Kesan Ibu Keebet von Benda Beckmann terhadap penduduk nagari  Canduang 
Koto Laweh di buku Goyahnya Tonggak Mufakat.

Kami berterima kasih kepada Mr. Nasrun atas skesabaran beliau mengajari 
kami dasar-dasar Bahasa Minangkabau. Rasjid Manggis Datuak Rajo Panghulu 
dan Sinjar Datuak Mangkuto Sati mencurahkan banyak waktu mereka untuk 
menolong kami memahami lebih dari sekedar “bunga-bunga dan dedaunan” 
adat. Orang-orang nagari Canduang Koto Laweh menerima kami sebagai orang 
asing yang aneh, tetapi cukup ramah. Secara khusus saya berterima kasih 
kepada *Itam*, salah satu dari sedikit orang yang menyadari bahwa kami 
sungguh-sungguh tertarik kepada cara hidup mereka dan berusaha sebanyak 
mungkin menyesuaikan diri dengan kehidupan nagari. Dia selalu siap sedia 
menasehati saya dan merasa bangga bila dapat membuat saya berlaku seakan 
saya anggota dari kaum. Saya kwahatir bahwa dia tidak terlalu berhasil, 
tetapi tentunya itu bukan kesalahannya. Anak-anak di sekitar tempat kami 
berdiam selalu mencoba mempelajari sebanyak mungkin cara-cara kami yang 
aneh dan asing dan selalu memberikan tanggapan tentang perbedaan antara 
kami dengan mereka. Mereka membawa kegembiraan dan membantu kani apabila 
sumur kering dan air harus diambil dari Mesjid. *Datuak Bagindo Basa*, 
*Datuak Malano Basa*, *Palimo Putiah* dan *Sidi Katik* sangat membantu 
kami. Tanpa percakapan panjang dengan mereka, penelitian kami ini 
tentunya tidak mungkin terlaksana.

Kesan Pak Franz von Benda Beckmann terhadap penduduk nagari Canduang 
Koto Laweh di buku Properti dan Kesinambungan Sosial.

Masa-masa kami jalani di Minangkabau, terutama Canduang Koto Laweh, 
tidak akan terlupakan. Masa-masa itulah yang menyebabkan kami menjadi 
ahli antropologi hokum dan membentuk masa depan kehidupan akademis kami. 
Sejak beberapa tahun yang lalu, kami berkesempatan mengunjungi Canduang 
Koto Laweh beberapa kali, dan menjumpai beberapa teman lama, tetangga, 
dan kenalan kami. Sayang sekali, banyak dianatara sahabat-sahabat dan 
guru-guru kami yang sudah berumur, sekarang telah meniggal dunia. Mereka 
yang dulu bocah, sekarang sudah mempunyai anak, menjadi petani, pegawai 
negeri atau dosen di universitas, di Sumatera Barat atau di rantau. 
Namun, terlepas dari semua perubahan itu, kami tetap merasa kerasan dan 
rindu untuk pulang ka kampuang untuk belajar banyak tentang keadaan masa 
kini.

_______________________________________

Manuruik ambo Canduang Koto Laweh alah berkontribusi banyak terhadap 
perkembangan antropologi hukum di dunia.

Salam

Andiko Sutan Mancayo


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke