Sanak di lapau, Mungkin juo ko, ambo agak inok manuangkan setelah membaca kembali artikel Pak Taufik Abdullah mengenai Kaba Cindua Mato nan sadang ambo terjemahkan dan akan ternbit di Kuala Lumpur (di nugari awak nan laweh ko ndak ado universitas nan minaik mambuek JURNAL TERJEMAHAN doh; minaik bali oto sae nan banyak). Kok ado nan minaik mambaco terjemahan ko bisa mbo kirimkan. Wassalam,Suryadi
BEBERAPA CATATAN TENTANG KABA CINDUA MATO: SEBUAH CONTOH SASTERA TRADISIONAL MINANGKABAU Oleh Taufik Abdullah Diterjemahkan dari: Taufik Abdullah, “Some notes on the kaba Tjindua Mato: an example of Minangkabau traditional literature,” Indonesia (Cornell University) no. 9 (April) 1970, pp..1-22. Pada tahun 1923, ketika Normaal School di Bukittinggi, Sumatra Barat, Sekolah Raja[1] yang terkenal, memperingati hari jadinya yang ke-15, acara yang terpenting dari rangkaian pesta peringatan itu adalah pertunjukan Kaba Cindua Mato (Epik Cindua Mato). Urussetia acara itu, yang terdiri dari tokoh-tokoh lokal terkemuka dan para pejabat tinggi Belanda, berharap dapat mempertunjukkan bahawa Sekolah Raja memiliki tempat khusus di Minangkabau.[2] Epik ini juga dikutip berulang kali oleh para intelektual perantau Minangkabau di Jawa selama kampanye mereka tahun 1924 untuk menubuhkan Dewan Daerah Minangkabau (Minangkabauraad) yang kuat. Abdul Muis, seorang pemimpin dari gerakan itu dan pengarang sandiwara tersebut, berkata dalam bagian pendahuluan bahawa dari epik ini, “Dapat dilihat dengan jelas bahawa demokrasi di Minangkabau sudah dikenal sejak zaman dahulu.” dst...dst.... [1] Penggunaan Ejaan Lama, di luar rujukan (bibliography) dan kutipan langsung, diubah menurut Ejaan Baru (EYD) dalam terjemahan ini: misalnya Sekolah Radja menjadi Sekolah Raja dan Tjindua Mato menjadi Cindua Mato (Catatan penerjemah). [2] Tentang sekolah Raja atau Kweekschool, lihat K.A. James, “De Opleiding der Indlandsche Hoofden op de Buitenbezittingen,” Indishe Gids, I (1908), hlm. 16-22.======= --- Pada Sen, 14/9/09, Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org> menulis: Dari: Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org> Judul: [...@ntau-net] Re: Pulau Sumatera Pusat Peradaban Dunia, Indonesia Benua Atlantis Yang Hilang Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Senin, 14 September, 2009, 11:42 AM Nof, mungkin iyo juo. Lah marambah ladang urang ambo kalau gitu. Mungkin pikiran ambo alah “dicuci” dek literature akuntansi nan isinyo cost vs. revenue; cost effectiveness, atau nan model2 itu lah Riri Bekasi, l, 47 Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---