Riri, ambo setuju jo pandangan Riri, baa mako untuak nan alah mamanuhi 
ruruk-rukun Islam nan lain indak diagiah gala sarupo haji tu pulo.Misalny. nan 
alah bazakat, kito agiah pulo gala. Ambo agak kikuk mamakai gala 'haji' ko 
karano bawaan ambo indak siak-siak bana. Agak galetek saketek, he he. {Urang 
dapua RN, jan bangih, pabiakanlah posting nan iko agak bajelo-jelo. Kan masih 
di bawah plafond.] Isinyo asyik, takaik jo wacana kito duku tantang gala di 
Minangkabau, karanyo tanyato indak sagalo daerah di Minangkabau nan 
malaksanakan 'ketek banamo gadang bagala' doh.

Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Sat, 1/16/10, Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org> wrote:

From: Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
Subject: RE: Bls: [...@ntau-net] Tuanku ---->APAKAH GELAR KHUSUS THARIKAT DAN   
  HANYA DI PARIAMAN ?
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Saturday, January 16, 2010, 3:03 PM




 
 







 



Pak Saaf, 

   

Tentang gelar “Haji” ini memang menarik. Tadi saya coba Tanya Mak
Google tentang gelar ini.  

   

Saya ketemu beberapa tulisan menarik yang isinya antara lain
bahwa Islam tidak egaliter, gelar Haji ini justru “diperkenalkan” oleh
Belanda waktu menjajah di sini. Sebelumnya, Syech Siti Jenar dan wali2 lain 
tidak
mencantumkan gelar Haji di depan namanya. 

   

Yang lebih menarik lagi buat saya tulisan begini. Haji
itu kan “hanya” satu dari 5 Rukun Islam. Kenapa untuk kita2 yang telah
menjalankan 4 rukun lainnya tidak mencantumkan gelar itu di depan nama kita
(misalnya S, S, P, Z).  

   

Riri 

Bekasi, l, 47 

   

   

   

   

   

   

   



From:
rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of 
Dr.Saafroedin
BAHAR

Sent: Saturday, January 16, 2010 1:16 PM

To: rantaunet@googlegroups.com

Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Tuanku ---->APAKAH GELAR KHUSUS
THARIKAT DAN HANYA DI PARIAMAN ? 



   


 
  Benar Iffah. 'Gelar' saya -- bersama beberapa orang tua lain seperti Prof
  Dr Taufik Abdullah, Dr Taufiq Ismail -- adalah 'Tuanku Pujangga Diraja'.
  Gelar itu adalah gelar kehormatan kerabat Pagaruyung, bisa diberikan kepada
  yang beliau-beliau anggap perlu. 
  Pengaruhnya ? Ya saya senang saja, bak kata pepatah ' rajo indak buliah
  manulak sambah', apalagi saya kan sudah ada gelar sako 'Sutan Madjolelo' dari
  suku Tanjung di Kampung Dalam, Pariaman. [Selain gelar akademik 'doktor'.
  'Brigjen' bukan gelar, tapi pangkat dalam struktur hirarki militer.] Btw,
  apakah titel 'haji' itu suatu gelar, ataukah sekedar 'ijazah' sudah pernah ke
  Tanah Suci ? Jarang sekali saya pakai. 
     
  
  Wassalam,

  Saafroedin Bahar 
  
  
  (Laki-laki,
  masuk 73 th, Jakarta)  
  
  

  

  

  --- On Sat, 1/16/10, hanifah daman <iffa...@yahoo.com>
  wrote: 
  

  From: hanifah daman <iffa...@yahoo.com>

  Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Tuanku ---->APAKAH GELAR KHUSUS THARIKAT
  DAN HANYA DI PARIAMAN ?

  To: rantaunet@googlegroups.com

  Date: Saturday, January 16, 2010, 12:29 PM 
  
  
   
    Waalaikum Salam Wr Wb bapak Saaf

    

    Perasaan bapak bergelar TUANKU DIRAJA  .... (maaf lupa )

    Apa maksudnya itu bapak ???

    Apa pengaruhnya gelar tersebut ke bapak atau ke Pagaruyung ???

    

    Maff ya pak kalau tidak berkenan.

    Pengen tau boleh dong he he he

    

    Wass

    

    

    Hanifah

    

    

    --- On Sat, 1/16/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com>
    wrote: 
    

    From: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com>

    Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Tuanku ---->APAKAH GELAR KHUSUS THARIKAT
    DAN HANYA DI PARIAMAN ?

    To: rantaunet@googlegroups.com

    Cc: "Suryadi" <niadil...@yahoo.co.id>

    Date: Saturday, January 16, 2010, 10:48 AM 
    
    
     
      Assalamualaikum w.w. Sanak
      Arman Bahar, Dinda Ajoduta, dan para sanak sa palanta, 
      Informasi ini sangat
      menarik, karena menjelaskan bahwa gelar 'tuanku' dewasa ini adalah 1)
       gelar khas untuk para guru agama dari kelompok tharikat [di Sumbar
      kelihatannya ada dua: Syattariah dan Naqsyabandiah, (?)] dan hanya --
      atau terutama terdapat di Pariaman. 2) gelar 'tuanku' sama dengan gelar
      'khalifah', dan setara dengah gelar 'kiyai' di Jawa; 3)  gelar
      kehormatan yang diberikan baru-baru oleh kerabat Pagaruyung 
      Saya kurang tahu, apakah
      dalam zaman Paderi dahulu [1803-1838] juga demikian, oleh karena menurut
      kesan saya gelar 'tuanku' dan 'tuanku imam' Paderi lebih merupakan
      penguasa wilayah,, yang mempunyai dua bidang kewibawaan, yaitu dalam
      bidang keagamaan dan militer, dan disifatkan baik dengan ciri pribadinya
      [seperti Tuanku nan Tuo, Tuanku nan Renceh] atau dengan nama wilayah yang
      dikuasainya [Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Rao, Tuanku Koto Tuo, Tuanku
      Tambusai ]. Jadi dengan arti ini total jenderal ada empat arti gelar
      'tuanku'. 
      Tolong sanak yang lebih
      mengetahui hal ini -- terutama Sanak Suryadi di Leiden -- bisa
      mencerahkan kita semua. 
         
      
      Wassalam,

      Saafroedin Bahar 
      
      
      (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)  
      
      

      

      

      --- On Sat, 1/16/10, Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com>
      wrote: 
      

      From: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com>

      Subject: Bls: [...@ntau-net] Tuanku

      To: rantaunet@googlegroups.com

      Date: Saturday, January 16, 2010, 9:57 AM 
      
      
      
      Assalamualaikum ww 
        
      Ajo Duta sarato mamak ‘n dunsanak sadonyo 
        
      Maaf, bia lah ambo sato ciek satantangan Tuanku ko 
        
      Badeda jo gelaran Tuanku nan dilakek-kan Tuanku Imam Bonjol cs
      dizaman-nya gelaran tuanku kadang2 dilafazkan tuangku di Pariaman 
        
      Tuanku di Pariaman umum dipakaikan untuk pemuka atau yang telah
      dianggap lulus dalam pengajian ala Tharikat Satariyah yang berpusat di
      Ulakan Pariaman 
        
      Pengukuhan gelar ini tentu juga ada seremoni tertentu minimum
      ba-bantai-an sa-ikua kambiang (babeda jo pengukuhan gelar datuak se-ekor
      kerbau) 
        
      Macam2 gelar yang dipakaikan seperti misalnya mamak dari nenek saya
      yang berkedudukan di Surau Bungo di Koto Marapak Pariaman dulu, beliau
      bergelar Tuanku Palak Ubi karena pada siang hari kalau ingin ketemu dia
      di-palak atau kebun dan kebetulan sedang panen2nya ubi maka lekatlah
      gelar baru Tuanku Palak Ubi –padahal gelar aslinya bukan itu 
        
      Para Tuanku ini disamping dianggap lebih banyak tahu soal2 agama
      hingga tidak pula salah kalau ditingkat lokal mereka dikategorikan
      sebagai ulama walau tidak sama ke-ulama-an mereka dengan ulama MUI
      misalnya yang banyak bergelar propfessor yang S3 atau tamatan perguruan
      tinggi Al Azhar Mesir atau Timur Tengah lain-nya yang jelas ulama lokalan
      ini dianggap banyak kelebihan lain seperti misalnya merangkap “pandai
      ubek” yang dapat menyembuhkan banyak penyakit hanya dengan semburan air
      putih saja atau kepandaian2 lain-nya sehingga tidak hairan mereka sangat
      dihormati bahkan di-kultus-kan sebagaimana kiyai2 NU di Jawa sono,
      maklumlah masyarakat kita dikampung2 yang pendidikan mereka dibawah rata2
      untuk soal2 seperti ini apalagi berbau gaib bahkan klenik sangat laris
      sehingga banyak tuanku, khalifah maupun kiyai yang dikeramatkan seperti
      misalnya ada saja pelayat yang mengauik agak sakauik tanah kuburan Gus
      Dur untuk keperluan tertentu     
        
      Nenek saya dulu enak sih, karena setiap hari ada saja orang yang
      datang minta di”tawa-i” oleh mamaknya Tuangku Palak Ubi tersebut dan
      tentu saja para pasien akan meninggalkan tips entah itu berupa se-ekor
      ayam, pisang satandan, talua itiak atau ayam dan lain2 bahkan ada juga
      yang bernazar “ kok cegak-lah anak awak sudahko, basidakah juo awak-nyeh
      sikua kambiang ka tuangku” 
        
      Ambo kurang pasti apokah tharikat iko alah ado juo sajak zaman
      Shekh Burhanuddin di abad ke 17 dulu karena dizaman itu di Sumatera
      terutama Aceh dan pesisir Sumatera sedang berkembang Islam Syiah ataukah
      mungkin juga tharikat ini berkembangnya lama berpuluh tahun sesudah
      beliau tiada 
        
      Berbeda dengan pengikut tharikat Naqsabandiyah yang berkembang
      disebagian Riau, Sumbar, Jambi dan Sumut, mereka tidak melekatkan gelar
      Tuanku kepada pemuka atau lulusan pengajian mereka tetapi yang dilekatkan
      adalah gelar Khalifah misal gelar Khalifah Abu Kasim, salah seorang
      kenalan saya di Duri Riau  
        
      Wasalam 
      abp57   
      
      
         
      
      
      
      
      Dari: ajo duta
      <ajod...@gmail.com>

      Kepada: rantaunet@googlegroups.com

      Terkirim: Jum, 15 Januari, 2010 22:10:42

      Judul: [...@ntau-net] Tuanku 
      
      Assalaamu'alaikum sanak kasado alahe, 
      
      
        
      
      
      Kito sadonyo tau panggilan Tuanku, yaitu tampek
      batanyo masalah masalah ugamo, 
      
      
      dikampuang awak, baik itu soal ibadah, muamalah
      dan dakwah. Kalau di Jawa samo  
      
      
      jo Kyai, kalau di Sumba disabuik Tuan Guru. 
      
      
        
      
      
      Posisiko Tuanku tantu sangat mulia. Namun kalau
      terjadi pelencengan maka posisi 
      
      
      ini menjadi baban pada umat. 
      
      
        
      
      
      Rayo Haji lalu ambo dikampuang ambo Gasan Gadang,
      Pariaman sekalian bakurban. 
      
      
      Saat jawi siap didabiah, indak bisa dilakukan, karano
      alun ado Tuanku. "Lho kok?", tanyo 
      
      
      ambo ka kamanakan nan makordinir. Ambo dapek
      penjelasan sado urusan disiko supayo 
      
      
      dapek berkah harus melalui do'a Tuanku. Mulai
      mambangun rumah, baralek, basunaik 
      
      
      dan sagalo macam. Melaluiko artinyo ado upacara do'a
      dengan sagalo pernik persyaratan 
      
      
      nasi kuniang, bungo pinang, bungo rampai and last but
      not least amplop baisi pitih untuk 
      
      
      sia kalau bukan untuak Tuanku. Ruponyo zakat
      fitrahpun ruponyo harus diserahkan ka 
      
      
      tuanku. Alah maak..........ambo dek indak pernah
      tingga di kampuang iyo cuma bisa tangongong 
      
      
      sajo. 
      
      
        
      
      
      Kembali ka jawi nan kadidabiah, Tuanku akhirnyo datang
      diiringi beberapa "pengawal" disaat 
      
      
      ambo ka bagageh ka BIM. Memang akhirnyo ambo cuma bisa
      basalaman jo Tuanku, 
      
      
      indak bisa ikuik mandabiah jawi jawi tu.  
      
      
        
      
      
      Di ateh oto, nakan nan tingga di Padang, karajo di
      Piaman manjalehkan bahwa kiprah 
      
      
      Tuanku indak ado dikota-kota. Itu hanyo praktek di
      jorong dan nagari. Kalau di kampuang 
      
      
      sanak baa? Apokah iko cuma di Piaman sajo?

      Wassalaamu'alaikum

      ajoduta/17081947/usa 
      
      
      
      
         
      
      
      
      Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru 

      Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi! 
      
      
      -- 

      .

      Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan
      ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

      ===========================================================

      UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

      - DILARANG:

        1. Email besar dari 200KB;

        2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur
      pribadi; 

        3. One Liner.

      - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

      - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

      - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

      - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email
      lama 

      ===========================================================

      Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
      keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
      
      
       
    
    
    -- 

    .

    Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
    lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

    ===========================================================

    UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

    - DILARANG:

      1. Email besar dari 200KB;

      2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur
    pribadi; 

      3. One Liner.

    - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

    - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

    - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

    - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

    ===========================================================

    Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
    keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
    
    
     
  
  
  -- 

  .

  Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
  lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

  ===========================================================

  UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

  - DILARANG:

    1. Email besar dari 200KB;

    2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur
  pribadi; 

    3. One Liner.

  - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

  - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

  - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

  - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

  ===========================================================

  Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
  keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
  
  

   



 


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



      
-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke