang atau Melayu jika dia tidak lagi Islam, dengan sebab
> apapun. Sebaliknya, suku dan kelompok etnik manapun yang
> masuk Islam, dianggap sebagai masuk Melayu, dan diperlakukan
> sebagai
>  saudara, sekurangnya saudara seiman. Sementara di Jawa,
> karena orientasinya yang sinkretik itu, tidak jadi soal,
> apakah dia Islam atau tidak, dia tetap orang Jawa, dan
> diperlakukan sama sebagai orang Jawa. Adalah biasa jika
> dalam satu trah atau keluargapun ada yang Islam, Kristen,
> Kejawen, dsb, tanpa yang satu merasa risi terhadap yang
> lainnya. 
> Dari segi sentuhan sejarah, legenda bahwa ABS-SBK dipateri
> di Bukit Marapalam antara ketiga unsur kepemimpinan TTS
> (Tungku nan Tigo Sajarangan, Tali nan Tigo Sapilin), yaitu
> ahli Adat –penghulu--, Agama –ulama-- dan cerdik pandai,
> seusai Perang Paderi, tahun 1820-an, patut diverifikasi
> lebih jauh dalam konteks luasan cakupan budaya Melayu ini
> – walau traktat atau kesepakatan Bukit Marapalam secara
> antropologi-budaya tetap bisa dipakai sebagai sebuah simbol
> momentum penyatuan budaya yang sifatnya sintetik, khususnya
> untuk masyarakat dan budaya Minang. 
> Filosofi ABS-SBK ini pada dasarnya adalah, kendati pada
> mulanya bersumber dari tiga lubuk budaya yang berbeda,
> tetapi ketika bertemu lalu berakulturasi dalam sebuah
> persenyawaan yang baru. Budaya Adat lahir dari kandungan
> budaya asli setempat tetapi tidak animistik sarwa-roh dan
> bahkan sifatnya adalah rasional-logis (dengan adagium:
> “Alam takambang jadikan guru”). Budaya Agama untuk
> seluruh dunia Melayu jelas rujukannya adalah pada Islam
> (syarak); sementara budaya luar yang masuk melalui proses
> pencerahan terhadap sains dan teknologi dalam era moderen
> ini terutama dari Barat dan yang sekarang telah bercorak
> global, juga diterima secara terbuka, karena budaya adat dan
> agama pun juga menghargai dan menjunjung tinggi budaya sains
> dan teknologi yang sifatnya rasional dan universal itu. 
>                                    Islam
>                                      x 
> 
> 
>                            x         
>          x
>                           Adat         
>    Modernisme
> 
> Ketiga unsur trilogi budaya M (Melayu, Minang) ini
> menempatkan I (Islam) secara hirarkis-vertikal berada di
> atas kedua yang lainnya yang sekaligus berfungsi sebagai
> penyaring-penentu terhadap kedua yang lainnya itu. Melalui
> proses penapisan dan penyaringan ini maka Adat pun terbagi
> dua, “adat islamiyah” –adat yang serasi dengan Islam--
> dan “adat jahiliyah –adat yang tidak serasi dengan
> Islam.” Adat yang serasi dipakai, adat yang tidak serasi
> dibuang. 
> Hubungan fungsional yang hirarkis antara I (Islam) dan A
> (Adat) khususnya telah terungkapkan dalam berbagai adagium,
> seperti: “Syarak mengata, Adat memakai;” “Syarak
> berbuhul mati, Adat berbuhul sintak;” “Syarak
> bertelanjang, Adat bersesamping,” dsb. 
> Sintesis antara adat dan syarak yang sifatnya
> hirarkis-vertikal ini terlambangkan dalam adagium ABS-SBK
> itu, di mana jika konflik terjadi antara adat dan syarak
> maka yang dimenangkan adalah syarak. Dan puncak dari segala
> acuan hubungan antara adat dan syarak ini adalah Kitabullah,
> yaitu Al Qurānul Karīm, wahyu Allah. Proses saneering
> (pembersihan) terhadap adat ini telah berjalan sejak dari
> zaman Paderi sampai hari ini, yang klimaksnya terjadi pada
> masa reformasi/ pembaharuan di pertengahan pertama abad ke
> 20 yang lalu di Minangkabau.
> Dalam tarikan nafas yang sama, hal yang sama juga berlaku
> terhadap budaya luar, khususnya budaya Barat atau
> modernisme, di mana juga berlaku adagium yang sama: yang
> baik dipakai, yang buruk dibuang. ABS-SBK, tegasnya,
> menjauhkan diri dari sikap a priori, jangankan xenofobi.
> ABS-SBK pada dasarnya adalah sebuah filosofi budaya yang
> sifatnya universal, logis dan terbuka.
> 
> II
> 
>     Berangkat dari dasar filosofi ABS-SBK itu, maka
> konklusi logisnya tidak bisa lain kecuali adalah, apapun
> unsur budaya yang masuk dan yang telah ada dalam wadah
> masyarakat M (Minang cum Melayu) tidak boleh bertentangan,
> dan harus serasi, dengan unsur budaya I (Islam), terutama
> yang menyangkut dengan aqidah dan syari’ahnya. Di sisi
> lain, Islam atau syarakpun memberi peluang untuk tumbuh dan
> berkembangnya adat (‘urf) sejauh tidak bertentangan dengan
> syarak. Malah dikatakan: Al ‘ādatu muhakkamah (Adat itu
> sifatnya menghakimi).
>     Ini sekaligus jadi aba-aba dan rambu-rambu bagi
> masyarakat, pemerintah dan siapapun, yang berada di wilayah
> yurisdiksi budaya M yang sintetik itu bahwa secara
> sosio-kultural ada nilai budaya trilogi yang tersimpul dalam
> ABS-SBK itu yang harus diindahkan di samping norma-norma
> baru yang masuk sebagai konsekuensi dari kenyataan bahwa
> Minangkabau atau Sumatera Barat adalah juga bahagian yang
> integral dari kesatuan wilayah Republik Indonesia.
>     Kemungkinan konflik dengan undang-undang formal dari
> pemerintah dan negara, sesungguhnya tidak harus, dan tidak
> perlu, bahkan tidak boleh, terjadi, karena Negara sendiri
> telah memberi jaminan akan berlakunya nilai-nilai
> sosial-budaya dan agama yang hidup dalam masyarakat
> bersangkutan. Negara sendiri, per definisi, adalah negara
> yang berketuhanan YME, baik yang dinyatakan secara gamblang
> sekali dalam Sila Pertama Pancasila, baik dalam Pembukaan
> UUD 1945, maupun secara eksplisit dibunyikan dalam Pasal 29,
> bahwa Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Apalagi NKRI
> bukanlah negara sekuler, tetapi negara beragama. Dan negara
> menjamin akan pelaksanaan ajaran agama dan nilai-nilai
> sosial-budaya yang hidup dalam diri dan masyarakat.
> 
> III
> 
>     Implikasi dan sekaligus implementasinya dalam
> masyarakat Sumatera Barat adalah, ABS-SBK berlaku untuk
> masyarakat Minangkabau, dan dilindungi oleh Negara,
> sementara yang bukan orang Minangkabau dan beragama lain,
> hak asasinya sebagai warganegara dan warga daerah dihormati,
> dan secara bernegara diperlakukan sama dengan yang
> lain-lainnya. Apalagi ajaran Islam sendiri tegas-tegas
> mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Lā
> ikrāha fid dīn).
>     Dengan demikian, untuk masyarakat Mentawai, dan
> masyarakat lain-lainnya yang berdomisili di Sumatera Barat,
> yang tidak beragama Islam, mereka punya hak asasi sepenuhnya
> sebagai warga negara untuk tetap mengikuti agama mereka
> masing-masing, dengan jaminan penuh dari negara, dan dari
> prinsip ABS-SBK sendiri. Seperti yang selama ini kita
> hormati.
>     Pengimplementasian prinsip ABS-SBK terhadap
> masyarakat Minang dan Melayu lainnya di wilayah hukum
> Sumatera Barat, tentu saja harus dimulai dengan sikap batin
> yang positif dari rakyat, masyarakat, dan pihak-pihak
> pengambil keputusan di ranah eksekutif, legislatif dan
> yudikatif, dari perangkat pemerintahan, dengan mengindahkan
> prinsip-prinsip berikut, sebagai konsekuensi logis dari
> diterima dan dikukuhkannya ABS-SBK sebagai filosofi dasar
> dan sekaligus pegangan serta pedoman hidup dari diri, rakyat
> dan masyarakat di Sumatera Barat yang beragama Islam.
>     Prinsip I: Bahwa ABS-SBK berlaku utuh dan penuh bagi
> warga masyarakat yang beragama Islam dan yang berkebudayaan
> Melayu/Minang. Terhadap warga yang tidak beragama Islam,
> agama dan kepercayaannya dilindungi.
>     Prinsip II: Nilai-nilai adat dan sosial-budaya yang
> terjalin dalam filosofi dasar ABS-SBK dilindungi oleh negara
> dan hukum negara, sehingga pengimplementasiannyapun juga
> dilindungi dan dijamin oleh negara dan hukum negara. Dengan
> demikian, di samping hukum negara yang berlaku sepenuhnya di
> wilayah hukum Sumatera Barat, praktek pelaksanaan dan
> pemberlakuan nilai-nilai ABS-SBK juga berlaku sepenuhnya dan
> dilindungi oleh negara, dan bertingkat sejak dari provinsi,
> kabupaten/kota dan nagari.
>     Prinsip III: Prinsip-prinsip ABS-SBK berlaku pada
> semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan,
> pariwisata, kebudayaan, olah-raga, dsb. Pemerintah Daerah
> berkewajiban untuk melindungi, memelihara dan melaksanakan
> prinsip-prinsip ABS-SBK itu melalui proses
> perundang-undangan, dan jalur-jalur sistemik dan
> struktural-fungsional lainnya. Nilai-nilai ABS-SBK sejauh
> mungkin dimasukkan ke dalam sistem perundang-undangan
> sehingga tidak perlu ada dualisme, apalagi dikotomi, antara
> keduanya. ABS-SBK adalah bagaikan garam dari airlautnya
> kehidupan.
>     Prinsip IV: Karena ABS-SBK, sebagaimana dengan
> nilai-nilai budaya lainnya adalah juga berproses menurut
> waktu, tempat dan keadaan, upaya penyempurnaan dalam
> perumusan dan pengimplemen-tasiannya harus juga
> terus-menerus dilakukan, dan dibudayakan serta
> disosialisasikan dalam kehidupan nyata dalam diri dan
> masyarakat, yang berjenjang dari kehidupan bernagari,
> berkabupaten/kota dan berprovinsi.
>     Prinsip V: Dalam pengimplementasian serta
> pelestariannya, oleh karena itu, perlu ada lembaga adat dan
> syarak yang juga berjenjang dari nagari ke kabupaten/kota
> dan provinsi yang memandu pelaksanaan dan pelestariannya
> itu. Lembaga adat KAN (Kerapatan Adat Nagari) yang telah ada
> pada setiap nagari selama ini dapat dijadikan sebagai basis
> bagi penyempurnaannya menjadi lembaga KAS (Kerapatan Adat
> dan Syarak) – atau apapun namanya yang disepakati --, di
> mana unsur kepemimpinan TTS (Tungku nan Tigo Sajarangan,
> Tali nan Tigo Sapilin) duduk bersama di dalamnya. Melihat
> masalah adat, agama dan modernisme, oleh karena itu, tidak
> harus lagi dilihat dan ditangani secara parsial
> sendiri-sendiri  tetapi secara terpadu dan komprehensif,
> dengan mengingat spirit yang ada dalam filosofi ABS-SBK itu
> sendiri di mana adat dan syarak terjalin dalam satu sistem
> yang terpadu dan komprehensif.
>     Prinsip VI: Lembaga KAS yang sama tidak hanya ada di
> Nagari, tetapi juga di Kabupaten/Kota dan Provinsi yang
> melihat permasalahan adat dan syarak yang sama dalam
> perspektif kabupaten/kota dan provinsi. Anggota-anggotanya
> bisa merupakan perutusan KAS dari nagari-nagari di samping
> juga wakil dari lembaga-lembaga professional di bidang adat
> dan syarak seperti LKAAM, MTKAAM, MUI, Bundo Kanduang, dsb,
> yang bergerak secara professional dalam masyarakat.
>     Prinsip VII: Sebuah Kongres Rakyat Minangkabau
> mungkin perlu diadakan untuk memateri atau membuhul gagasan
> filosofi dasar dan pengimplementasian dari ABS-SBK ini. ***
> 
> --- On Tue, 4/21/09, Dr.Saafroedin BAHAR
> <saaf10...@yahoo.com> wrote:
> 
> > From: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com>
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Date: Tuesday, April 21, 2009, 9:42 AM
> > Tarimo kasih kembali Riri. Rumusan nan singkek padek
> itu
> > timbua karano alah panek mancubo untuk mencari
> konsistensi
> > dan koherensi dari iduik 'baminang-minang' --
> bak
> > kato pak Fasli Jalal -- dan indak maju-maju, atau
> kalau
> > maju, basiingsuik. 
> > Ya sudahlah. Ruponyo dek urang awak salamoko memang
> > indak paralu bana punyo wawasan nan konsisten jo
> koheren
> > doh. Nan saling batantangan pun oke-oke sajo.
> 'Angguak
> > anggak geleang amuah, dalam duo tangah tigo, unjuak
> nan
> > indak babarikan'. 
> > Antah kok nan kadatang, baa ko lah.
> Wallahualambissawab.
> >  
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo;
> > Lagan, Kampuang Dalam, Pariaman.)
> > "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka
> > Mamak" 
> > Alternate e-mail addresses: 
> > saaf10...@gmail.com;
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ________________________________
> > From: Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Cc: saafroedin.ba...@rantaunet.org
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 4:41:07 PM
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> > 
> > 
> > Pak Saaf,
> >  
> > Tarimokasi banyak, Pak. 
> >  
> > Posting pak Saaf nan iko pendek, tapi padek. Kadang2
> memang
> > tapikia dek ambo, tapi salamoko alun bisa
> merumuskannyo
> > dalam statements pendek.
> >  
> > Duo hal nan ambo ambiak jadi pelajaran: kita kok
> > kelihatannya bangga dengan kontradiksi dan
> inkonsistensi itu
> > dantak usahlah diusahakan untuk benar-benar mengerti
> secara
> > logika, coba saja mengerti secara 'minang' …
> > (quotation marks nan manguruang kato ‘minang’ pun
> lakek
> > di perhatian ambo)
> >  
> > Again, makasih, pak Saf
> >  
> > Riri
> > Bekasi, L, 46
> >  
> >  
> > 
> > ________________________________
> > 
> > From:RantauNet@googlegroups.com [mailto:
> > RantauNet@googlegroups.com ] On Behalf Of
> Dr.Saafroedin
> > BAHAR
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 3:35 PM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> >  
> > Riri,
> > Nah di situlah hebatnya, Riri. Perhatikanlah
> baik-baik --
> > cukup dalam wacana di RN ini saja -- apa masalah yang
> selalu
> > diperdebatkan dan siapa yang mendebat secara
> berkepanjangan
> > setiap upaya untuk menjabarkan ABS SBK itu secara
> koheren
> > dan konsisten, dan argumen apa yang selalu
> dikeluarkan.
> > Dalam buku saya 'Masih Ada Harapan' (2004)
> saya
> > mengutip pendapat Prof Amri Marzali yang mengatakan
> bahwa
> > kehidupan kita orang Minangkabau memang penuh
> kontradiksi
> > dan inkonsistensi, dan hebatnya, kita kok kelihatannya
> > bangga dengan kontradiksi dan inkonsistensi itu.
> > Jadi tak usahlah diusahakan untuk benar-benar mengerti
> > secara logika, coba saja mengerti secara
> 'minang',
> > apapun artinya itu. Akar masalahnya terletak pada
> disainnya,
> > sejak 'dari sono'-nya. 
> > Bagi saya pribadi, diterimanya -- atau tak
> ditentangnya
> > lagi -- 'Ranji ABS SBK' sudah cukup. 
> > Mengenai hal-hal lain yang lebih mendasar, saya
> serahkan
> > saja kepada para pakarnya, kepada para
> > 'stakeholders' lain seperti pada kaum muda dan
> kaum
> > perempuan Minang, dan akhirnya kepada perkembangan
> zaman. 
> > [Saya kan berkali-kali mengatakan saya bukan ahli adat
> dan
> > juga bukan ahli agama.]
> >  
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > (L, masuk 72 th, Jakarta ; Tanjuang, Soetan Madjolelo;
> > Lagan, Kampuang Dalam, Pariaman.)
> > "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka
> > Mamak" 
> > Alternate e-mail addresses: 
> > saaf10...@gmail.com;
> > saafroedin.ba...@rantaunet.org
> > saafroedin.ba...@yahoo.com
> >  
> >  
> >  
> >  
> > 
> > ________________________________
> > 
> > From:Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 3:02:31 PM
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> > Pak Saaf.
> > Kalau begitu,  harusnya (dengan logika dangkal saya)
> > segala issues yang tidak berkaitan dengan sistem
> kekerabatan
> > harusnya ga ada masalah lagi. 
> > Jadi harusnya orang2 awam seperti saya bisa dengan
> jelas
> > melihat “ini adat minangkabau” atau “ini
> bukan” …
> > Tapi rasanya kok belum2 juga ya …
> >  
> > Riri
> >  
> > 
> > ________________________________
> > 
> > From:RantauNet@googlegroups.com [mailto:
> > RantauNet@googlegroups.com ] On Behalf Of
> Dr.Saafroedin
> > BAHAR
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 11:45 AM
> > To: rantau...@googlegroups..com
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> >  
> > Riri dan para sanak sa palanta,
> > Kebetulan, salah seorang mahasiswa saya pada Program
> > Pascasarjana UGM tahun 2007 yang lalu berasal dari
> > Gorontalo, dan membenarkan bahwa masyarakat di sana
> > berpegang pada ABS SBK, seperti juga di Bengkulu,
> Riau,
> > dan Brunai.
> > Hanya bagusnya, mereka tak menghadapi komplikasi
> seperti di
> > Sumatera Barat, karena baik masyarakatnya maupun
> agama
> > islam mengajarkan sistem kekerabatan patrilineal.
> Berbeda
> > dengan kita di Sumatera Barat yang menganut sistem
> > kekerabatan matrilineal.
> > Dengan kata lain, masalah ABS SBK di Sumatera Barat
> bukan
> > pada Rukun Iman dan atau Rukun Islam, tetapi pada
> sistem
> > kekerabatan, dan seiring dengan itu, pada hukum
> waris. Dan
> > -- susahnya -- jika sudah bicara mengenai dua hal ini,
> maka
> > berhentilah semua wacana, kita akan berbicara
> berputar-putar
> > tak habis-habisnya seperti dapat dibuka kembali pada
> arsip
> > Rantau Net ini.
> >  
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > (L, masuk 72 th, Jakarta ; Tanjuang, Soetan Madjolelo;
> > Lagan, Kampuang Dalam, Pariaman.)
> > "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka
> > Mamak" 
> > Alternate e-mail addresses: 
> > saaf10...@gmail.com;
> > saafroedin.ba...@rantaunet.org
> > saafroedin.ba...@yahoo.com
> >  
> >  
> >  
> >  
> > 
> > ________________________________
> > 
> > From:Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 10:59:48 AM
> > Subject: [...@ntau-net] Re: ABS-SBK di Gorontalo
> > Kelihatannya masyarakat Gorontalo Bukan hanya
> mengenal,
> > tetapi malah lebih jauh. 
> >  
> > Ini juga dicantumkan dalam dokumen2 pemerintahan, ada
> yang
> > menyebutkan Adat bahkan menjadi pedoman dalam
> pelaksanaan
> > pemerintahan.(Profil Daerah Gorontalo di website
> Depdagri,
> >
> http://www.depdagri.go.id/konten.php?nama=Daerah&op=detail_provinsi&id_prov=13&dt=nilai&nm_prov=Gorontalo).
> >  
> > Nah, saya tidak tahu, apakah di Sumbar sikap
> masyarakat dan
> > pemerintahnya sampai kesini atau masih terbatas
> wacana2 di
> > palanta
> >  
> >  
> > Riri
> > Bekasi, L 46
> >  
> >  
> >  
> > -----Original Message-----
> > From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:
> > RantauNet@googlegroups.com ] On Behalf Of Lies Suryadi
> > Sent: Tuesday, April 21, 2009 7:57 AM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [...@ntau-net] ABS-SBK di Gorontalo
> >  
> >  
> >  
> > Dunsanak di lapau sakalian,
> > Ambo baco di koran, liek di tipi, masyarakat Gorontalo
> juo
> > mengenal ABS-SBK. Ha...baa pulo konsep mereka tu?
> Mungkin
> > lai ado sanak di lapau nan tau.
> >  
> > Wassalam.
> > Suryadi
> >  
> >  
> >  
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > saafroedin.ba...@rantaunet.org
> > saafroedin.ba...@yahoo.com
> > 
> 
>       
> 
> 
> 
> 
> 
>       
> 

      

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke