Saya tidak 
membela kelakuan buruk sebagian orang Minang, tetapi kelakuan semacam itu dapat 
kita jumpai pada semua etnis di nusantara. Jika berbeda, tentu kadar dan 
coraknya saja. (Ahmad Syafii Maarif : 17/16, resonansi republika)

kejadian2 seperti ini selalu terjadi di tempat bencana, luapan lumpur lapindo 
pun saat itu menjadi objek wisata baru dan kalau tidak salah gempa di Jogja 
beberapa waktu lalu pun terjadi juga, sehingga ada warga yang memasang spanduk 
yang tulisannya kurang lebih berbunyi "Bukan Objek Wisata" dan banner ini 
ditayangkan oleh salah satu tv swasta.
Dalam keseharian bisa ditemui juga, lihat saja jika ada kecelakaan di jalan, 
jalan macet bukan karena kecelakaan tapi karena kenderaan mengurangi 
kecepatannya bahkan ada yang berhenti hanya untuk menyaksikan, padahal yg 
menjadi korban baik kenderaan maupun orangnya sudah dipinggirkan.

Mungkin masyarakat sekitar tandikek atau mungkin relawan perlu juga membuat 
banner seperti itu.

wassalam,
harman



________________________________
From: ARIEF <ariefb...@gmail.com>
To: Milis RantauNet <RantauNet@googlegroups.com>; Sikola Rajo 
<iasma-bir...@yahoogroups.com>; UPBM MANIA <upbm_ma...@yahoogroups.com>; wstb 
<w...@googlegroups.com>; cadiak-pandai <cadiak-pan...@googlegroups.com>; 
taragak-basuo <taragak-ba...@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, October 6, 2009 2:37:58 PM
Subject: [...@ntau-net] KALAKUAN URANG AWAK : Nagari Tandikek Jadi 'Obyek 
Wisata"

IKOLAH KALAKUAN URANG AWAK, BUKANNYO MAMBANTU, TAPI BAPOTO.
Antah lahhhhh


Selasa, 06/10/2009 14:11 WIB
Gempa 7,6 SR di Sumbar

Nagari Tandikek Jadi 'Obyek Wisata"
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Padang - Setelah mengalami kerusakan parah akibat
gempa, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat, ramai dikunjungi orang. Wilayah yang kini luluh lantak
itu tak ubahnya 'obyek wisata' baru.

Nagari Tandikek kini tersohor ke seluruh dunia. Puluhan wartawan dari
media nasional dan internasional berdatangan ke lokasi tanah longsor
untuk memberitakan nasib ratusan nyawa warga yang tertimbun longsoran
tiga gunung yang mengapit desa itu. Kabar duka inipun terus menyebar.

Jadi tak guna heran, bila lokasi tanah longsor itu kini menjadi ramai
dikunjungi orang pascagempa. Padahal desa ini dulunya hanya
perkampungan kecil yang ada di lereng perbukitan. Tak ada yang istimewa
dari perkampungan itu. Masyarakatnya hidup dari pertanian padi di sawah.

Namun kini desa-desa itu rata dengan tanah. Tak ada lagi sisa rumah
yang terlihat. Timbunan tanah longsor mencapai ketinggian 10 meter.
Desa-desa itu laksana lapangan dengan lebar 400 meter dan panjang 30
km. Tiga desa itu adalah, Pulau Air, Lareh Nan Panjang dan Lubuk Laweh
yang dibelah dengan sungai.

Kini saban hari minimal ribuan
orang berkunjung ke sana. Mereka bukan mau memberi pertolongan pada
korban gempa, melainkan ingin melihat sisa-sia hancurnya perkampungan
itu. Mereka datang  dari berbagai daerah termasuk luar provinsi Sumbar.

Para 'wisatawan' itu cuma mejeng sembari berfoto ria di lokasi
perkampungan yang rata dengan tanah. Mulai pagi sampai sore hari, ada
saja warga yang berkunjung. Padahal banyaknya warga yang 'berwisata'
ini membuat repot petugas. Jalan kecil yang beraspal ala kadarnya itu
menjadi sempit dan mempersulit kerja tim evakuasi saat menemukan jasad
yang terkubur.

Pihak kepolisian memang sudah memberi batas
dalam radius 3 km dari lokasi tanah longsor. Warga tidak boleh membawa
kendaraan roda dua, terkecuali tim evakuasi. Namun hal itu tidak
menyurutkan warga untuk tetap berwisata.

"Masyarakat datang ke
kampung kami ini bukan ingin memberikan sumbangan, tapi hanya
melihat-lihat saja. Mereka cuma pinik ke mari. Buktinya kotak amal yang
kami sediakan, tak juga ada isinya," keluh Imron (45) warga Tandikek
kepada detikcom.


(cha/djo) 



-- 
Arief Rangkayo Mulia....
39 Th/ Asa Pakan Kamih /Tilatang Kamang / Agam
Perwakilan Bukittinggi TV - JAKARTA 
HP : 0813 1600 7756



      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke